Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
"Ahh!"
Menjerit, Ayu melihat Mendra tiba-tiba menerobos masuk, tangan kecilnya berhenti bergerak dengan cepat, wajahnya memerah dan dia menatap Mendra dengan malu-malu.
"Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu…..."
Dengan tatapan panas, Mendra memandang Ayu yang telah memasukkan setengah mentimun ke bagian itunya, dan nafsu yang telah padam dalam hatinya tiba-tiba terbakar lagi…...
"Kakak ipar, aku, aku lupa ini…..." Mendra menyeringai sambil menggaruk kepalanya karena canggung.
Dengan wajah memerah, Ayu dengan cepat mengeluarkan mentimunnya, dengan dengusan yang menawan, dan buru-buru menutup daging lembut montok dadanya dengan tangannya dan kulitnya berubah merah muda.
"Kalau begitu, kamu masih tidak cepat keluar…..."
"Oh oh... aku akan segera keluar…..."
Dengan enggan menarik pandangannya, Mendra dengan susah payah mengalihkan pandangannya dari Ayu.
"Kalau begitu aku pergi, kakak ipar, aku akan memasak makan siang dulu…..."
Mendra buru-buru menutup pintu kamar Ayu, dia benar-benar takut dia tidak bisa menahannya, dan akan menerkamnya langsung. Dengan cepat berlari ke dapur untuk menyibukkan diri.
.........
"Kakak ipar, makanannya sudah siap, cepat ke sini untuk makan…..."
"Oh, baik…..."
Ayu menjawab dan berjalan keluar dari kamar, wajahnya masih sedikit merah, jelas masih belum hilang dari suhu residu yang luar biasa.
"Ngomong-ngomong, kakak ipar, aku akan naik ke gunung dengan Angeline untuk memetik beberapa jamur liar nanti sore, sekalian mendapatkan beberapa burung pegar untukmu…..." Mendra dengan cepat makan dua suap nasi dan berkata.
"Oh, baiklah, kalau begitu kamu hati-hati saat naik gunung..." Dengan hati yang hangat, Ayu memandang Mendra dengan lembut dan menasihati.
"Baik...."
........
Setelah makan, Mendra kembali ke dalam rumah dan beristirahat sebentar. Dia mendongak dan menatap jam di dinding, sudah jam dua siang.
Setelah bangun dan berjalan ke halaman, dia mencuci muka dengan air dingin. Mendra berjalan cepat menuju rumah Angeline karena dia takut mengganggu Ayu yang sedang tidur siang.
Tok tok!
"Angelina, buka pintu, aku Mendra..." Mendra berdiri di pintu dan berteriak ke arah dalam.
Setelah beberapa saat, pintu terbuka dengan suara deritan, Angeline dengan wajah bahagia, bergegas keluar rumah dengan keranjang punggung.
"Ayo pergi, Kakak Mendra…..."
Dengan cepat meraih keranjang punggung di tangan Angeline, Mendra menggendong di pundaknya, "Aku akan membawanya, Angeline, kamu seorang gadis rumah, bagaimana kalau kamu kelelahan!"
Wajahnya memerah, Angeline memandang Mendra yang begitu perhatian, tangan kecilnya yang halus diam-diam memegang tangan besar kasar Mendra.
Ada keringat di telapak tangannya, jadi Mendra digandeng oleh Angeline dan berjalan menuju gunung.
Seperti kata pepatah, menyesuaikan dalam kondisi apa pun di tempatmu sendiri, Mendra dan Angeline berjalan perlahan di lereng bukit dengan punggung menghadap matahari, hanya di tempat yang teduh seperti ini baru ada jamur liar yang ingin dipetik mereka hari ini.
"Wow! Kakak Mendra, lihat itu, ada banyak jamur liar di sini!"
Dengan ekspresi gembira, Angeline tiba-tiba melihat sebidang besar jamur liar di atas batu besar. Melihat dari jumlahnya, setidaknya ada beberapa puluh kilogram!
"Oh ya... hebat, Angeline, kamu luar biasa, sekali naik gunung sudah mendapatkan begitu banyak..." Mendra juga sangat gembira dan dengan cepat memujinya.
"Haha .... Kakak Mendra, ayo cepat kita petik..."
Keduanya tertawa keras, dengan cepat meletakkan jamur liar di keranjang di punggung Mendra, setelah mengguncangnya, Mendra berkata dengan gembira, "Angeline, aku merasa bahwa ini setidaknya ada dua puluh lima kilogram, kali ini biaya sekolahmu akhirnya sedikit diselesaikan…... "
"Ya, terima kasih, Kakak Mendra..."
Melihat keringat yang mengalir dari dahi Mendra ketika dia sibuk, Angeline juga tidak takut kotor, dengan cepat mengambil sudut pakaiannya dan membantu Mendra untuk menyekanya.
Tiba-tiba, aroma unik seorang gadis muda mengambang ke hidung Mendra, hatinya bergetar dan terjadi reaksi perlahan-lahan di bawah perut bagian bawahnya.
"Kakak Mendra, kamu…... sepertinya bagianmu itu bangun lagi…..."
Dengan wajah memerah, Angeline melihat tonjolan tinggi di selangkangan Mendra, hatinya bergetar, dia tidak bisa menahan diri lalu mengatakannya…...
Wajah tua itu memerah, Mendra dengan cepat menundukkan kepalanya dan melihatnya barangnya sendiri, tampaknya berdiri tegak lagi.
Aku juga tidak tahu apa yang salah. Sejak terakhir kali minum obat China yang dibuat oleh Ayu, barangnya menjadi sangat sensitif, dan bahkan sedikit rangsangan akan langsung mengeras.
Melihat Mendra dengan malu-malu, Angeline tidak bisa menahan untuk melihat tonjolan di celana Mendra lagi.
Dia mendengar dari para wanita di desa sebelumnya bahwa semakin besar barang pria maka semakin baik dan ketika di tempat tidur bisa membuat wanita naik ke surga…...
Meskipun Angeline tidak mengerti apa yang disebut 'naik ke surga', tapi melihat ekspresi keinginan para wanita, Angeline merasa bahwa itu pasti hal yang sangat nyaman.
Melihat Mendra dengan malu-malu, Angeline bertanya dengan suara malu-malu, "Kakak Mendra, bisakah kamu membiarkanku melihat barangmu itu, aku sudah tumbuh dewasa dan belum pernah melihatnya..."
"A...."
Mendra tampak tertegun dan berpikir bahwa telinganya telah salah dengar. Gadis ini benar-benar ingin melihat barangnya. Ketika dia berada di ruang tamu terakhir kali, dia tampak seperti sedang menatap dirinya. Mungkinkah gadis ini memikirkan keinginan dengan lawan jenis?
"Angeline, untuk apa kamu ingin melihatnya, tidak ada yang perlu dilihat..." Mendra berkata dengan ekspresi bingung.
"Jangan begitu, Kakak Mendra, aku hanya ingin melihatnya sebentar. Kamu tidak membiarkanku melihatnya terakhir kali di rumahku. Kali ini, bisakah kamu biarkan melihatnya sebentar, Kakak Mendra… "
Angeline mengerutkan mulut kecilnya dan mengguncang lengan Mendra dengan manja, dan dua gunung di dadanya menggosok lengan Mendra dengan lembut.
"Baik, baik…... tapi kamu tidak boleh bicara sembarangan tentang masalah ini kepada orang lain, terutama ibumu!" Mendra agak takut diketahui oleh Lestari dan buru-buru berkata.
"Ya, jangan khawatir, Kakak Mendra, aku tidak bodoh!"
Dengan cepat mengangguk, Angeline menatap Mendra penuh penantian, wajahnya yang cantik sedikit memerah.
"Baiklah...."
Melihat lurus, Mendra perlahan membuka ritsleting celananya dan melepas celananya dengan cepat.
"Um... sangat besar... Kakak Mendra, bagaimana punyamu ini bisa tumbuh besar..." Angeline memandang bagian Mendra yang mengeras dan berapi-api dengan rasa ingin tahu dan berkata dengan wajah kemerahan.
Tangan kecil halus Angeline dengan berani memegang barang-barang panas Mendra, dan menjentikkannya ke atas dan ke bawah.
Stttt....
Setelah menarik napas tajam, Mendra hanya merasakan perasaan dingin dan lembut, yang keluar dari telapak tangan Angeline Sentuhan yang luar biasa membuat Mendra menjerit dalam hatinya.
"Hei, Kakak Mendra, mengapa barangmu ini menjadi semakin keras…... Ya, kenapa tubuhku mulai panas…..."
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoUntouchable Love
Devil BuddyHusband Deeply Love
NaomiMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaIstri Yang Sombong
JessicaMy Goddes
Riski saputroMy Superhero
JessiKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)