Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 9 Tak Terduga!

Pada saat ini, Mendra yang berada di dalam lemari tampak bingung. Jika bukan demi uang, kenapa si bajingan tua ini masih merebut tanah keluarga kita, hah?

"Eh?" Jessica seketika tertegun. Dia pun juga tampak sedikit bingung. "Jika bukan demi uang, kengapa kamu masih ingin melakukan hal semacam ini?"

"He he..." Markus terkekek-kekek. Wajahnya pun tiba-tiba berubah menjadi lebih menyeramkan.

"Bukankah ini karena kakak ipar cantik Mendra yang menyebabkan masalahnya. Dengan bentuk tubuh seperti itu, tentu akan membuat orang yang melihat bersemangat! Jika bisa tidur selama satu malam, betapa nikmatnya diriku, kan!” Markus pun tertawa kecil beberapa kali dan wajahnya tampak menjijikkan.

"Aku juga sudah memberi tahu Ayu tentang hal ini. Selama dia bersedia tidur denganku, aku akan mengembalikan tanah itu ke mereka. Hah, sayangnya, Ayu masih bersikeras menolaknya.” Markus menggelengkan kepalanya dan tampak sangat menyesal.

"Dasar, kenapa pikiranmu begitu mesum. Apakah kamu tidak takut pria orang lain akan datang mencarimu!" Jessica menatap jijik Markus sambil memarahinya.

Jessica dengan cemas menoleh ke lemari. Dia benar-benar takut bahwa Mendra, yang berada di dalam, akan melompat keluar dan menghajarnya..

Pada saat ini, Mendra yang berada di dalam lemari juga sangat marah. Kakak ipar yang begitu sempurna dalam hatinya ini, ternyata malah terlibat dengan orang tua mesum ini.

Tidak heran ketika dia memberi tahu kakak iparnya bahwa dia akan kembali ke rumahnya, ekspresi wajahnya tampak begitu aneh. Ternyata karena hal seperti ini.

Mendra berusaha menahan amarahnya dan keinginan untuk segera membunuh Markus. Dia pun menjadi penasaran dan kembali bersandar dan mengintip dari balik celah pintu.

"Huh!"

Dia pun melihat Markus tiba-tiba mendengus dingin, lalu menatap puas Jessics dan berkata, "Pria Ayu itu suka bersenang-senang dan bermain-main di luar. Dia sama sekali tidak melakukan kerjaan apa-apa. Katanya dia telah menemukan seorang wanita di kota. Kamu tidak lihat dia sudah berapa lama tidak pulang kembali. Menurutku, mungkin mereka sudah bercerai! "

"Tidak mungkin. Ayu begitu cantik, bisakah Hendra melepaskannya begitu saja?" Jessica pun tertegun. Dia jelas tidak dapat mempercayainya.

"Kuberitahu kamu ya, terakhir kali Hendra pulang kemari, aku mengajaknya pergi minum-minum. Dia pun mabuk dan memberitahuku bahwa ketika dia memiliki kesempatan, dia pasti akan pergi dengan Ayu untuk mendapatkan sertifikat perceraian. He he, jika nantinya Ayu kesepian, maka bukankah aku akan punya kesempatannya..." Markus terkekek-kekek. Dia jelas terlihat sangat bahagia.

"Huh! Kalian laki-laki memang tidak baik. Adik Ayu adalah orang yang baik, Hendra ini memang tidak tahu berterima kasih. Nanti ketika di rebut oleh orang lain, dia akan menyesalinya.” Jessica memelotot kesal Markus sambil berkata dengan amarah.

"He he... Jessica, dia memang tidak baik, tapi aku itu baik. Cepat biarkan aku menyayangimu..."

Markus mendengus kuat dan tangan besarnya pun menyentuh tubuh Jessica.

"Jangan... di sana tidak bileh... Ah..."

Setelah beberapa saat, Jessica disentuh oleh Markus. Wajahnya memerah dan napasnya pun terengah-engah. Keduanya segera berbolak-balik di atas ranjang.

........

Pada saat ini, Mendra yang berada di lemari pun menyaksikan Jessica yang menjerit di bawah tubuh Markus. Hatinya pun terbakar dengan api amarah.

Pikiran Mendra menjadi tidak stabil. Dia hanya merasa sekujur tubuhnya menjadi tegang, darah di seluruh tubuhnya seakan mengalir ke satu tempat, dimana pada pergi ke arah titik di bawah perutnya itu.

Namun, yang membuat Mendra tidak menyangka adalah, bahwa Markus yang terlihat sangat kuat ini, tidak disangka malah sangat payah. Setelah beberapa saat, tubuhnya bergetar dan jatuh di atas tubuh Jessica.

"Tidak lagi. Jessica, aku tidak tahu apa yang terjadi hari ini, tapi aku merasa seperti ada orang yang sedang mengintipku." Markus terengah-engah dan wajahnya pun tampak lelah.

Wajah Jessica memerah. Dia pun tampak sedih dan kecewa. Dia baru saja mulai merasakan kenikmatan, tapi Markus ini malah menyerah begitu saja.

Oh iya, bukankah bagian itu Mendra sudah bisa digunakan. Nanti biarkan dia saja yang memberiku…

"Jessica, kalau begitu aku pergi dulu, ya. Aku akan kembali padamu lain hari. Tunggu aku, ya." Markus mengenakan pakaiannya, lalu segera keluar dari rumah Jessica.

Melihat bahwa pria itu telah pergi jauh, wajah Jessica memerah dan berteriak centul ke arah lemari tersebut. “Keluarlah, Mendra."

Terdengar suara derit pintu terbuka pada lemari tersebut. Mendra pun keluar dari dalam sana.

Melihat wajah Jessica yang memerah, Mendra pun menatapnya beberapa kali lagi. Tetapi begitu mengingat bahwa dia baru saja dipermainkan Markus, dia pun tiba-tiba merasa jijik.

"Kak Jessica, aku juga pamit dulu, ya. Sebaiknya kamu istirahat. Aku tidak akan membicarakan ke orang-orang mengenai kejadian di gunung itu."

Dengan senyum tipis, Mendra melambaikan tangannya dan segera berjalan keluar dari rumah Jessica.

"Mendra, kakak ipar masih mau kamu…”

Melihat sosok sedih punggung Mendra, Jessica pun bergumam.

...............

Saat itu pukul sepuluh malam ketika Mendra keluar dari rumah Jessica. Angin sepoi-sepoi yang sejuk meniup wajahnya, membuatnya merasa semacam kenyamanan.

Di dalam benaknya, dia pun teringat dengan perkataan Markus mengenai kakaknya, Hendra. Mendra dari awal telah mendengar rumornya. Tetapi Mendra tidak menyangka bahwa dia ingin menceraikan kakak ipar. Tetapi entah mengapa, Mendra malah merasa sedikit senang.

Hah, haruskah masalah ini diberitahu kakak ipar atau tidak?

Ketika memikirkannya, Mendra pun telah sampai ke depan pintu rumahnya. dia mendorong buka pintunya dan dengan cepat melangkah masuk.

Dia pun melihat bahwa pintu kamar kakak iparnya tertutup rapat, dimana diperkirakan bahwa dia sudah tidur. Lalu Mendra mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi. Dia menyeka seluruh tubuhnya dengan air dingin, kemudian bersiap-siap untuk kembali tidur.

"Ahh…”

Baru saja berjalan ke depan pintu, tiba-tiba di halaman yang sunyi itu terdengar erangan seorang wanita.

Mendra pun tertegun, lalu berjalan mengikuti arah suara itu. Setelah menemukan asal suaranya, dia pun baru menyadari bahwa suara itu sebenarnya berasal dari kamar kakak iparnya.

Lalu Mendra diam-diam berjalan ke arah jendela, berdiri berjinjit dan melihat ke dalam dengan bantuan sinar rembulan.

Dia hanya melihat bahwa wajah cantik Ayu memerah dan tangannya memegang sebatang mentimun yang kuat, dimana di atasnya tampak terdapat noda air. Dia pun tidak berhenti menggosokkan ke bagian bawah perutnya itu.

Pikiran Mendra menjadi tidak stabil. Dia pun ingin menempelkan matanya ke atas sana. Dia tidak menyangka bahwa kakak iparnya akan menggunakan mentimun untuk memuaskan keinginannya. Dia sebelumnya paling banyak juga melihatnya dalam film kecil. Tetapi dia tidak menyangka bahwa adegan realistis seperti itu malah akan terjadi di hadapannya.

Buk…

Mendra tidak dapat mengendalikan perasaannya, lalu tidak sengaja menendang ke cabang pohon layu yang berada di sebelahnya. Dia pun mengeluarkan suara dan suaranya berdering keluar.

"Siapa itu!" Ayu tampak terkejut dan segera mengambil selimut, menutupi tubuhnya. Wajahnya memerah dan dia segera menhadap ke suara yang berada di balik jendela.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu