Cinta Yang Terlarang - Bab 12 Insiden Terkuak

Bab 12 Insiden Terkuak

Sekejap mata, Tina sudah hamil lima bulan. Perutnya sudah terlihat, mengenakan pakaian longgar, juga bisa melihat perutnya yang membesar.

Hendra akhir-akhir ini berada di rumah setelah pulang bekerja, sudah tidak pergi mencari Peter lagi. Yang paling banyak dilakukan adalah menyentuh perut Tina, merasakan kehidupan kecil itu, kadang-kadang memperlihatkan senyum bagai anak kecil.

Tina tahu bahwa Hendra bukan pria jahat, tetapi sedang berada dalam periode waktu yang salah, jatuh cinta dengan seseorang yang seharusnya tidak boleh dicintai. Hendra sangat polos, merupakan pria besar yang dimanjakan oleh Yanto. Sampai kehidupan kecil di perut tumbuh besar hari demi hari, baru membuat pikiran Hendra berubah, menjadi memiliki pikiran yang lebih bertanggung jawab.

Hari ini Tina seharian berjemur di balkon, Bibi Nia tiba-tiba berlari mendekat, "Nyonya, lihatlah berita di TV."

Tina tidak bersikap sombong di rumah, dia sangat ramah, jadi sehari-hari dia sangat akrab dengan Bibi Nia bagai kerabat, hubungan mereka sangat baik. Tina tidak tahu apa Bibi Nia ingin dilihat olehnya, kemudian dia mengikuti Bibi Nia pergi ke ruang tamu.

"Awak media sekalian, para wartawan, aku Peter bukanlah selingkuhan tanpa nama. Semua yang kukatakan ini bukanlah omong kosong, aku punya bukti ..."

Tina memegang perutnya kemudian merosot jatuh terduduk di sofa. Mengapa dia tidak berpikir bahwa pria yang dicintai oleh Hendra, pemilik tempat gym, Peter, tiba-tiba mengadakan konferensi pers, kemudian membeberkan hubungannya dengan Hendra di depan banyak media dan wartawan. Bukti percakapan Hendra dan Peter yang sangat menggelikan, dan video seks dirinya dan Hendra juga disebarkan.

Peter mengatakan kepada wartawan, bahwa Hendra membohongi perasaannya. Mengatakan bahwa mereka akan bersama sampai tua, sekarang ternyata dia ingin putus dengannya. Dia juga mengatakan bahwa istri Hendrayu digunakan untuk alibinya saja. Dan juga mengatakan, anak di perut istrinya bukan miliknya.

Sesaat, Tina merasa bahwa langitnya redup dan gelap, Bibi Nia yang ada di sebelahnya berteriak terkejut.

Ketika Tina tersadar, baik Yanto maupun Hendra tidak ada di sana, hanya ada Bibi Nia di sampingnya.

Tina bertanya pada Bibi Nia bagaimana kelanjutan masalahnya, bertanya di mana Yanto dan Hendra. Bibi Nia tadinya tidak berbicara, tetapi karena Tina terus menerus bertanya, Bibi Nia hanya bisa mengatakannya: "Nyonya, Tuan besar dan tuan muda pergi ke rumahmu, sepertinya ... sepertinya Ayahmu meninggal."

"Bibi Nia, katakan sekali lagi!" Ponsel Tina hancur terjatuh ke lantai, dia meraih tangan Bibi Nia, dengan gemetar bertanya.

Bibi Nia mengangguk dengan wajah pucat: "Ibumu yang menelepon, ketika tuan besar dan tuan muda sedang berbicara, aku mendengarnya."

Tina bagai orang gila, pergi ke garasi mengendarai mobil pulang ke rumahnya. Dia masih makan di rumah bersama Hendra lusa kemarin, Ayahnya sangat sehat, ingin memberi nama pada cucunya. Bagaimana bisa, bagaimana bisa tiba-tiba meninggal?

Tina kembali ke rumah, pintu rumah terbuka tetapi tidak ada seorang pun. Para tetangga melihat Tina, yang dulunya selalu tertawa sepanjang waktu, sekarang kelihatan aneh, bahkan dengan mata mengejek memandang Tina dan perutnya, lalu berkata dengan nada aneh: "Haiya, Tina kenapa baru datang sekarang, Ayahmu seharusnya sudah berada di rumah duka saat ini."

Tangan dan kaki Tina dingin, dia tidak mempedulikan sikap tetangganya langsung pergi berkendara ke rumah duka. Ketika mobil baru saja berhenti di rumah duka, ada satu orang yang jatuh dari ketinggian. Ada cairan panas yang keluar dari tubuh itu, jatuh di kaki Tina.

Tina terkejut dan melangkah mundur, ketika melihat orang itu, membuka mulut ingin mengatakan sesuatu, tetapi suaranya tidak dapat dikeluarkan.

Yuli terkapar di tanah, mengenakan gaun hijau yang dibelikan Tina untuknya sewaktu ulang tahunnya. Darah merah segar mengalir keluar membasahi gaun hijau itu dengan sangat jelas. Kepala Yuli menumpahkan genangan darah besar, wajahnya sangat pucat, matanya menatap lurus ke depan, menatap putrinya.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu