Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 36 Kedatangan Jessica!
“Mendra, jangan, jangan lakukan ini... Um...” Wajahnya tersipu, dan Ayu berusaha melawan.
Hatinya sangat terkejut, Ayu tidak menduga bahwa kata-katanya akan merangsang Mendra seperti itu.
Mulut lembutnya dengan paksa dibuka oleh lidah Mendra, lidah harum dan halusnya seolah-olah meresponnya, dan air liur keduanya saling bercampur.
“Wuu...”
Wajahnya merah, Ayu hanya menolak sementara, dan dirinya langsung jatuh ke dalam peukan hangat Mendra.
Tangan Mendra yang kasar mengarah lurus ke dada Ayu, perasaan lembut dan elastis terasa di telapak tangan Mendra, seperti roti putih besar yang baru dikukus keluar dari panic, membuat orang ingin mencubitnya.
“Kakak ipar, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik kedepannya...”
Memegang dada Ayu yang besar, dan kemudian melihat wajah Ayu yang tersipu, keberanian Mendra semakin menjadi.
Jari-jarinya dengan lembut masuk ke tengah dada Ayu, perlahan menggosok.
“...ah ...Um ... Mendra, jangan... jangan...”
Dia berteriak tersipu, perasaan lembut di dadanya membuat tubuh sensitif Ayu menimbulkan hasrat.
Dia sudah lama tidak melakukan ini, sebagai wanita normal, Ayu tidak ingin seorang pria memberikan kesenangan dan kehangatan saat malam hari.
Terutama Mendra, dan seorang pria yang memiliki perasaan yang baik padanya, yaitu kakanya yang sudah bercerai dengan dirinya dan sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya…
Begitu wajahnya memerah, tangan Ayu yang barusan melawan, masuk ke pinggang Mendra.
Melihat tindakan Ayu, Mendra juga sangat senang, kelihatannya kakak ipar akhirnya sudah menerimanya dalam hati, dia tersenyum gembira, tangan Mendra yang berada di tubuh Ayu menjadi lebih tidak terkendali.
“Ayu, aku, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa, aku berjanji akan memperlakukanmu dengan baik kedepannya...”
Begitu baru selesai berbicara, tangan Mendra masuk ke baju tidur Ayu seperti ular, dia membalikkan tubuhnya dan meletakkan pantatnya lurus di perutnya, dia dengan perlahan mengangkat baju tidurnya yang tipis dan menatapnya.
Hasratnya menjadi naik, Mendra melihat bahwa kakak iparnya tidak mengenakan pakaian dalam, paha bagian dalam berwarba putih itu, tempat misterius, berada di matanya.
“Mendra... Jangan... Jangan lihat... Ini sangat memalukan... Ah...”
Wajahnya yang cantik memerah, Ayu menatap tatapan mata Mendra, dan dia malu lalu berteriak.
Jantungnya berdebar-debar, Mendra melihat bawah adik kecilnya yang sudah tak terkendalikan, dan tidak tahan untuk menggunakan jarinya, lalu menyentuhnya dengan lembut.
“Ah! Mendra... Jangan... Jangan sentuh itu... Tempat itu kotor...” Wajahnya memerah dan Ayu mengerang.
Tapi Mendra seolah-olah tidak mendengarkan perkataannya, jarinya yang basah, langsung masuk, aliran air jernih, di sepanjang telapak tangannya mengalir keluar.
“Ah... Mendra... Kakak ipar... Sangat senang...”
Dia meletakkannya di hidungnya dan menciumnya, bau amis samar dicampur dengan aroma wangi membuat badan Mendra bergetar, dan aliran darah di bawah perutnya seperti ingin keluar.
Melihat tindakan Mendra yang ceroboh, wajah cantik Ayu menjadi lebih merah, tidak bisa menahan tubuh bagian bawahnya, daging putihnya yang lembut secara tidak hati-hati, menyentuh bagian bawah Mendra.
Tubuh gemetaran, bagian bawah Mendra, menyetuh tempat yang sudah berlumuran air.
“Kakak ipar, aku... aku ingin masuk...” Hatinya semakin menghangat, dan Mendra berkata dengan nada suara bergetar.
“Iya...”
Wajahnya memerah, Ayu segera menoleh, sebenarnya dia tidak berani menatap mata Mendra, dia merasa mati rasa di tubuhnya, dan sekarang Mendra ingin memasukkannya ke dalamnya.
Memegang pinggang ramping Ayu dengan lembut dari belakang, Mendra ingin masuk ke lubang itu dan bersiap untuk memasukkan bagian bawahnya.
Tokk... tokkk. tokk!
“Ayu, bukannya di rumah...”
Saat Mendra hendak menerobos bagian bawah kakak iparnya, tiba-tiba, ada suara ketukan di luar pintu, suaranya terdengar seperti Jessica…
Wajahnya menegang, Ayu membalikkan tubuhnya dan segera menurunkan baju tidurnya, tubuh putihnya yang lembut tertutup.
Hatinya mendesah, Mendra memandang Ayu dan berkata: “Ayu, jangan pedulikan dia, mari kita lanjutkan...”
“Lanjutkan apanya, segera buka pintunya, aku dengar suara itu seperti suara janda Jessica, mulutnya sangat celamitan, jika kamu tidak segera membuka pintu. Tidak tahu dia akan mengatakan apa lagi saat di belakangmu... “
Wajahnya memerah, Ayu dengan tidak senang memelototi Mendra, dengan suara pelan berkata.
“Ehh... Baiklah kalau begotu...” Di dalam hatinya sangat marah, tetapi Mendra masih patuh untuk mengenakan celananya, bersiap berlari untuk membuka pintu.
Melihat wajah Mendra yang tidak rela, Ayu tidak bisa menahan senyum.
“Hee... Kamu sangat bodoh, akan seberapa banyak memiliki kesempatan untuk tidur dengan kakak ipar kedepannya...”
“Sungguh, kakak ipar, kamu tidak bisa berbohong padaku...” Dengan tatapan tegas, Mendra bertanya dengan suara keras.
“Iya, kakak ipar, menunggumu...” hatinya gelisah, Ayu dengan cepat menutupi wajah merahnya dan berlari ke dalam kamar, perasaan lengket di antara kedua kakinya membuatnya merasa tidak nyaman, dia bersiap berganti pakaian.
........
Tokkk… tokkk… tokkk…!
“Ayu, apakah kamu ada di rumah, aku Jessica, aku datang kemari ada urusan denganmu!”
Jessica berdiri di pintu, melihat tidak ada orang yang menjawab, dia sedikit panik, besok adalah waktu untuk pemilihan direktur wanita, hanya ada beberapa orang di desa yang memiliki hubungan yang baik dengannya, dia datang kemari untuk meminta dukungan suara!
“Jangan diketuk lagi, pintunya sudah mau hancur gara-gara diketuk kamu!”
Ciiitt, Mendra membuka pintu dengan perlahan dan menatap Jessica yang berdiri di pintu.
Hatinya sangat panas, Jessica mengenakan rok hitam ketat hari ini, daging lembutnya dilapisi roknya yang ketat, dia mengenakan stoking sutra hitam di pahanya dan sepasang sepatu hak tinggi hitam di kakinya, kelihatannya sangat menggoda.
Sialan, Jessica, siapa yang ingin kamu datangi dengan berpakaian seperti ini, benar-benar membuat aku ingin merabanya!
“Kakak ipar Jessica, kamu berpenampilan sangat cantik hari ini, kenapa kamu datang mencariku, apakah kamu sedang kesepian, dan kamu mencariku untuk menghilangkan kesepianmu?”
Dengan senyum cabul, Mendra meletakkan tangannya di pantat Jessica dan mencubitnya dengan keras!
Dengan pukulan seperti itu, tiba-tiba pantat Jessica bergetar.
Wajahnya memerah, Jessica mendorong tangan Mendra, dia memandangnya dengan malu-malu dan berkata dengan suara pelan: “Bocah, kenapa masih ada di luar, kalau sampai orang lihat, bagaimana?”
“Apa yang ditakutkan, sekarang sudah waktunya makan malam, siapa yang bisa melihat!” Sambil tersenyum, Mendra mengulurkan tangan kepada Jessica.
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoCinta Seorang CEO Arogan
MedellineDewa Perang Greget
Budi MaMy Cold Wedding
MevitaMata Superman
BrickGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangIstri kontrakku
RasudinKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)