Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 34 Sangat Berharga!

Sejak hari itu merasakan Mendra dan ‘barang’nya, Angeline setiap hari berpikir jika saja bisa dibuat puas olehnya, mungkin akan sangat nyaman.

Melihat ‘barang’ Mendra yang semakin besar, membuat Angeline tidak tahan untuk tidak menyentuhnya. Tangan kecilnya begitu berani langsung memeganginya.

“Mengapa bisa lebih besar dari dulu...” Angeline tidak tahan bersuara dan tersipu malu.

Mendengar ucapan Angeline membuat Mendra tersenyum. Hatinya bergaira, perutnya mendorong sekuat tenaga ke depan dan tepat tegak di bagian bawah perut kecil Angeline. Seketika perasaan nyaman dan hangat pun datang.

“Ahh.. Kak Mendra, kamu sangat jahat....”

Angeline dengan tersipu menatap Mendra. Bagaimana dia tidak tahu barang tegak dan hangat yang berada di bawah perut kecilnya itu.

“Hehe.. Angeline, bukankah ada suatu kalimat berbunyi bahwa jika pria tidak jahat, maka wanita tidak cinta. Aku semakin jahat, maka kamu semakin suka padaku..” Mendra tertawa, matanya memancarkan sedikit kenakalan.

“Cih, aku tidak suka padamu...” Setelah mendesah ringan, Angeline menatap Mendra dengan wajahnya yang memerah.

“Baiklah, jika kamu memang tidak menyukaiku, maka sebaiknya aku pergi mencari Novi. Dia sepertinya mempunyai rasa padaku...”

Setelah selesai berkata, Mendra seperti sengaja melepaskan Angeline.

“Jangan pergi.. Kak Mendra...”

Dia pun menangkap tangan Mendra yang besar itu, kemudian memeluknya dan berkata, “Aku.. aku paling suka dengan Kak Mendra...”

Mendra tertawa diam-diam, dia paling suka menjahili gadis ini, kemudian memasang muka tidak senang dan berkata, “Benarkah? Mengapa aku tidak percaya ya? Angeline, kamu jangan membohongiku...”

Wajahnya memerah, Angeline menatap Mendra. DIa pun mengembuskan rambut di dahinya, kemudian perlahan jongkok ke bawah.

Melihat barang Mendra yang tegak dan hampir tembus dari celananya, wajah memerah dan tangan membuka kancing celana.

Barang yang tidak ada tekanan, seketika pun menongol keluar!

Seketika, aroma seorang lelaki pun mengalir ke hidup Angeline. Ini membuat hati Angeline sedikit bergetar.

Hari itu, di rumah Mendra, dia tidak sengaja melihat adegan begini di film. Wanita dalam film itu sepertinya menggunakan mulutnya ke ‘itu’ pria....

Selain itu, ekspresi wanita itu seperti sangat menikmatinya. Jadi hari ini dia pun ingin mencobanya, apakah memang benar begitu nikmat.

Bibirnya yang merah dan lembut itu pun terbuka, dan semuanya terlahap masuk ke dalam mulut Angeline.

Shhh...

Mendra mengisap udara, dia tidak menyangka bahwa Angeline ini begitu berani. Dan lagi ini berada di kamar Novi, perasaan merangsang dan tertantang itu membuatnya puas.

Lidah kecil yang lembut itu sedang menjilati bagian tersensitif Mendra. Semakin dijilat, Mendra merasa seperti akan naik ke atas langit, dia pun tidak tahan dan memeluk kepala Angeline.

“Benar,... Angeline.... Benar, mata kecil itulah.. Pakai lidah, jangan menggunakan gigi ya.. Shhh...”

Napasnya semakin memburu, Mendra memeluk kepala Angeline dengan kuat dan mulai bergoyang.

“Keke....”

Angeline seperti tidak tahan rangsangan yang begitu kuat. Tenggorokannya merasakan bau amis milik pria yang membuat wajah kecilnya memerah dan terbatuk.

“Keke, Kak Mendra, apakah kamu mau membuatku mati?”

Sambil tersenyum, Mendra menghentikan pergerakannya dan menatap Angeline dengan pandangan yang sangat malu. Dirinya baru saja terangsang, mana bisa mengkhawatirkan banyak hal. Bagian atas bibir kecil Angeline masih tertinggal sedikit air liur yang keluar tadi.

“Hehe.. Maaf, Angeline. Aku tadi tidak bisa mengontrol diriku sendiri.”

“Huh!” Setelah mendesah manja, Angeline menatapnya dan berkata dengan manja, “Jika begini, kamu tidak marah lagi kan, Kak Mendra...”

“Hehe... Tidak marah lagi..”, jawab Mendra dengan wajahnya yang memerah.

Di saat Angeline ingin mengucapkan sesuatu, tiba-tiba terdengar bunyi langkah dari luar.

“Kak Mendra, ceptlah kamu baguskan celanamu. Sepertinya Novi yang kembali!”, teriak Angeline sambil mengelap cepat air di bibirnya.

Mendra pun dengan cepat menaikkan celananya dan mengancingnya. Raut wajahnya kembali serius dan dia menekan dirinya agar tenang kembali.

Novi pun membuka pintu dengan perlahan.

“Aduh, Mendra. Sangat maaf ya, membuat kalian menunggu lama...”, kata Novi dengan wajah bersalah kepada Mendra dan Angeline.

“Tidak apa, Novi. Kami juga tidak buru-buru.” wajah Mendra sangat tenang, seperti tidak terjadi apapun.

“Nah, total sebenarnya 3,85 juta. Aku meminta ibuku membulatkannya untukmu. Ini 4 juta, kamu hitunglah...”

Novi tersenyum tipis dan mengeluarkan sebongkah uang kertas merah dan meletakkannya di depan Mendra.

“Sangat terima kasih padamu, Novi. Aku akan mentraktir dirimu jika ada kesempatan!”

Hati Mendra begitu riang, dengan cepat menerima uang tersebut. Sampai sebesar ini, dirinya tidak pernah melihat uang sebanyak ini. Ini sama dengan penghasilan keluarganya selama setengah tahun. Tidak disangka bahwa barang gunung sangat berharga.

“Baiklah. Kamu yang bilang ya. Jangan sampai mengomel karena aku makan banyak ya, nantinya.” Melihat Mendra yang senang, Novi juga ikutan senang.

“Tidak masalah!”

Mendra tertawa besar, kemudian berputar badan dan memberikan uangnya kepada Angeline, “Bocah, ambillah!”

Angeline pun terburu-buru menerima uangnya dan memasukkan ke kantong dengan hati-hati. Ini adalah biaya sekolahnya, harus disimpan dengan baik!

“Kak Mendra, aku benaran tidak tahu berkata apa...”

“Tidak apa, Angeline. Kita berdua tidak perlu membagi kamu dan aku...”, kata Mendra dengan wajah yang sedikit nakal ke Angeline.

Wajah Angeline seketika memerah karena memikirkan hal tadi. Sungguh memalukan.....

Novi yang melihat Mendra memberikan uang kepada Angeline, hatinya sedikit sedih.

Apa yang tidak bisa dibandingkan dari dirinya dengan Angeline. Mungkin usia memang lebih besar sedikit darinya, tetapi dua bola yang di depan ini jauh lebih besar dibandingkan punya Angeline.

Dia sedikit menunduk melihat miliknya, kemudian melihat milik Angeline. Dia merasa milik Angeline belum tumbuh sepenuhnya.

Tidak sebesar punyaku, Huh! Mendra, kamu yang bodoh ini. Bagaimana bisa kamu tidak melihat tubuh yang indah milikku ini. Benar-benar idiot!

Eh? Mengapa ada bulu keriting di bibir Angeline? Mengapa mirip dengan bulu di bagian ‘itu’ sendiri.

Wajah Novi tidak kuas amemerah dan terpikir, jangan-jangan mereka berdua melakukan hal itu di dalam kamar ini!

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu