Cinta Yang Terlarang - Bab 24 Kakak, Apakah Kamu Mencintai Jinny?

Bab 24 Kakak, Apakah Kamu Mencintai Jinny?

Deco dengan serius memikirkannya, memiringkan kepalanya memandang Pamannya: "Paman, bisakah kamu membawaku besok?"

Ketika Yanto merasa bahwa dia adalah pria yang kesepian, putranya tiba-tiba bertanya seperti ini, dia secara alami bahagia dan bersyukur: "Paman besok akan pergi ke perusahaan, jika kamu tidak merasa bosan, ikutlah denganku."

"Ya, baiklah."

Deco mengangguk, lalu berkata pada Hendra: "Ayah, aku tidak akan mengikuti kalian besok, aku akan mengikuti Paman."

Hendra sedikit cemburu. Putranya memanggilnya Ayah, tetapi dia malah lebih suka mengikuti Pamannya. Sangat jelas, ini dikarenakan hubungan darah.

Deco bisa ada di dunia ini, itu adalah permintaannya pada Kakaknya. Karena itu, walaupun Hendra cemburu, dia tahu bahwa itu sepenuhnya adalah salahnya, tanggung jawabnya. Dia tidak menyalahkan Kakaknya sama sekali, juga lebih tidak bisa menyalahkan anak-anak, dia hanya ingin punya anak dengan Tina, tidak sabar memikirkannya.

Setelah makan malam, beberapa orang berbicara sebentar di ruang tamu, menemani Deco bermain untuk sementara waktu. Hendra melihat jam beberapa kali, akhirnya merasa sudah waktunya, dia berkata: "Deco, sudah larut malam, kamu sudah harus tidur."

Deco mengangguk, meraih tangan Ibunya: "Ibu, sudah larut, ayo kita tidur."

Alis Hendra berkerut, wajahnya tidak senang: "Deco, kamu sudah berumur 5 tahun, harus tidur sendirian tidak boleh tidur dengan Ibumu."

Deco memiringkan kepala kecilnya, dengan sangat alami berkata: "Aku tidur dengan Ibuku sepanjang waktu. Aku baru berusia 5 tahun, masih sangat kecil."

Ketika Deco sangat pengertian maka akan benar-benar sangat pengertian, ketika sangat menyebalkan maka akan sangat menyebalkan. Ketiga orang dewasa itu sudah tahu maksud Hendra, tetapi Deco malah membuat masalah di tengahnya.

Yanto tanpa sadar menghela nafas lega, sebenarnya yang lebih lega adalah Tina. Meskipun memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup dengan Hendra, tapi berpikir akan seranjang dengannya, atau melakukan kontak dengannya secara tanpa sadar dia menolaknya. Sekarang putranya seperti ini, dia seakan memiliki perasaan telah meloloskan diri.

"Hendra, Deco selalu bersamaku, tidak bisa tidur jika tidak ada aku. Jadi selamat malam, kami akan pergi tidur."

Tina sudah mengatakan ini, Hendra tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

Tina menoleh menatap Yanto, kemudian berbicara dengan suara pelan: "Kak, selamat malam."

Yanto mengangguk dengan kaku, Tina membawa putranya naik ke atas. Ibu dan anak itu sudah tidak terlihat, Hendra kesal dan duduk di sofa.

Yanto mengkhianati hatinya untuk menghiburnya: "Hendra, Deco masih kecil, kamu dan Tina... hari kalian masih sangat panjang."

Hendra menghela nafas panjang: "Kak, dulu aku terlalu dalam melukai Tina, juga menunda waktunya terlalu lama. Sekarang, dia masih menerimaku, dan datang kepadaku dengan membawa putraku, aku benar-benar sangat bersyukur, bahkan lebih tidak ingin dipisahkan dari Tina sedetik pun."

Tangan Yanto yang memegang gelas mengepal: "Tina adalah gadis yang sangat baik, kamu bisa menikahinya adalah berkah terbesar dalam hidupmu."

Hendra mengangguk: "Kak, aku tahu. Jadi aku ingin menggunakan sisa hidupku untuk menebus luka hati Tina, aku juga ingin punya anak bersamanya."

Gelas itu hampir hancur diremas oleh Yanto, setelah beberapa saat dia berkata, "Hendra, kamu bisa berpikir seperti ini, Kakak benar-benar lega."

Hendra tiba-tiba menoleh dan bertanya: "Kak, apakah kamu mencintai Jinny?"

Yanto menatap mata Hendra, ingin melihat makna di balik pertanyaannya dari pandangan matanya. Matanya tenang, polos, apakah dia yang terlalu banyak berpikir?

"Hendra, seusia Kakak ini, apanya yang cinta tidak cinta. Mencari seorang wanita untuk melewati hidup saja."

Wajah Hendra muram, mengatupkan bibir kemudian berkata: "Kak, Ayah Jinny, Sony, adalah pengacara kriminal terbaik di negara ini. Waktu itu Kakak mengunjunginya beberapa kali, dan juga berjanji padanya, oleh karena itu Sony baru menyetujui menjadi pengacaraku. Sony pernah berkata kepadaku tanpa ragu, Kakak memberitahunya bahwa hari ketika aku dibebaskan dari penjara adalah hari ketika Kakak akan menikahi putrinya. Jadi Sony sangat aktif membela diriku, menggunakan berbagai mediasi. Hasilnya, aku membunuh orang, dan hanya dijatuhkan hukuman 5 tahun, Jadi hari pernikahanmu dengan Jinny sudah dekat. Kakak, kamu tidak mencintai Jinny sama sekali, demiku kamu..."

"Hendra, ketika Ayah dan Ibu meninggal, aku berjanji kepada mereka untuk menjagamu baik-baik." Yanto menepuk-nepuk pundak Hendra, berbalik badan kembali ke kamar.

Punggung Tina menempel dengan erat di dinding tangga spiral, jantung berdetak tidak beraturan.

Ternyata ... ternyata Yanto menikahi Jinny hanya karena demi adiknya.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu