Cinta Yang Terlarang - Bab 1 Siapa Yang Menidurinya

Bab 1 Siapa Yang Menidurinya

Pintu perlahan didorong terbuka.

Ruangan itu redup, cahaya bulan yang dingin bersinar jatuh melalui jendela di atas ranjang besar, satu tubuh kecil sedang meringkuk di atas ranjang, sedang tertidur.

Pria itu berdiri di pintu selama lima detik sebelum menutup pintu dan memasuki ruangan. Mengulurkan tangan mengambil gelas di meja samping ranjang, masih ada setengah gelas susu yang sudah mendingin di dalam gelas.

Meletakkan gelas, pria itu ragu-ragu sejenak, ingin pergi. Tapi melihat gadis itu tidur dengan nyenyaknya, napasnya pendek, mulutnya sedikit terbuka, akhirnya dia memutuskan untuk tinggal.

Satu per satu membuka kancing piyama, mengungkapkan tubuh yang halus. Dengan perlahan membuka selimut naik ke ranjang, berbaring, aroma sampo gadis itu masuk ke dalam penciumannya. Mengulurkan tangan, menyentuh wajah gadis itu, sangat lembut, halus, dan indah, sama sekali tidak ada luka.

Pria itu adalah pria normal, akal sehatnya dan pengekangan dirinya akhirnya runtuh pada saat ini, runtuh, berbalik badan menaiki tubuh gadis itu, hampir tidak sabar untuk mencium bibir gadis itu. Bibirnya lembut, rasanya sama seperti yang dibayangkan, seperti jelly strawberry.

Tina yang tidur dengan sangat nyenyaknya diserang oleh benda asing yang panas. Sekujur tubuhnya bergetar, dia merasa tubuhnya seakan robek.

"Oh ... sakit ..."

Tina secara naluriah mendorong menjauh, mengulurkan tangan untuk mencapai tubuh yang keras dan panas. Jantungnya bergetar, otaknya akhirnya menembus larangan untuk tidur.

Tubuh bawah gadis itu bergerak, ini di luar perkiraan pria ini. Dia sibuk menarik diri dari tubuh gadis itu, mengulurkan tangan membalikkan tubuh gadis itu ke dekapannya dengan erat, kemudian sekali lagi meluruskan badan.

"Sakit, Hen, aku sakit ..." Gadis itu telungkup di ranjang, suaranya seperti anak kucing.

Pria itu mendengar isak tangisnya, mulutnya kaku sesaat, tetapi gerakannya menjadi lebih pelan, kekuatannya juga berkurang. Tapi pelukan itu masih sangat erat dan kencang, benar-benar mencegah gadis itu memiliki kesempatan untuk berbalik.

Selama beberapa saat, Tina beradaptasi dengan benda asing di dalam tubuhnya, rasa sakitnya secara bertahap mereda. Dia sangat jelas bisa merasakan nafas berat dan nafsu gairah pria itu.

Pria ini benar-benar, sudah menikah selama lebih dari sebulan tapi masih belum berhubungan badan dengannya. Khawatir jika ada yang salah dengan tubuhnya, sekarang sepertinya dia yang berpikir macam-macam. Lengan dan pinggangnya tidak tahu seberapa kuat, hampir saja menghancurkan dirinya.

Bagaimanapun ini adalah pertama kalinya bagi Tina, meskipun hanya ada rasa sakit dan tidak nyaman. Tetapi berpikir bahwa dia adalah istrinya, ini adalah kewajiban suami dan istri, walaupun menyakitinya juga harus menahannya, membiarkan pria di belakangnya dengan bebas untuk memintanya lagi dan lagi.

"Hmmphh ..."

Tina sedang berada di tengah badai, tidak tahan lagi, tidak sengaja mengeluarkan suara-suara desahan. Saat dia sedang malu, tubuhnya tiba-tiba dibalik dengan penuh kekuatan. Mata yang awalnya berada dalam kegelapan ditutupi oleh tangan besar. Selanjutnya ciuman panas jatuh di bibirnya, memblokir semua suaranya.

Akhirnya ...

Pria itu mengakhiri semuanya.

Tina tidak tahan dengan percintaan yang tahan lama dan kuat ini, dia sudah tertidur sejak awal.

Meskipun kamar itu redup, tapi bekas-bekas merah di seprai putih masih bisa terlihat. Mata pria itu dipenuhi dengan emosi, mengulurkan tangan menarik selimut untuk menutupi jejak percintaan. Pria itu kembali mengulurkan tangan meratakan alis gadis itu yang mengerut, mengulurkan tangan untuk menyentuh bibirnya yang sedikit bengkak. Membungkukkan badan ingin mencium lagi, tetapi kali ini ciuman itu tidak jatuh. Dia tidak berani berharap pada ranjang ini, dia tidak berani berharap pada tubuh yang indah ini. Akal sehatnya memberitahunya bahwa dia harus pergi.

Ketika langit mulai pagi, Hendra membuka pintu kamar, di dalam kamar masih tersisa bau percintaan tadi malam. Gadis kecil di ranjang itu tertidur begitu lelap, sangat nyenyak seperti sebelumnya. Tidak tahu sama sekali bahwa suaminya tidak pulang sepanjang malam.

Hendra mengganti piyama naik ke atas ranjang, melihat selangka dan lengan wanita kecil yang terekspos di luar selimut terdapat tanda hijau dan keunguan, ada keanehan di dalam hatinya. Dengan bingung mengulurkan tangan menyentuh jejak-jejak itu, mata yang awalnya memang terjaga bertambah bingung.

Bulu mata Tina sedikit bergetar, perlahan bangun. Melihat Hendra yang duduk di ranjang, wajahnya langsung memerah sampai ke leher, dengan suara kecil berkata: "Suamiku, kamu sudah bangun."



Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu