Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 17 Suara Tangisan!

"Yah! Ya...”

Dia tidak tahan untuk mengerang. Sensasi malu membuat Ayu merasakan kenikmatan untuk sementara waktu. Namun pandangan Ayu kabur dan wajahnya yang merah kemalu-maluan masih tidak bisa mencapai garis batas moralitas dan etika dalam hatinya.

Tangan kecil yang halus, segera menahan kedua tangan terus bertindak liar, membuat itu keluar.

"Mendra, jangan, aku kakak iparmu, kita tidak bisa melakukan hal ini... "

Melihat pandangan Ayu sedikit malu, mata Mendra perlahan-lahan kembali jernih, dan dia tidak dapat menahan rasa bersalah. Bagaimana mungkin dia merasa sedikit tak terkendali ketika melihat kakak iparnya.....

"Kakak ipar... Maaf... Aku, aku terlalu mencintaimu... Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri..." Mendra berkata dengan ragu.

Wajahnya berubah merah, mendengar perkataan Mendra, Ayu mendadak merasakan kebahagian yang tak tergambarkan dalam hatinya. Namun, dipikir-pikir, ia adalah kakak ipar Mendra. Jika orang luar tahu bahwa dia dan saudara iparnya memiliki hubungan yang tak jelas, bagaimana dia punya wajah untuk bertemu orang lain.

"Mendra, kamu, kamu jangan bicara seperti itu... kakak ipar sudah maafkan kamu... " wajahnya merah padam, Ayu berbicara dengan suara lembut.

Menghela napas panjang, Mendra berpikir kakak ipar akan marah karena hal ini. Sebuah batu besar di hatinya akhirnya jatuh.

Sebenarnya, Mendra memiliki beberapa keraguan dalam hatinya sekarang. Meskipun Ayu adalah kakak iparnya hanya sebatas nama, kakaknya yang tidak bertanggung jawab benar-benar membuatnya merasa sedih pada Ayu.

"Kakak ipar, aku bilang, kakak ipar dan kakak bercerai, pada saatnya tiba, aku akan menikahi kakak untuk menjadi istriku... " wajahnya serius, Mendra benar-benar tidak mampu menahan suara hatinya.

Hatinya terkejut melihat wajah Mendra yang serius, Ayu sepenuhnya nampak tercengang. Dua dada bulat yang putih bergoyang naik turun mengikuti dadanya.

"Mendra, kamu, cepat tarik kembali kata-katamu, bagaimana jika didengar orang lain, bagaimana kamu cari istri nanti... " Wajahnya memerah, dan Ayu segera menghentikan Mendra lanjut berbicara.

"Hehe... Aku menyukai kakak ipar, Ini bukan masalah besar, Aku tidak menikahi seorang istri nanti..." Mendra tertawa sambil berkata dengan nada halus.

Malu-malu ia memandangi Mendra, Ayu menatap Mendra dan berkata dengan marah: "Anak bodoh, omong kosong yang kamu bicarakan? Jika orang tuamu sampai tahu, maka aku akan menjadi seorang berdosa! "

"Haha... " tersenyum, Mendra tampak masih sangat cinta dengan kakak ipar didepannya, hatinya terasa hangat, tampaknya didalam hati kakak ipar masih ada dirinya.

"Apa yang kamu tertawakan ? Anak bodoh, masih saja tidak segera keluar, apa tak melihat aku akan berpakaian!" begitu wajahnya berubah merah Ayu bergegas mengusir Mendra keluar dari kamar mandi.

Pandangannya bergairah, Mendra enggan memandangi tubuh putih dan mulus Ayu, dan segera mundur.

.......

Mendra segera berjalan ke halaman, Mendra memelankan langkahnya sampai keperlahan ke tempat membasuh wajahnya dan mencuci wajahnya dengan air dingin.

"Huhu... "

Tiba-tiba, Mendra yang sedang berdiri di halaman nampaknya mendengar seorang wanita yang sedang menangis.

Wajahnya tercengang, Mendra mengikuti suara itu dan menemukan bahwa itu adalah suara tangisan yang datang dari rumah Lestari tetangganya, suaranya mirip seperti suara Angeline

Apa yang terjadi? Apa yang dia tangisi? Apa karena Angeline ditemukan ibunya dan menonton program dewasa di rumahku?

Penuh dengan keraguan, Mendra segera berjalan keluar gerbang, sampai di pintu rumah Lestari, dan dengan tenaga memukul gerbang besi rumah mereka.

"Kakak ipar Lestari, di rumah tidak, aku Mendra, buka pintunya! "

Ah

Setelah beberapa saat, Lestari yang penuh kemarahan dan tampak ada sedikit kesedihan di sudut matanya, perlahan-lahan membuka pintu. Melihat yang mengetuk pintu adalah Mendra, memaksa tersenyum.

"Mendra, ada apa datang... "

Tatapannya bergairah, Mendra menyadari bahwa Lestari hanya mengenakan gaun tidur tanpa lengan. Wanita desa biasanya tidak mengenakan pakaian dalam pada malam hari. Ketika melihat ke bawah lengan baju mereka, dapat melihat dua tonjolan di payudara Lestari.

Wajahnya berubah merah, Lestari menatap Mendra yang menatap langsung ke matanya, memandanginya dengan rasa malu dan kemarahan lalu berkata, "Apa yang kamu lihat? Kamu berani bernafsu dengan kakak... "

"Tidak, hari ini aku menyadari bahwa kak Lestari terlihat begitu cantik, sama seperti seorang aktris di TV. Aku tidak tahan untuk melihat terus... "

Wajahnya memerah, mendengar pujian Mendra, Lestari sangat menerima. Sejak setelah suaminya lumpuh, ia sibuk tanpa istirahat sejenak. Mereka belum pernah membuat kehidupan pasangan suami istri normal. Hari ini ia dipuji oleh Mendra, seorang pemuda tampan, dalam hatinya dia sangat bahagia.

Sayangnya, Sayang sekali anak laki-laki yang pintar bicara ini,mainan nya justru tidak berguna.

Melihat Mendra dengan penyesalan, Lestari memandangnya dan berbicara dengan lembut: "kamu padai bicara, silahkan masuk... "

"Haha... " Sambil tertawa Mendra mengikuti Lestari ke ruang tamu.

Setelah ia memasuki ruang tamu, Mendra menemukan bahwa Angeline menangis dengan wajah kecilnya dan mata besar yang indah, masih ada air mata yang berlinang.

Melihat kedatangan Mendra, Angeline segera berhenti menangis dengan suara kecil terisak-isak. Wajahnya berubah merah dan mengubur kepalanya dalam-dalam ke dadanya.

Wajahnya penuh keraguan, Mendra tidak tahu mengapa Angeline bisa menangis. Melihat beberapa furnitur lama di kamar, hatinya merasa sedikit sedih, kedua gadis ini sangat sengsara.

"Kak Lestari, bagaimana dengan paman Hidris... "

"Oh, dia baru saja minum obat dan tertidur. Ayo, duduk dulu sebentar, aku buatkan minum untuk kamu... "

Lestari memberi isyarat Mendra untuk duduk di sofa tua. Dengan kesal ia menatap Angeline di dekatnya dan berkata dengan marah, "Kau gadis, kamu tak melihat ada tamu datang, untuk siapa kamu memasang wajah sedih?"

"Jangan, kakak Lestari, jangan marahi Angeline, aku lihat dia baru saja menangis, ada apa? " Mendra melihat wajah Lestari seperti akan memukul Angeline, dan segara menghentikannya.

"Tanya saja padanya, gadis ini tidak tahu, aku tidak tahu apa jenis gadis, harus pergi ke kota untuk masuh SMA, aku sudah cukup sulit mengurusi ayahnya sendirian, dari mana bisa dapat uang lebih untuk masuk Sekolah Menengah.....”

Menghela napas dalam-dalam, Lestari juga tak berdaya. Setelah suaminya lumpuh, keluarganya hanya mengandalkan tiga petak untuk hidup. Tahun ini Angeline sudah habis jutaan untuk biasa sekolah, dirinya benar-benar tidak sanggup.

Di satu sisi Angeline yang mendengar perkataan ibunya, matanya seketika meredup. Dia tahu kondisi rumahnya sendiri.

Jika benar-benar tidak bisa, dia akan pergi ke salon di kota.

Terakhir kali pergi berbelanja di kota, dan mendengar bos wanita mengatakan bahwa dia bisa membuat ratusan dolar dalam satu malam!

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu