Cinta Yang Terlarang - Bab 43 Dia Hamil Lagi

Bab 43 Dia Hamil Lagi

Yanto adalah orang yang teguh pada perkataannya, kedominannya bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Tina. Yanto bersikeras untuk membawa Tina untuk mengobati penyakitnya, tidak peduli bagaimana Tina melawan, akhirnya tetap dibawa ke kapal yang merapat di pantai.

Sepanjang jalan kembali, Yanto memeluk Tina dengan erat. Dia tahu apa yang dipikirkan Tina, apa yang dia khawatirkan. Yanto sudah memikirkannya saat dia melompat ke laut. Tidak peduli apakah hidup atau mati, apakah reputasinya hancur, atau akan dikritik publik, dia tidak akan berpisah dari wanita ini.

Ketika kapal merapat, Yanto tidak membawa Tina pulang, tetapi langsung pergi ke rumah sakit dengan Tina untuk melakukan pemeriksaan seluruh tubuh. Pemeriksaan itu sangat teliti, bahkan sehelai rambut pun tidak terlewat.

Hendra yang tidak pernah menyerah mencari Kakaknya dan Tina ketika mendengar kabar Kakaknya dan Tina muncul di rumah sakit, dia sangat emosional, segera bergegas ke rumah sakit dengan membawa Deco.

Di koridor panjang rumah sakit, Yanto duduk di kursi tunggu menunggu Tina keluar dari kamar ultrasonik-B.

Tina masih belum keluar, dia kemudian mendengar sapaan lembut: "Paman!"

Yanto menoleh, kapan Hendra dan putranya berdiri di sampingnya dia bahkan tidak menyadarinya. Yanto mengulurkan tangan menggendong putranya, merupakan pelukan yang sangat kuat. Tidak perlu berkata-kata, sebuah pelukan kuat sudah menjelaskan kerinduan dan rasa bersalah pada putranya.

"Paman, mana Ibuku?" Kepala kecil Deco menoleh ke kanan dan kiri, mencari sosok Ibunya.

"Ibumu sedang diperiksa di dalam, akan keluar sebentar lagi." Yanto menunjuk ke pintu. Deco turun dari gendongan Pamannya, menunggingkan pantat kecilnya untuk mencoba melihat sosok Ibunya dari celah di pintu.

Yanto menoleh menatap Hendra, melihat pakaiannya yang rapi, walaupun emosional tapi pandangan matanya masih tenang, berkata dengan bahagia. "Hendra, kamu akhirnya tumbuh dewasa."

Hendra melangkah maju, matanya bergerak: "Kakak, baguslah kamu masih hidup."

"Ya, aku masih hidup." Yanto menganggukkan kepala.

Hendra bertanya apa yang terjadi pada Kakaknya, baru kembali setelah lebih dari sebulan. Yanto menceritakan garis besarnya. Meskipun Yanto telah merangkum semuanya dalam tiga kalimat, tapi Hendra secara alami dapat memikirkan bagaimana menakutkannya kejadian itu.

Ketika Hendra melihat sepatu Kakaknya dan Tina yang tergeletak di pantai, rasa sakit di hatinya sudah hilang, hanya tersisa harapan: Aku harap kalian tidak mati, tetapi hanya pergi dan hidup bersama-sama di sudut lain dunia, bahagia bersama, selama kalian masih hidup itu sudah bagus.

Pintu kamar ultrasonik-B terbuka, Deco memeluk kaki Ibunya, mendongak berteriak dengan gembira: "Ibu!"

Tina melihat putranya, membungkuk dan menggendongnya, mencium wajah putranya: "Deco, Ibu juga merindukanmu."

Kemudian ada seorang Dokter keluar, bertanya: "Siapa keluarga pasien, datang ke kantor sebentar."

Hendra tadinya maju selangkah, tetapi dia tidak mengambil langkah kedua, mengulurkan tangan meraih Deco dari pelukan Tina: "Kak, kamu pergilah."

Yanto memandang adiknya, bersaudara selama bertahun-tahun, dengan satu pandangan mata sudah memahami segalanya.

Yanto mengikuti dokter pergi, Tina juga mengikuti, dihentikan oleh Dokter, dan membiarkannya menunggu di luar.

"Dokter, aku yang mengerti tubuhku, aku tahu aku menderita kanker ovarium. Kau harusnya membiarkanku masuk, aku ..."

Dokter sama sekali tidak mendengarkan Tina, dan masih menolak memberikannya masuk. Hendra menarik tangan Tina, berkata dengan suara rendah: "Kamu tahu bahwa kamu sakit dan membawa Deco kembali, ingin mempercayakannya padaku. Kalau tidak, kamu tidak akan kembali seumur hidupmu bukan?"

Pada titik ini, Tina hanya bisa mengangguk: "Hendra, maaf ..."

Hendra mencoba menarik sudut bibirnya: "Tina, kamu tidak pernah berbuat salah padaku, aku yang selalu berbuat salah padamu."

Di kantor dokter, Yanto berdiri, "Dokter, dia hamil?!"

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu