Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 28 Panjat Gunung

Wajahnya memerah, Ayu mengecup bibir lembutnya dan mencium Mendra.

Boo!

"Kakak ipar, kamu ..."

Dengan hati yang berdebar-debar, Mendra segera membuka matanya, melihat wajah Ayu yang menawan dan mulus, dan membalas ciumannya.

"Tidak, kakak ipar, kamu menciumku, aku merasa dirugikan, aku harus menciummu balik ..."

Bibir Mendra segera mencium bibir merah Ayu yang lembut, dengan tidak sabar membuka lidah kecil Ayu, kedua lidah mereka terjerat bagaikan ular kecil, dipenuhi air liur, bergulat di dalam mulut Mendra.

Dengan tangan besarnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggenggam kedua gunung di depannya, Mendra pun memerasnya beberapa kali.

"Um ... Mendra, jangan, jangan ..." Ayu tidak bisa menahan erangan dengan wajah nya yang merah.

Meskipun di mulut ia berkata seperti itu, namun tubuhnya tidak bisa berbohong. Sudah lama Ayu tidak dihibur oleh pria, dan daritadi ia sudah bereaksi. Kakinya yang ramping dijepit, ia sedikit malu karena bagian dalam celananya mulai basah.

"Kakak ipar, aku ingin bercinta denganmu sebentar, bolehkan ...

Mendra memandang Ayu dengan penuh kasih, matanya penuh cinta dan kelembutan, tatapannya yang panas, bagaikan dewa yang melelehkan gunung es.

Ia tidak berani menatap mata Mendra, hati Ayu penuh dengan keraguan, tetapi kesenangan dari tubuhnya membuatnya menderita.

Tangan besarnya berenang bagaikan ular, Mendra perlahan menjelajahi kedalaman kaki putih Ayu.

Merasakan sensasi lembab dari jari-jarinya, Mendra memain-mainkan jarinya.

"Ahhhh!"

Tubuhnya bergetar, dan Ayu tidak tahan untuk tidak mendesah, "Mendra, jangan seperti ini, tidak boleh... aku ... aku belum siap ..."

Tapi Mendra yang sedang keasikan, tidak mendengar erangan Ayu, dan tangan besarnya pun masuk.

“Uhh !” mendengus centil, wajah cantik Ayu keseluruhan memerah, dan tubuh putihnya juga seperti merah menyala.

"Mendra ... aku ... aku tidak tahan lagi, cepat beri kakakmu kepuasan ..."

Ia mendesah, Ayu baru pertama kali melakukan ini dengan menggunakan jari orang. Perasaan luar biasa, singkatnya ini lebih nikmat daripada menggunakan mentimun.

"Yah, kakak ipar, aku akan segera datang ..."

Ia menarik jarinya dan mencium baunya, Mendra melihat pandangan Ayu mulai kabur, melihat rupa cantiknya seperti itu, membuatnya menelan ludah.

Dia segera melepas celananya, Mendra melihat “barang” nya sudah semakin besar,ia tidak menyangka, barangnya lebih bernafsu dibanding dengan dirinya.. Hehe, hari ini aku akan memberinya makan danging!

......

"Kak Mendra, apa kamu di rumah?"

Tepat ketika Mendra bersiap mengambil senjatanya dan menaiki kuda, tiba-tiba, suara Angeline terdengar dari luar pintu.

Sialan! Kenapa setiap kali ada saja orang datang mengganggu di saat-saat kritis seperti ini, Sial, lain kali aku akan mengunci pintu supaya tidak ada yang bisa masuk.

“Kamu masih tidak buru-buru pergi, bagaimana jika orang tahu!” Ayu berkata dengan panik.

"Tidak apa-apa, kakak ipar, mari kita lanjutkan, tidak usah urusi mereka ..."

"Kamu pergi dulu, masaih banyak peluang di masa depan, cepat pergi buka pintunya!"

Mendra meliriknya dengan kesal, dan Ayu dengan cepat menutupi dirinya dengan selimut, merengek pelan.

Selesai berbicara, Ayu sudah membungkus dirinya dari atas sampai bawah. Mendra menghela nafas dan hanya bisa menyerah. Melihat barangnya masih saja keras, dia berkata berkata: "Kakak ipar, lihat aku masih seperti ini. Bagaimana bisa keluar membuka pintu, maukah kamu membantuku menurunkannya terlebih dahulu ..... "

"Sialan, aku tidak mau, pikirkan sendiri caranya ..."

"Hehe, kamu bisa menggunakan mulutmu ..." Hehe tersenyum, Mendra memandangi bibir merah Ayu dan tersenyum licik.

“Percaya atau tidak, aku akan menggigitmu!” ia menatap Mendra dengan tajam, dan Ayu berkata dengan kesal.

Dia tersenyum, Mendra yang mulai merasa badannya mulai dingin, segera mengenakan celananya, dan berjalan menuju pintu.

Melihat Mendra pergi, ekspresi Ayu yang tegang tadi, seketika berubah menjadi lemas. Jika bukan karena ada orang yang mengetuk pintu, dia hari ini pasti sudah disantap oleh Mendra.

Nafsu di tubuhnya belum hilang, membuatnya tidak tahan untuk tidak mengambil mentimun di meja samping tempat tidurnya ...

.......

"Kakak Mendra, buka pintu, aku Angeline ..."

Melihat Mendra yang belum membuka pintu, Angeline mengetuk pintu lagi.

"Aku datang, jangan mengetuk lagi ..."

Mendra dengan cepat membuka pintu dan memandang Angeline yang berdiri di depan pintu, terlihat bersinar.

Angeline mengenakan baju denim hari ini, kunciran ponytailnya yang panjang berkibar tertiup angin, aura anggun seorang gadis muda itu merembes ke wajah mungilnya, membuat orang-orang penuh jatuh cinta melihatnya.

"Kak Mendra, bisakah kamu menemaniku memetik beberapa jamur liar di gunung sore ini? Aku dengar jamur itu bisa di jual di kota dengann harga yang tinggi. Kebetulan, itu juga bisa membantuku membayar uang kuliah..." mohon Angeline sambil melihat Mendra.

"Um ... OKE, tidak masalah ..."

Setelah berpikir sebentar, Mendra pun menyetujuinya, kebetulan baru-baru ini kakak iparnya terlihat sedikit kurus, jadi ia ingin pergi ke gunung menangkap ayam pheasant untuk menebusnya ...

“Um, aku tahu Kakak Mendra sangat baik kepadaku!” Dengan senyum manis, Angeline melirik Mendra secara diam-diam.

Tiba-tiba ia melihat tonjolan besar di balik celana Mendra, wajahnya memerah, dan dia segera menutup matanya.

"Ah, Kak Mendra, mengapa kamu melakukan itu di siang hari, memalukan!"

Ia tertegun, Mendra melihat ke bawah, dan baru menyadari saat ia akan berhubungan dengan Ayu, nafsunya belum surut, membuat celananya menonjol besar.

Dia tersenyum, Mendra menatap Angeline dengan senyum di wajahnya, dan berkata dengan suara aneh: "Apa kamu malu? Apa kamu belum pernah melihatnya sebelumnya, sungguh ..."

"Menyebalkan, kak Mendra, aku akan mengabaikanmu ..." Angeline memelototi Mendra dengan malu-malu, dan Angeline berjalan menuju masuk ke rumah seperti melarikan diri.

Hei ... mengapa harus malu? Terakhir kali kamu menggosoknya dengan sangat kuat ...

Dia berbisik pelan, Mendra tersenyum, menutup pintu, dan berjalan balik.

Begitu dia sampai di pintu kamar Ayu, Mendra tiba-tiba mendengar desahan yang menggoda, hatinya bergetar, dan dia cepat-cepat berjalan kesana.

Dengan penuh nafsu, Ayu memegang mentimun yang awalnya diletakkan di atas meja nya, dan sedang memainkan bagian bawah perutnya ...

Wajah cantik itu memerah, kaki ramping Ayu mengambil bentuk pola M, dan bibir merah lembut membuka dan menutup, mengeluarkan suara desahan.

"Mendra.... Cepat .... Kakak ipar .... lebih cepat ..."

Kakak ipar memanggil namanya! Hati Mendra terguncang, dia membuka pintu dan segera masuk.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu