Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 37 Membicarakan Sesuatu!

Setelah menyingkirkan tangan Mendra lagi, Jessica berkata dengan nada yang tidak enak: “Bocah, jangan cari masalah, aku mencarimu ingin mendiskusikan sesuatu, apakah saudara iparmu ada di rumah?”

“Hmmm, dia ada di rumah, memangnya ada masalah apa, sampai kamu bertanya dia di mana?” Melihat ekspresi wajah Jessica yang sedikit mencurigai, Mendra bertanya.

Ayu dan Jessica biasanya jarang berhubungan, kenapa dia datang mencari saudara ipar, berbicara tentang urusan keluarga?

“Astaga, ini bukan tempat untuk berbicara, kita masuk kerumah kalian dulu, dan baru bicarakan lagi.” Jessica tanpa berkata lagi langsung berjalan menuju ke dalam halaman Mendra.

“Baiklah kalau begitu.”

Memegang tangan Jessica yang lembut, Mendra menggerakkan tangan Jessica.

Hatinya sedikit gatal, Jessica juga tahu bahwa Mendra sedang menggodanya. Tangannya yang satunya dengan cepat mengarah ke selangkangan Mendra dan meraihnya!

“Huuu! Seberapa besar itu!”

Jessica segera menunduk untuk melihatnya, dan kemudian menyadari bahwa bagian bawah Mendra sangat besar.

Benar saja, pria muda mempunyai uang yang cukup, dirinya baru saja menabrak benada itu dan benda itu berdiri, jika dirinya bisa melakukannya sendiri... Tut Tut, itu tidak akan menyenangkan!

“Apa yang besar, Jessica?” Dengan terkekeh, Mendra sengaja meluruskan pinggang, dan bertanya sambil bercanda.

Baru saja, ketika berselingkuh dengan saudara iparnya di dapur dan dilihat oleh dirinya, Mendra sudah dipenuhi amarah, melihat janda cantik yang datang ke rumahnya, dia tidak akan mungkin melepaskannya.

Wajahnya memerah, Jessic melihat ada sesuatu yang akan meledak di celana Mendra, dan tidak tahan untuk memegangnya.

Tetapi setelah dipikir-pikir, dirinya punya urusan untuk berbicara dengan Ayu hari ini, selain itu, kedepannya dirinya akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertemu Mendra, dirinya pasti bisa merebut pria ini!

“Apa lagi, dasar bocah, masih belum bergegas masuk, aku ada urusan mendesak dengan saudara iparmu.”

“Hehe...” Dengan senyum jahat, Mendra dengan cepat membawa Jessica ke ruang tamu dan menyuruhnyanya duduk di sofa.

Pada saat ini, Ayu ada di kamar tidur, dia baru saja mengganti pakaiannya dan dengan cepat berjalan ke ruang tamu.

“Ayu, kamu akhirnya datang...” melihat Ayu, Jessica dengan cepat dan hangat menyapa.

“Yah....” Ayu menjawab, Melihat Jessica dengan antusiasme seperti itu, Ayu merasa aneh, dirinya jarang berhubungan dengannya.

Melihat Jessica dengan ekspresi bingung, Ayu bertanya dengan suara pelan: “Saudara ipar Jessica, jika ada sesuatu, kamu langsung katakana saja.”

“Baiklah, aku akan mengatakan yang sebenarnya, Ayu, besok di brigade akan ada pemilihan seorang direktur wanita, apakah kamu tahu masalah ini?”

“Aku tahu...”

“Aku ingin mengatakan, bisakah kamu memilihku besok, aku seorang janda yang tidak mempunyai apa-apa, aku terlalu sibuk dengan tanaman di ladang, tidak mudah untuk menjadi seorang direktur wanita, sdan tidak mudah untuk mendapatkan uang untuk makan dalam sebulan, jadi aku meminta kamu untuk memilih aku, bisa tidak?”

Ekspresi wajah Jessica menjadi pahit, ketika berbicara, matanya memerah, seolah dia ingin menangis, ekspresi wajah cantiknya sangat malang, dan dia menambahkan beberapa godaan.

Melihat akting Jessica, Mendra mencibir di dalam hatinya.

Sialan, wanita ini benar-benar berjuang keras untuk menjadi direktur wanita, tubuhnya telah dimainkan oleh Markus, sekarang dia memohon dengan saudara iparnya seperti ini, tidak tahu lagi harus berpikir apa.

Ayu menatap tatapan pahit Jessica, hatinya melemah, dia dengan cepat menggenggam tangan Jessica dan menyetujuinya.

“Jangan khawatir, saudara ipar Jessica, aku pasti akan memilihmu besok, dan Mendra, aku akan menyuruh dia memilihmu...”

“Wuwu... Ayu, aku, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa, ketika Markus secara paksa menduduki tanahmu, aku membelanya, aku benar-benar buta!”

Jessica terisak pada Ayu dan berkata dengan air mata penyesalan.

“Tidak apa-apa... semuanya sudah berlalu, kita adalah wanita, kita harus saling membantu.” Ayu menepuk tangan Jessica dan berbisik: “Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah makan, Mendra dapat burung saat di pergi ke gunung, kamu makan dulu saja?”

“Terima kasih Ayu, aku sudah makan, kebetulan juga aku harus pergi ke rumah orang lain, aku pergi dulu.” Selesai berbicara, Jessica dengan cepat berdiri dan berjalan menuju gerbang.

“Mendra, kamu pergi antar saudara ipar Jessica.” Ayu memandang Mendra dan berkata dengan suara yang pelan.

“Baiklah...”

Setelah menyetujuinya, Mendra berjalan ke samping Jessica, tangannya tanpa sopan memukul pantatnya, dengan nada yang aneh berkata: “Aku akan mengantamu saudara ipar Jessica...”

Wajahnya sedikit merah, Jessica mengangguk, dan dia memelototi Mendra.

“Ngomong-ngomong, Mendra sekalian kamu pergi ke ladang dan mengambil beberapa ketumbar, kebetulan, aku ingin memasak burungmu!” Ayu memerintahkanya lagi.

“Tidak, pergi ke rumahku saja, Mendra, kebetulan rumah kami masih ada sedikit ketumbar...” wajahnya memerah dan Jessica tiba-tiba berkata.

“Baiklah kalau begitu, Mendra, kamu pergi ke rumah Jessica dan ambil ketumbar.”

“Oh, baiklah...”

Mendra menatap Jessica sambil tersenyum, tangannya mencubit bokong Jessica, tangannya yang elastis membuatnya merasa ceria.

Begitu melangkah keluar dari gerbang, Jessica dengan cepat membebaskan diri dari cakar Mendra. Dia tersipu dan berkata dengan marah: “Bocah, apakah kamu sudah senang mengelusnya.”

“Hehe... saudara ipar Jessica, kamu cukup cantik, saat mengelusmu aku merasa sangat nyaman...” Dia terkekeh, menatap Jessica dengan senyum buruk.

“Aku tidak tersentuh oleh bocah seperti kalian, sungguh, aku tidak ada perasaan gatal...” Wajahnya memerah, dan kaki putih Jessica tiba-tiba menjadi melemah.

“Kalau begitu, saudara ipar Jessica, aku akan membantumu untuk bersenang-senang...” Dalam suasana hati yang hangat, Mendra memandangi penampilan pemalu Jessica dan berkata dengan tergesa-gesa.

“Baiklah, pergi ke rumahku, kamu bisa bantu aku bersenang-senang...”

Setelah melihat Mendra dengan malu-malu, Jessica menggeliat-geliatkan tubuhnya yang halus dan berjalan menuju rumahnya, rok yang dikenakannya menutupi pantat Jessica dengan erat, dan daging pantatnya yang besar bergerak naik turun saat dia berjalan.

Gleppp, Mendra menelan air liurnya dan segera mengikutinya.

.......

Dengan cepat berjalan ke rumah Jessica, Mendra ditekan di sofa oleh Jessica, setelah melihatnya dengan mempesona, Jessica berjalan menuju kamar tidur.

“Mendra, kamu masuk sebentar, mau tidak...” Suara mempesona Jessica, segera terdengar dari dalam kamar tidur.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu