Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 11 suasana yang canggung
Ekspresi wajah canggung, wajah cantik Angeline dalam sekejap memerah dan hampir meneteskan air mata, nafasnya semakin cepat, di kulitnya yang putih dan lembut itu memerah.
Ini bukanlah film yang ingin dia tonton, jelas-jelas filmnya adalah film dewasa, dan juga termasuk film Barat, tapi, punya laki-laki itu besar sekali......
Wajahnya memerah, Angeline bergegas menutup kedua matanya, dan tidak bisa menahan untuk tidak teriak.
"Ah! Sangat memalukan......"
Merasa terkejut, Mendra yang tiba-tiba mendengar Angeline berteriak, langsung panik, dan bergegas dari atas bungalow, berlari turun ke bawah.
"Angeline, kamu kenapa!" Dengan ekspresi cemas, Mendra bergegas berlari sampai ke dalam kamar.
Gede------buk
Menelan dalam-dalam air liurnya, sorot mata Mendra dalam sekejap melihat ke arah TV, adegan saling merangkul satu sama lain yang terang menyilaukan itu, menarik perhatiannya, matanya membelalak, jantungnya berdegup dengan kencang.
"Jangan lihat, kak Mendra......" Wajahnya memerah, Angeline bergegas menutup kedua mata Mendra, tidak membiarkannya untuk melihat adegan yang ada di dalam TV.
Dengan tangan kecil yang lembut dan dingin, menutupi kedua mata Mendra, Angeline tidak bisa menahan dan melirik kembali adegan yang ada di dalam TV.
Saat ini, pria dan wanita yang ada di dalam TV, jelas sekali sedang berada pada puncaknya..
"Oh! Yan
"Sayang, ayo!"
Di dalam TV, pemeran utama wanita si rambut pirang itu, juga tidak bisa menahan dan mengeluarkan suara yang membuat pembuluh darah orang mengembang, sekali mendengar suara erangannya langsung membuat seluruh tubuh menjadi panas.
Dalam hati seorang Angeline yang masih muda merasa berdenyut dengan gelisah saat melihatnya, perut bawahnya yang halus, muncul rasa denyutan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Perlahan-lahan melepaskan kedua tangan Angeline, Mendra tidak bisa menahannya dan diam-diam meliriknya kembali.
Saat ini, pria yang ada di dalam TV, mendorong tubuh seksi pemeran utama wanita ke tempat tidur, tangannya dengan kuat mengarah ke pantatnya, dan memukulnya dua kali dengan kuat, kulit putih dan lembut itu, dalam sekejap muncul sebuah bekas jejak tangan.
"Sialan, orang asing ini saat melakukan hal seperti ini, benar-benar sangat kejam ya, wanita muda yang begitu cantik, dia juga tega melakukannya, kebiasaan ini benar-benar sangat aneh ya?" Menatap tanpa mengalihkan pandangannya dari adegan yang ada di dalam TV itu, Mendra tidak bisa menahan untuk tidak memujinya.
Angeline yang ada di sebelah mendengar komentarnya Mendra, wajahnya langsung memerah, dan dengan tidak senang meliriknya sekilas, lalu tangan lembutnya turun sampai ke pinggangnya, dan dengan kuat mencubitnya.
"Aduh......" Pinggangnya terasa sakit, Mendra tidak bisa menahan dan berteriak, lalu bergegas melepaskan cengkeraman tangan jahat Angeline, dan berkata dengan tidak senang, "Gadis, apa yang kamu lakukan, sakit sekali."
"Huh!" Mengeluh dengan manja, Angeline yang dengan berpura-pura marah lalu dengan genit dan ekspresi wajah memerah dia berkata, "Kak Mendra, kenapa kamu seperti ini, terus-menerus melihat hal yang tidak sehat seperti ini, apa kamu tidak takut bintitan."
"Mana bisa menyalahkanku karena ini, ini bukannya antena TV yang menyebabkan semua masalah ini." katanya sambil melihat Angeline dengan tatapan tidak berdaya, dia juga tidak tahu ternyata bisa mendapatkan film seperti ini, kalau dari awal tahu ada fungsi seperti ini, dia dari awal sudah mencuri-curi untuk menontonnya sendiri.
"Huh! Kalau dulu kamu belum pernah melihatnya, bagaimana mungkin sekarang ada yang seperti ini!" Dengan keluhan manjanya, Angeline tampak seperti agak marah.
Tertawa nakal, Mendra yang melihat wajah muda dan lembut Angeline, yang terlihat sangat kesal itu, di dalam hatinya tidak bisa menahan dan diam-diam tertawa terbahak-bahak.
"Haha, gadis bodoh, apa kamu tidak mengerti, aku ini sedang belajar pengalaman canggih dari orang asing ini."
"Cih! Belajar apaan, aku lihat kamu pasti sedang memikirkan wanita." Menegurnya dengan pelan, Angeline dengan kesal melotot pada Mendra, lalu berkata dengan marah, "Kak Mendra, kamu bilang mainanmu itu sudah tidak bisa digunakan lagi, kenapa masih begitu sangat bejat."
Kalau sebelumnya Angeline langsung di depan Mendra, mengatakan tentang cacat fisiknya, dia sepenuhnya akan merasa tidak senang, tapi setelah dia pikir-pikir kalau penyakitnya dari awal sudah sembuh, dalam hati Mendra tiba-tiba timbul rasa untuk merenung.
"Oh......, Angeline, yang kamu katakan benar, aku ini juga bukan laki-laki, sepanjang hari ini hanya ingin melihat hal-hal seperti ini, aku akan mematikan TV sekarang......" Dengan ekspresi wajah suram, Mendra jelas tampak terlihat sangat sakit hati.
"Kak Mendra...aku, bukan itu maksudku..." Angeline melihat Mendra yang sakit hati seperti itu, tiba-tiba terlihat agak bingung.
"Oh...kamu tidak perlu mengatakannya lagi, Angeline aku mengerti kok, siapa suruh mainan kakakmu Mendra ini sudah tidak bisa digunakan lagi, wanita itu juga tidak akan mau menikah denganku..."
"Tidak, kak Mendra, aku, aku bersedia menikah denganmu..." Ekspresi wajahnya memerah, Angeline tidak bisa berkata apa-apa lagi karena merasa sangat malu, dengan malu melihat ke arah Mendra, lalu membenamkan kepalanya dalam-dalam ke dalam pelukan Mendra.
Dengan terkejut, Mendra menatap Angeline dengan wajah senang, mengenai Angeline ini, penampilannya sangat cantik dan menawan, orang desa tapi memiliki penampilan yang sangat muda, terus terpikirkan gadis bunga desa ini.
Tidak disangka, gadis kecil ini diam-diam suka padaku, ini benar-benar sangat membuat Mendra untuk tidak bisa menahan kalau dia sangat senang.
Dengan tertawa terbahak-bahak, tangan Mendra yang kasar, tanpa sungkan langsung memegang, tangan kecil Angeline yang indah dan lembut itu.
"Kak Mendra, jangan......"
Wajahnya memerah, dalam hati Angeline hampir lompat keluar dari tenggorokannya, saat masih kecil, dia sangat menyukai Mendra yang sering melindunginya ini, kalau bukan karena mainannya itu sudah tidak bisa digunakan lagi, dia benar-benar sangat ingin menikah dengannya.
Saat ini, adegan di TV juga baru saja berubah menjadi adegan yang lain, pemeran pria dan wanita sedang saling berpelukan, dan berciuman dengan ganas.
Wajah yang sedikit memerah, Angeline jelas terlihat merasa terangsang, bibir lembutnya sedikit maju kedepan, dan perlahan-lahan menutup kedua matanya, lalu mengarah ke depan mendekati bibirnya Mendra.
Mendra yang melihat Angeline yang terangsang seperti ini, mana mungkin akan menolaknya, dengan ekspresi pandangan lurus ke depan, bibirnya juga perlahan-lahan mendekati bibir Angeline.
Otaknya kosong, bibir dingin dan lembut Angeline, membuat Mendra tidak bisa untuk berhenti, tangannya tanpa sadar mengarah ke kedua bola yang menjulang tinggi itu, dan menyentuhnya.
"Kak Mendra, jangan...uhm...aku sangat malu......" Ekspresi wajah Angeline memerah tersipu malu, dan mengerang.
Tapi Mendra mana mungkin mendengarnya, saat ini, menghadapi anak polos yang sangat memikat ini, Mendra dari awal sudah tidak sabar lagi.
Tangan besar dan kasarnya, sama seperti seekor ular yang sedang menjelajah, perlahan-lahan menjelajahi Angeline, dan sampai di antara kedua kakinya yang panjang kurus dan tegak itu.
.....
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHanya Kamu Hidupku
RenataMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Charming Wife
Diana AndrikaWahai Hati
JavAliusAku bukan menantu sampah
Stiw boyKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)