Cinta Yang Terlarang - Bab 20 Kamu Adalah Kakak Ipar Bukan
Bab 20 Kamu Adalah Kakak Ipar Bukan
Yanto meletakkan putranya di lantai, menepuk-nepuk kepala kecilnya: "Pergilah, panggil Ayah."
Deco sangat patuh, melangkahkan kaki pendeknya ke hadapan dua orang itu, mendongak: "Ayah."
Hendra terkejut mendengar suara lembut anak kecil ini. Melepaskan Tina, menunduk, melihat seorang bocah laki-laki yang tampan yang mengenakan celana panjang. Masih ada air mata di pelupuk mata Lup Han, tapi malah dia sangat senang. Langsung menggending bocah itu, mencium pipinya kanan kiri.
"Tina, ini anak kita?" Hendra bertanya pada Tina dengan penuh emosional.
Tina dengan pelan mengangguk: "Ya, bernama Deco, itu adalah nama panggilan. Menunggumu yang Ayahnya untuk memberinya nama."
Hendra kembali mencium wajah Deco: "Aku tidak akan menamainya, kurasa nama itu sudah sangat bagus. Deco, Deco, Ayah mencintaimu."
Alis kecil Deco mengerut, berbalik untuk melihat ke arah Pamannya.
Dia melihat Ayahnya yang sangat bahagia, Ayah ini juga sangat baik. Tapi jika dibandingkan, dia masih lebih suka Pamannya yang tenang.
Satu keluarga berkumpul, Tina sekali lagi kembali ke rumah keluarga besar Hendra.
5 tahun berlalu, para pelayan di sini telah berubah, bahkan Bibi Nia juga pergi. Seorang wanita yang sangat cantik keluar dengan sepiring besar buah kemudian menyapa: "Yanto, tuan muda keluarga kita sudah kembali, eh ... wanita dan anak itu adalah..."
Yanto mengetatkan rahangnya, dengan suara berat berkata: "Jinny, ini adalah istri Hendra, Tina dan anaknya Deco."
Setelah Jinny mendengarnya, sibuk menarik Tina untuk duduk di sofa: "Tina, ayo duduk. Yanto tidak pernah menyebut istri dan anak Hendra sebelumnya, jadi aku tidak mengenal kalian, maaf."
Tina berusaha menarik sudut bibirnya: "Setelah 5 tahun yang lalu Hendra mendapat masalah, untuk menghindari pusat perhatian aku pergi ke luar. Hari ini Hendra telah dibebaskan, aku membawa anakku kembali. Kamu adalah... Kakak ipar bukan."
Jinny memandangi Yanto sekilas, kemudian berkata sambil tersenyum: "Tina panggil aku Kakak saja, aku dan Kakakmu masih belum menikah."
Tina mengatupkan bibirnya, berusaha tersenyum manis: "Aku melihat majalah, pernikahan kalian dijadwalkan akhir bulan depan, itu tidak lama lagi, cepat atau lambat akan menjadi Kakak ipar, jadi tidak usah repot untuk mengganti panggilan."
Jinny tidak bisa menahan senyum sambil mengangguk: "Baiklah, sesukamu."
Yanto dulu sangat jarang bicara, sekarang masih sama. Hatinya muram, dia meletakkan putranya di pangkuannya dan mengambil buah untuk dimakan putranya.
Deco mengambil sebuah stroberi dan meletakkannya di bibir Yanto: "Paman, kamu makan juga."
Yanto sangat jarang memakan stroberi yang asam, tetapi karena anaknya yang menyuapinya, jadi dia tidak berpikir lagi langsung memakan stroberi dari tangan itu. Hendra sedikit cemburu, kemudian berkata: "Deco, kamu menyuapi Pamanmu makan buah, tidak menyuapi Ayahmu?"
Deco tidak mengenal pilih kasih, mengambil apel besar dari piring buah kemudian langsung memasukkannya ke mulut Hendra.
Wajah Hendra berkerut, mengambil beberapa gigitan, mengambil apel mengigitnya besa-besar.
Yanto sangat jarang tersenyum, tidak disangka anaknya sangat pengertian dan patuh, tetapi masih ada sedikit keisengan.
Jinny tersenyum berkata, "Yanto, Deco sepertinya sangat menyukaimu."
Yanto tidak mengatakan apa-apa, Jinny kembali mengulurkan tangan menyentuh kepala kecil Deco: "Benar-benar anak yang tampan, lebih tampan dibanding bintang anak-anak. Hanya saja... Deco, mengapa kamu tidak memanggilnya Paman, tapi Paman?"
Kalimat acak Jinny, membuat pandangan ketiga orang dewasa itu berubah.
Deco mengulurkan tangan melepas tangan Jinny, dengan tidak ramah berkata, "Ini adalah urusan keluarga kami."
Maksud dari perkataannya adalah bahwa kamu masih belum menikah dan masuk ke dalam keluarga ini, jadi jangan mengurusi yang bukan urusanmu.
Seorang anak berusia 5 tahun membuat Jinny terdiam, wajah Jinny berubah. Tapi memikirkan bahwa dia tidak boleh perhitungan dengan seorang anak kecil dan membuat Yanto marah, jadi harus menahan diri. Pada saat ini Yanto berbicara dengan dingin: "Apa makanan masih belum siap? Deco sudah lapar."
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiMy Greget Husband
Dio ZhengMy Superhero
JessiTen Years
VivianCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinCinta Yang Terlarang×
- Bab 1 Siapa Yang Menidurinya
- Bab 2 Kemarin Malam Sangat Lelah
- Bab 3 Racun Yang Lembut
- Bab 4 Kakak, Kamu Tidak Rugi
- Bab 5 Keinginan Yang Membuat Ketagihan
- Bab 6 Orang Di Malam Hari Adalah Kakak?
- Bab 7 Kamu, Sudah Hamil
- Bab 8 Ini Adalah Ahli Waris
- Bab 9 Perkataan Berbeda Di Depan Dan Belakang
- Bab 10 Dia Hanya Biadab Dan Kasar
- Bab 11 Ini Adalah Rahasia Tersembunyi
- Bab 12 Insiden Terkuak
- Bab 13 Siapa Yang Membunuh Ibu
- Bab 14 Anak Yang Membuat Orang Kesal Dan Juga Sayang
- Bab 15 Dia, Akan Menikah
- Bab 16 Pingsan
- Bab 17 Membawamu Mencari Ayah
- Bab 18 Dia, Kembali
- Bab 19 Suamiku, Aku Menjemputmu Pulang
- Bab 20 Kamu Adalah Kakak Ipar Bukan
- Bab 21 Manusia Adalah Makhluk Yang Paling Bimbang
- Bab 22 Kakak, Aku Ingin Pindah
- Bab 23 Istrimu Sangat Cantik
- Bab 24 Kakak, Apakah Kamu Mencintai Jinny?
- Bab 25 Menjadi Gila Demi Cinta
- Bab 26 Hal Tabu Bersama
- Bab 27 Jurang Kehancuran
- Bab 28 Ibu, Apa Kamu Sakit?
- Bab 29 Pelukan Yang Terlambat 5 Tahun
- Bab 30 Terima Kasih Dan Maaf
- Bab 31 Satu Keluarga Bertiga, Hidup Tenang
- Bab 32 Kesengajaan Jinny
- Bab 33 Mengapa Menikah Dengan Wanita Yang Tidak Kamu Sukai?
- Bab 34 Sangat Merindukannya
- Bab 35 Serangan Sakit
- Bab 36 Kamu Menaiki Ranjang Kakakmu
- Bab 37 Sebaiknya Kamu Jangan Macam-Macam Denganku
- Bab 38 Jinny, Mari Kita Buat Kesepakatan
- Bab 39 Sekali Lagi Menghilang
- Bab 40 Mati Dengan Layak
- Bab 41 Melarikan Diri Dari Kematian
- Bab 42 Tanah Yang Indah
- Bab 43 Dia Hamil Lagi
- Bab 44 Aku Memilih Yang Pertama
- Bab 45 Kami Sudah Bercerai
- Bab 46 Ini Adalah Karma
- Bab 47 Lepaskan Aku, Aku Tidak Ingin Disuntik
- Bab 48 Masih Bisa Menjadi Seperti Teman
- Bab 49 Ada Semacam Keberuntungan Yang Disebut Keajaiban