Cinta Yang Terlarang - Bab 16 Pingsan
Bab 16 Pingsan
Dalam beberapa tahun terakhir, Tina bagai tikus yang berada dalam kegelapan dan tidak bisa melihat cahaya, diam-diam dia memperhatikan Yanto di beberapa media komersial dengan berbagai cara. Dulu, Yanto pernah berkata di samping telinganya bahwa dia tidak akan memiliki wanita lain dalam hidupnya.
Tapi sekarang, dia akan menikahi wanita lain.
Tina tidak menyalahkan Yanto, terlebih tidak membencinya. Ada berapa tahun dalam hidup manusia, dirinya memiliki kehidupan baru ketika memiliki Deco, dia juga harus memulai kembali.
Hendra masih dipenjara, Yanto sudah berusia 30-an, harus memberikan ahli waris pada keluarganya, jadi dia harus mencari seorang wanita.
Tiba-tiba, perutnya terasa sangat sakit. Sangat sakit sehingga membuat Tina membungkukkan tubuhnya, keringat sebesar kacang turun dari dahinya. Buru-buru mengambil obat dari laci, dengan gemetar meminum obat, baru sakitnya perlahan mereda.
Keesokan harinya, pemeriksaan medis TK.
Bagian pengumpulan darah rumah sakit, merupakan kumpulan tangisan anak-anak, bersaut-sautan, benar-benar spektakuler. Tina membujuk anak ini, menenangkan anak lain, di tengah kondisi begini dia melupakan badannya yang sedang tidak nyaman. Sampai akhirnya pemeriksaan kesehatan anak berakhir, dia menenangkan pikirannya, tetapi pandangannya menggelap, jatuh ke lantai.
"Bu, Ibu! Ibu, sadarlah..." Suara anaknya yang panik berangsur-angsur menjadi kabur.
Tina terbangun di ranjang rumah sakit, tubuh kecil putranya meringkuk di ujung ranjang, memeluk kedua kakinya di pelukannya, tertidur dengan lelap.
Untuk sesaat, Tina tersentuh hingga matanya memerah. Bocah busuk ini, biasanya berwajah dingin, tetapi di tempat yang tidak bisa dilihat orang lain begitu hangatnya.
Tina perlahan bangkit, menidurkan putranya di ranjang. Pergi keluar untuk menanyankan kepada dokter siapa yang akan membayar biaya rawat inapnya. Sudah tengah malam, mencari satu putaran, hanya menemukan petugas rumah sakit yang bertugas.
Dokter yang bertugas mengatakan bahwa direktur TK memberinya biaya rawat inap, dan mengatakan bahwa pembayaran sementara dibayarkan selama tiga hari, nantinya biaya rawat inap harus diselesaikan sesegera mungkin.
Tina mengerutkan kening: "Dokter, aku tidak sakit apa-apa, mengapa harus dirawat inap, dan juga harus... beberapa hari?"
Dokter yang bertugas tidak senang: "Nona, jika tubuh anda baik-baik saja, mengapa anda bisa pingsan?"
Tina mengatupkan bibir, dengan canggung mengatakan: "Dokter, aku memang menderita sakit ketika datang bulan. Hari ini aku datang bulan, dan itu adalah…. hari dengan jumlah paling banyak, dan juga merawat anak-anak di rumah sakit selama seharian, gula darah menjadi rendah sehingga pingsan."
Dokter sangat marah berkata kepada Tina: "Nona Tina, jika anda sangat mengetahui mengenai kondisi tubuhmu, untuk apa dokter seperti kami, untuk apa peralatan medis kami? Banyak wanita yang mengalami masalah sakit ketika datang bulan. Tetapi di kasusmu itu seharusnya sudah sangat serius, dan setiap kali darah menstruasimu akan sangat luar biasa banyak disertai dengan warna hitam benar kan."
Deco mengangguk tanpa sadar: "Dokter, bagaimana Anda tahu?"
Dokter melihat kertas pemeriksaan Deco, baru berkata: "Pemeriksaan awal, ada sesuatu di ovarium kanan Anda. Butuh waktu 7 hari untuk tahu apakah itu jinak atau ganas, melakukan pemeriksaan biopsi lebih lanjut. Jadi, suruh suami atau keluarga Anda untuk datang besok."
Hati Tina perlahan tenggelam dan tenggelam, mengulurkan tangan menyentuh perutnya, setelah beberapa saat baru berkata: "Aku tidak punya suami, putraku adalah satu-satunya keluargaku."
Dokter memandang Tina berjalan kembali ke bangsal sendirian, matanya penuh dengan rasa simpati. Ternyata adalah seorang orangtua tunggal.
Tina kembali ke bangsal dan berbaring, mengulurkan tangan memeluk anaknya ke dalam pelukannya, memeluk dengan sangat erat.
Hanya ada satu pertanyaan yang muncul di benaknya: Jika aku menderita kanker, bagaimana dengan anakku?
Tina tidak memiliki tabungan dalam beberapa tahun terakhir, sudah bekerja di TK selama beberapa tahun, tetapi biaya membesarkan anak dan juga biaya untuk dua orang cukup besar. Bisa mengobati penyakit, tapi jika tidak bisa disembuhkan, tidak akan ada gunanya.
Semalaman ini, Tina banyak berpikir, sama banyaknya seperti malam ketika orang tuanya meninggal.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Love Is A War Zone
Qing QingIstri Yang Sombong
JessicaLove and Trouble
Mimi XuTakdir Raja Perang
Brama aditioSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Yang Terlarang×
- Bab 1 Siapa Yang Menidurinya
- Bab 2 Kemarin Malam Sangat Lelah
- Bab 3 Racun Yang Lembut
- Bab 4 Kakak, Kamu Tidak Rugi
- Bab 5 Keinginan Yang Membuat Ketagihan
- Bab 6 Orang Di Malam Hari Adalah Kakak?
- Bab 7 Kamu, Sudah Hamil
- Bab 8 Ini Adalah Ahli Waris
- Bab 9 Perkataan Berbeda Di Depan Dan Belakang
- Bab 10 Dia Hanya Biadab Dan Kasar
- Bab 11 Ini Adalah Rahasia Tersembunyi
- Bab 12 Insiden Terkuak
- Bab 13 Siapa Yang Membunuh Ibu
- Bab 14 Anak Yang Membuat Orang Kesal Dan Juga Sayang
- Bab 15 Dia, Akan Menikah
- Bab 16 Pingsan
- Bab 17 Membawamu Mencari Ayah
- Bab 18 Dia, Kembali
- Bab 19 Suamiku, Aku Menjemputmu Pulang
- Bab 20 Kamu Adalah Kakak Ipar Bukan
- Bab 21 Manusia Adalah Makhluk Yang Paling Bimbang
- Bab 22 Kakak, Aku Ingin Pindah
- Bab 23 Istrimu Sangat Cantik
- Bab 24 Kakak, Apakah Kamu Mencintai Jinny?
- Bab 25 Menjadi Gila Demi Cinta
- Bab 26 Hal Tabu Bersama
- Bab 27 Jurang Kehancuran
- Bab 28 Ibu, Apa Kamu Sakit?
- Bab 29 Pelukan Yang Terlambat 5 Tahun
- Bab 30 Terima Kasih Dan Maaf
- Bab 31 Satu Keluarga Bertiga, Hidup Tenang
- Bab 32 Kesengajaan Jinny
- Bab 33 Mengapa Menikah Dengan Wanita Yang Tidak Kamu Sukai?
- Bab 34 Sangat Merindukannya
- Bab 35 Serangan Sakit
- Bab 36 Kamu Menaiki Ranjang Kakakmu
- Bab 37 Sebaiknya Kamu Jangan Macam-Macam Denganku
- Bab 38 Jinny, Mari Kita Buat Kesepakatan
- Bab 39 Sekali Lagi Menghilang
- Bab 40 Mati Dengan Layak
- Bab 41 Melarikan Diri Dari Kematian
- Bab 42 Tanah Yang Indah
- Bab 43 Dia Hamil Lagi
- Bab 44 Aku Memilih Yang Pertama
- Bab 45 Kami Sudah Bercerai
- Bab 46 Ini Adalah Karma
- Bab 47 Lepaskan Aku, Aku Tidak Ingin Disuntik
- Bab 48 Masih Bisa Menjadi Seperti Teman
- Bab 49 Ada Semacam Keberuntungan Yang Disebut Keajaiban