Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 43 Bawa aku!
“maaf Mendra, aku tidak akan pernah mengatakan ini lagi.”
Ia memandang Mendra dengan tatapan bersalah, hati Ayu dipenuhi oleh banyak hal, bahkan ia juga tidak memiliki suasana hati untuk makan.
“aku sudah selesai makan Mendra, aku pergi tidur dulu, nanti kamu bereskan mangkuk dan sumpitnya, taruh saja di wastafel, besok pagi aku yang akan mencucinya....”
Setelah mengarang alasan, Ayu bersiap untuk berdiri dan masuk kedalam kamar.
Melihat ekspresi kesal Ayu, Mendra berpikir apakah dia berbicara terlalu tegas.
Dia dengan cepat meraih tangan kecil Ayu yang lembut dan dengan nada suara yang lembut berkata: “kakak ipar, aku minta maaf, kata-kataku mungkin agak tegas, tapi aku tidak bermaksud begitu.”
“tidak apa-apa, aku tidak marah padamu, ini masalahku sendiri, ayo kamu cepat makannya....”
Dengan wajah yang memerah, Ayu dengan cepat menarik tangannya dari telapak tangan Mendra, ia memaksakan diri untuk tertawa dan berjalan kembali kekamar.
Ia tak berdaya dan beberapa kali menggaruk kepalanya, Mendra tidak tahu apa kesalahan yang telah ia perbuat, Mendra menghabiskan sup ayam yang ada dimangkuk, dan mulai membereskan dapur.
Selesai mencuci piring, Mendra berkeringat dan segera berlari kekamar mandi untuk mandi, awalnya Mendra ingin mengobrol dengannya, melihat lampu dikamar kakak ipar sudah mati, akhirnya dia berjalan kembali kekamarnya.
Ia berbaring ditempat tidur, muncullah sebuah pikiran di otak Mendra, tubuh putih Jessica, tidak heran banyak orang berkata seorang pria yang belum pernah bermain dengan wanita bukanlah pria. Perasaan yang mendalam membuatnya sulit melupakannya.
“oh, aku tidak tahu kapan lagi bisa tidur dengan kakak ipar...”
Setelah menghela nafas, Mendra tidak tahu mengapa kakak ipar sangat menentang dirinya sendiri, apakah dia pikir aku terlalu miskin dan tidak bisa menghidupinya?
Pria yang sedang jatuh cinta selalu tidak percaya diri, termasuk Mendra. Dia menggosok matanya, diam-diam bertanya apa ada cara lain untuk menghasilkan uang....
Iya, pengusaha Restoran Haiwang mengatakan kelak jika ada Jamur Yeshan juallah semua padanya, dan sekarang adalah puncak musim Jamur Yeshan, sehari dia bisa memetik puluhan kilo, jika ia jual, setidaknya bisa terjual ratusan ribu!
Matanya bersinar, Mendra tiba-tiba terpikir cara untuk menghasilkan uang. saat aku sudah bisa menghasilkan uang, aku akan membangun rumah baru dan kemudian menikahi kakak ipar, hehe....
Ia tersenyum kecil, kemudian Mendra meregangkan tubuhnya. Setelah begitu lama bermain dengan Jessica, dia merasa sedikit lelah, menutup matanya dan tertidur.
..........
Keesokan paginya, sinar matahari menembus jendela dan menyilaukan mata Mendra.
Ia menggosok matanya. Mendra mengenakan pakaiannya dan berjalan menuju halaman, melihat Ayu yang sedang sibuk didapur, dia tersenyum dan berjalan dengan cepat.
Ia memeluk pinggang ramping Ayu, Mendra menyandarkan kepala dibahunya, dan tercium aroma yang samar.
“kakak ipar, kamu masak apa? Mengapa bisa sewangi ini....”
Hawa panas dari mulutnya mengenai wajah Ayu, memberi sensasi gatal ditelinganya dan membuat wajahnya yang cantik langsung memerah.
“pagi-pagi sudah menggodaku, ayo cepat cuci tanganmu dan makan!” Ayu menggerang dan memberikan wajah datar kepada Mendra.
“hehe...baiklah.”
Dengan tangan besar dan nakalnya, ia dengan lembut menggenggam dada Ayu. Mendra tertawa dan bergegas kekamar mandi untuk mencuci wajahnya.
“ah!”
Ia berteriak nyaring dan wajah Ayu memerah. Dipagi hari, dia hanya mengenakan piyama dan dia tidak mengenakan apapun. Ketika Mendra menggenggam dadanya seperti itu, muncullah dua bulatan yang menonjol di dadanya dan agak keras.
“anak ini, kenapa semakin berani main tangan denganku...tapi dalam hatiku kenapa aku tidak marah dan aku malah merasa sedikit senang.....”wajahnya memanas dan Ayu tidak tahan untuk menggigit bibirnya.
“kakak ipar, apakah makanannya sudah siap?”
Ketika Ayu memikirkannya, Mendra yang baru saja selesai mencuci wajahnya bertanya dengan suara keras.
“ya, sudah, cepat makan....”
Dengan tatapan datar, Ayu dengan cepat mengambil nasi.
Saat makan, Mendra makan dengan cepat, didalam benaknya hanya ada tentang naik gunung untuk mengambil jamur Yeshan. Dalam seteguk dia menghabiskan buburnya, Mendra mengeluarkan keranjang dari gudang dan menggendongnya.
“Mendra, kamu menggendong keranjang itu untuk apa?”
Ayu yang sedang mencuci piring didapur, dengan bingung memandangi Mendra dan bertanya.
“hehe...kakak ipar, aku akan mencari uang untuk kamu, kamu tunggu saja dan hitung uangnya!”
Mendengar kata-kata Mendra, hati Ayu pun terasa hangat, melihat senyum percaya diri Mendra, dengan lembut ia berkata: “baiklah, kamu harus berhati-hati. Iya, nanti sore jangan lupa kamu harus pergi kekantor Departemen untuk memilih ketua ibu kompleks.”
“ehm, aku tahu!”
Dia mengangguk. Mendra menggendong keranjang dan berjalan sampai kedepan pintu rumah Angeline. Terakhir dia dan Angeline melihat ada banyak Jamur Yeshan digunung, Mendra tidak begitu ingat tempatnya, jadi dia berpikir untuk mengajaknya pergi kegunung untuk mencari.
Tok...tok...
“Angeline, apakah kamu ada dirumah? Aku Mendra!”
Mendra berdiri didepan pintu, ia mengetuk pintu dengan keras dan berteriak.
“jangan mengetuk lagi Mendra, pintunya hampir rusak karenamu!”
Wajah Lestari memerah dan dengan cepat dia membuka pintu, dia kaget melihat Mendra yang membawa keranjang di punggungnya dan bertanya dengan lembut: “Mendra, untuk apa kamu mencari Angeline?”
Tatapannya memanas. Lestari hari ini mengenakan atasan lengan pendek berwarna merah muda, diantara kerah V yang ada didalam dadanya, terdapat dua merana putih yang menjulang keluar, setelah dilihat lebih teliti terlihat dua bulatan merah cerah. Untuk bawahan dia mengenakan celana jins ketat yang membungkus bokongnya yang montok.
“oh, aku mencari Angeline untuk memetik Jamur Yeshan digunung, kemarin kami berdua menjualnya dan mendapat banyak uang. Hari ini aku berpikir untuk memetiknya dan menjualnya lagi.”
Dia dengan cepat mengalihkan pandangannya, Mendra dengan wajah yang datar dan berkata dengan lembut.
“apa! 4 juta itu benar-benar didapat dengan menjual Jamur Yeshan?” ia terdiam dan Lestari dengan kaget berkata.
“benar, memangnya kenapa kak Lestari?” dia dengan cepat mengangguk. Mendra memandangi Lestari dengan wajah yang sedikit bingung dan bertanya.
Teringat kemarin ketika putrinya mengatakan bahwa uang untuk biaya sekolahnya sudah cukup dan mereka tidak perlu mengkhawatir tentang hal itu. Lestari mengira Angeline dibiayai oleh orang lain, dan setelah dimalam hari dia diam-diam memeriksanya, ternyata anaknya masih seperti gadis biasanya.
Dibawah paksaan, akhirnya Angeline mengatakan bahwa dia telah mendapatkan uang itu dari menjual Jamur Yeshan bersama Mendra. Awalnya dia mengira ini hanya omong kosong dan memarahinya, tetapi ternyata itu memang uang yang dia dapatkannya bersama Mendra.
“Mendra, apakah kamu bisa menghasilkan banyak uang? Bisakah kamu membawaku juga?”
Dengan hati yang gembira, Lestari dengan cepat meraih lengan Mendra, dua gumpalan lembut dan besar didadanya bersandar padanya. Belahan yang putih dan lembut didalam kerah bajunya membuat Mendra terus melihatnya.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMy Enchanting Guy
Bryan WuCinta Dan Rahasia
JesslynLelaki Greget
Rudy GoldSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaLove at First Sight
Laura VanessaHis Soft Side
RiseBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)