Cinta Yang Terlarang - Bab 46 Ini Adalah Karma

Bab 46 Ini Adalah Karma

Yanto mengulurkan tangan menyentuh kepala Deco: "Deco, tidak peduli siapa yang memberikan hidup padamu, adikku akan selalu menjadi Ayahmu, apakah kamu ingat?"

Deco mengangguk: "Aku tahu bahwa Ayah akan selalu menjadi Ayahku."

Yanto membiarkan kepala pelayan mengantar Deco pergi ke taman kanak-kanak, menarik Tina masuk ke kamarnya. Yanto mengambil dokumen perjanjian perceraian itu keluar, membaliknya sampai ke halaman terakhir, menyerahkannya pena pada Tina.

Tina memegang pena, tangannya gemetar seperti pasien yang mengidap penyakit Parkinson. Air mata jatuh pada tanda tangan Hendra. Tanda tangan yang khas itu, kekuatannya melewati belakang kertas, bisa membayangkan bagaimana kekuatan yang digunakan Hendra ketika menandatangani dokumen itu.

"Yanto, kita egois seperti ini, akankah kita pergi ke neraka nantinya" Tina mendongak, bertanya pada Yanto sambil menangis.

Yanto memegang tangan Tina, di bawah nama Hendra, menuliskan nama Tina: "Bahkan jika pergi ke neraka, aku tidak akan pernah menyerah akanmu."

Guratan terakhir nama Tina akhirnya sudah tertulis, pernikahan 5 tahun Tina dan Hendra akhirnya berakhir.

Air mata Tina jatuh pada saat ini, Yanto mengulurkan tangan memeluk Tina: "Semua telah berlalu, semua telah berlalu. Hutang pada Hendra, aku yang akan menebusnya."

Yanto menyuruh pelayan membereskan barang-barang milik Tina, bersikeras agar dia tinggal di rumah sakit, dirawat sesegera mungkin. Masalah sampai pada titik ini, Tina tahu bahwa sia-sia juga bersikeras untuk tidak tinggal di rumah sakit.

Ketika Tina melarikan diri dari kematian, ketika tidak lagi memiliki celah yang tidak bisa dilintasi dengan Yanto, dia juga berubah pikiran. Tina ingin berusaha, hidup dengan baik, selama bisa hidup lebih lama, dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan pria ini.

Dokter datang untuk memberitahu Tina bahwa ketika dia melakukan pemeriksaan di sore hari, dia harus melakukan operasi kecil untuk membantu agar operasi berjalan dengan lancar. Operasi yang sangat kecil, tertidur sebentar akan selesai.

Tina mengangguk, sudah datang ke rumah sakit, akan mendengarkan semua kata dokter.

Operasi pukul tiga sore. Pada jam dua, Yanto dipanggil oleh Dokter.

Tina berbaring di ranjang rumah sakit, melihat awan di luar jendela, hatinya tidak pernah sedamai ini sebelumnya. Tidak peduli bagaimana hasilnya, dia akan pergi selamanya di atas meja operasi untuk detik berikutnya, dia tidak menyesal.

Pintu bangsal terbuka, Tina mengira itu Yanto. Tanpa sadar berbalik, yang dilihat malah... Jinny.

Ketika Jinny melihat Tina, dia tidak bisa menakan amarah, datang dan langsung memberi tamparan pada Tina: "Bukankah kamu sudah mati! Kamu sudah mati kenapa bisa kembali lagi!"

Tina mengulurkan tangan menyentuh wajahnya yang terbakar itu, terhadap tuduhan dan tampara Jinny ini, dia harus menerimanya.

Transaksi telah dilakukan, dia sudah memberikan barang padanya, tapi dirinya malah masih hidup.

"Jinny, aku minta maaf," kata Tina.

Jinny lepas kendali, tangan yang menunjuk ke arah Tina juga gemetar: "Penipu, kamu adalah wanita jahat penipu, kamu berbohong padaku untuk membuat kesepakatan lalu merebut tunanganku, membuat pernikahanku menjadi lelucon bagi setiap orang. Kamu mengatakan tidak ada hubungannya dengan Yanto, tetapi kamu kembali dan hamil anaknya! "

Tina mengerutkan alisnya: "Aku hamil anaknya lagi?"

"Kamu tidak tahu kamu hamil?" Mata Jinny melotot seperti melihat hantu.

Tina menggelengkan kepalanya, "Aku tidak hamil."

Jinny melihat tampang Tina yang benar-benar tidak tahu apa-apa, tiba-tiba tertawa dengan sangat kencang: "Haha ... bodoh, apa kamu berpikir bahwa Yanto benar-benar mencintaimu? Dia hanya bermain-main denganmu. Jika tidak, bagaiman mungkin dia membelakangimu untuk menggugurkan anakmu? Haha, ini adalah karma, karma karena kamu membohongiku! Haha ... "

Jinny tidak berhenti tertawa bagai orang gila, tangan Tina memeluk perutnya.

Pintu bangsal dibuka lagi, Yanto dan dokter masuk. Yanto menarik Jinny yang sedang tertawa dengan keras dengan kasar untuk keluar dari bangsal, kepala Jinny menabrak sudut ranjang rumah sakit. Dahinya berdarah.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu