Cinta Yang Terlarang - Bab 21 Manusia Adalah Makhluk Yang Paling Bimbang

Bab 21 Manusia Adalah Makhluk Yang Paling Bimbang

Jinny agak kesal.

Dia mengetahui bahwa adik Yanto dibebaskan dari penjara hari ini, jadi tidak berpura-pura baik di sini, dia bukan pelayan, tetapi dia malah memerintahkannya seperti itu. Benar-benar menyuruhku.

Masih ada waktu lebih dari sebulan untuk menikah, pernikahan yang begitu sulit didapat, tidak boleh terjadi masalah. Jinny berpikir, kemudian kembali menahannya.

Makan malam ini merupakan makan malam reuni keluarga setelah 5 tahun. Yanto seorang diri menjaga meja ini selama 5 tahun, hari ini akhirnya dipenuhi orang. Dia sebagai kepala keluarga tentu saja bahagia, menyuruh orang untuk minum, kemudian minum bersama adiknya.

Jinny juga memberikan minum pada Tina, berkata padanya bahwa hari ini hari bahagia, harus minum dua gelas. Tina tidak pernah minum alkohol, tetapi tunangan Yanto yang memberikan padanya, dia segan untuk menolak, jadi menemaninya minum 2 gelas. Akibatnya, karena dia tidak bisa minum, wajahnya segera menjadi merah.

"Ibu, kamu tidak bisa minum alkohol tapi masih keras kepala." Deco menceramahinya.

Tina melotot pada putranya dalam diam, bersandar pada meja untuk bangun: "Kakak, Kakak ipar, kalian makanlah perlahan, aku sedikit pusing, aku naik ke atas dulu."

Hendra menarik lengan Tina, bibirnya penuh tawa: "Sudah bertahun-tahun masih sama jika minum sedikit langsung mabuk. Aku akan menggendongmu ke atas."

Kaki Tina sangat lemas, jadi dia membiarkan Hendra menggendongnya naik ke atas. Deco turun dari kursi untuk mengikuti ke atas, Yanto memanggilnya: "Deco, makanlah dengan baik."

Deco khawatir membiarkan Ibu dan Ayahnya berduaan, tetapi Pamannya sudah berbicara, hanya bisa dengan sebal duduk kembali ke kursi.

Tangan Jinny secara alami jatuh di atas tangan Yanto, dia berkata dengan menghela nafas: "Yanto, tidak disangka Hendra memiliki seorang istri yang cantik, dan dengan bodohnya menunggu Hendra selama 5 tahun. Hendra benar-benar diberkati, setelah dibebaskan anaknya sudah sangat besar. Semua mengatakan bahwa perpisahan mengungguli ketika waktu menikah, sekarang mereka sudah sangat lama tidak bersama, pasti..."

Yanto mengambil tangan yang ditekan oleh Jinny, membanting sumpit di atas meja: "Jangan berkata omong kosong di depan anak kecil!"

Jinny terkejut hingga gemetar, hingga tidak berani bernapas.

Wajahnya sangat merah, matanya tertutup air mata. Meskipun keluarganya tidak buruk, tapi di hadapan pria ini, walaupun dia memiliki penyakit tuan putri pun hanya bisa ditahannya.

Air mata Jinny memupuk di matanya, Yanto melihatnya tapi mengabaikannya, mengambil sumpit kemudian memberi putranya paha ayam: "Deco makanlah lebih banyak, enak tidak?"

Deco mengangguk, tanpa sadar melihat kembali ke arah tangga. Dan Yanto juga sepertinya punya alasan, juga menolehkan kepalanya melihat ke arah tangga. Hendra tidak turun.

Manusia memang adalah makhluk yang sangat bimbang.

Dalam 5 tahun terakhir Hendra berubah baik di dalam penjara, aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, tubuhnya terlatih menjadi sangat bugar, mengubah dirinya yang sangat lembur di masa lalu, sekujur tubuhnya penuh dengan aura kejantanan. Ini adalah hal bagus yang paling ingin dilihat Yanto. Tapi sekarang ...

Hendra dengan hati-hati menempatkan Tina di atas ranjang, mengulurkan tangan menarik selimur untuk menutupi Tina dengan lembut.

Tina hanya sangat pusing, masih tidak mabuk, dia sedikit tersenyum dengan wajahnya yang memerah, tidak tahu seberapa bagusnya itu dilihat.

"Aku baik-baik saja, turunlah dan lanjutkan makan."

Hendra menggelengkan kepalanya, mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah kecil Tina, ujung jarinya kasar.

"Tina, aku hanya ingin menemanimu."

Tina mengulurkan tangan meraih tangan yang ada di wajahnya, menurunkannya: "Hendra, 5 tahun tidak bertemu, kamu telah banyak berubah."

Hendra menundukkan kepalanya, memegang tangan lembut putih di telapak tangannya dengan erat.

"Tina, hal yang paling kusesalkan dalam hidupku adalah kekonyolanku di masa lalu. Kekonyolanku membuat keluarga ini malu, membuat kedua orangtuamu meninggal, membuatku kehilangan kebebasan selama 5 tahun sehingga tidak bisa melihat kelahiran Deco, tidak menemani perkembangan Deco. Tina, terima kasih sudah kembali, terima kasih sudah memberiku kesempatan. Aku akan bekerja keras, aku akan menjadi suami yang baik, Ayah yang baik."

Tina mengangguk: "Hendra, aku percaya padamu, kamu akan menjadi Ayah yang baik."

Hendra mengambil tangan Tina dan menciumnya dengan lembut, kemudian kembali meletakkannya di wajahnya, matanya penuh dengan keinginan yang dalam: "Aku akan menjadi suami yang baik, Tina."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu