Cinta Yang Terlarang - Bab 29 Pelukan Yang Terlambat 5 Tahun
Bab 29 Pelukan Yang Terlambat 5 Tahun
Tina berbicara mengenai kelahiran, tua, sakit dan kematian dengan seorang anak berusia 5 tahun, terlalu memusingkan, tetapi dia tidak bisa menyembunyikannya lagi, hanya bisa mengatakannya lebih awal.
Deco menarik tangan Ibunya: "Ibu, ayo pergi ke rumah sakit kalau begitu. Rumah sakit adalah tempat untuk menyelamatkan hidup, Dokter akan menemukan cara untuk memperpanjang jalan Ibu ini."
Tina menggelengkan kepalanya: "Deco, jika kamu sudah tahu bahwa jalanmu telah mencapai ujung, lalu secara paksa ingin memperpanjangnya maka akan kehilangan maknanya. Ibu tidak suka bau air disinfeksi rumah sakit, Ibu suka rambut lembut dan tebal ini. Ibu tidak menginginkan ketika berada di ujung jalan berbaring di ranjang rumah sakit, tidak memiliki rambut, sekujur tubuh penuh jarum suntik, kulit tidak bercahaya, dipenuhi banyak selang untuk bernafas."
Air mata Deco jatuh setetes demi setetes.
Dalam hatinya, meskipun kadang-kadang dia merasa Ibunya bodoh, tapi Ibunya sangat cantik. Merupakan yang paling cantik dari semua Ibu di TK. Jika suatu hari Ibu berada di ranjang rumah sakit dengan penuh selang dan tidak bisa bergerak, itu pasti akan menyakitkan. Sama seperti ketika pemeriksaan medis di rumah sakit, dia berlari dan bermain sendiri, pergi ke unit perawatan intensif, di mana ada seorang wanita berbaring sendirian tanpa daya di ranjang. Botak, kurus bagaikan tenggorak yang dilapisi kulit. Ada tabung tebal tertancap di mulutnya, tubuhnya penuh dengan alat...
Tina menarik napas dalam-dalam, masih tersenyum dengan indah.
"Deco, Ibu tahu Deco adalah anak yang paling pengertian, jadi jangan beri tahu Ayah mengenai masalah ini, juga jangan beri tahu Paman. Kalau tidak, mereka pasti akan membawa Ibu ke rumah sakit."
Deco telungkup di pelukan Ibunya, untuk pertama kalinya dia bimbang, tidak tahu apakah dia harus mendengarkan kata-kata Ibunya. Akhirnya dia tahu, Ibu tiba-tiba membawanya kembali bukan karena Ayah akan pulang, tapi karena Ibunya harus mempercayakan dirinya kepada Ayahnya, sehingga ada seseorang dapat mengurus dirinya.
Malam ini, Deco tertidur dengan air mata di bulu matanya.
Malam ini, Tina menderita insomnia, tidak bisa tidur.
Di tengah malam, pintu kamar terbuka dengan pelan. Hendra memasuki kamar, kamar itu tidak sepenuhnya gelap, ada lampu baca di samping ranjang. Sebelumnya ketika tidur Tina tidak memiliki kebiasaan ini, lampu kecil ini dinyalakan demi putranya dalam 5 tahun terakhir.
Hendra duduk menyamping di ranjang, menatap Ibu dan anak yang tidur bersama. Mata putranya merah dan dia tampaknya menangis sebelum tidur, mata Ibunya juga merah dan bengkak. Hendra tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi melihat Tina yang seperti ini benar-benar menyakitkan.
Hendra duduk beberapa saat, berbaring dengan pelan, mengulurkan tangan memeluk Tina. Hendra ingin memberikan pelukan pada Tina, pelukan yang terlambat selama 5 tahun.
Tina sudah terbangun ketika Hendra memasuki kamar, dia tidak tertidur, dia juga khawatir Hendra akan masuk ke dalam kamar. Jadi dia mengetahui ketika Hendra memeluk dan mencium rambutnya. Karena punggung Tina melekat erat pada dada depan Hendra, jadi dia tahu bahwa tubuh Hendra menjadi panas, napasnya juga menjadi begitu cepat, bahkan bagian milik pria juga perlahan telah berubah.
Tina menggertakkan giginya dengan kuat. Meskipun mereka adalah suami dan istri, keduanya dibenarkan. Meskipun Tina memutuskan akan menemaninya di sisa waktunya, tapi keintiman yang seperti ini masih membuatnya ingin melarikan diri.
Untungnya, Hendra bukanlah orang yang tahu batas.
Hendra mati-matian menahan emosinya, menjauh sedikit dari wanita dalam pelukannya, perlahan, nafasnya menjadi tenang.
Ketika hari mulai terang Hendra baru meninggalkan kamar. Tina membuka matanya, bernafas lega, ini benar-benar malam yang panjang.
Hendra tidak bisa tidur, turun ke bawah, ternyata melihat Kakaknya berdiri di depan jendela sedang merokok di ruang tamu, asbak di sebelahnya, penuh dengan puntung rokok.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyCintaku Pada Presdir
NingsiTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniHalf a Heart
Romansa UniverseWaiting For Love
SnowYou're My Savior
Shella NaviSang Pendosa
DoniNikah Tanpa Cinta
Laura WangCinta Yang Terlarang×
- Bab 1 Siapa Yang Menidurinya
- Bab 2 Kemarin Malam Sangat Lelah
- Bab 3 Racun Yang Lembut
- Bab 4 Kakak, Kamu Tidak Rugi
- Bab 5 Keinginan Yang Membuat Ketagihan
- Bab 6 Orang Di Malam Hari Adalah Kakak?
- Bab 7 Kamu, Sudah Hamil
- Bab 8 Ini Adalah Ahli Waris
- Bab 9 Perkataan Berbeda Di Depan Dan Belakang
- Bab 10 Dia Hanya Biadab Dan Kasar
- Bab 11 Ini Adalah Rahasia Tersembunyi
- Bab 12 Insiden Terkuak
- Bab 13 Siapa Yang Membunuh Ibu
- Bab 14 Anak Yang Membuat Orang Kesal Dan Juga Sayang
- Bab 15 Dia, Akan Menikah
- Bab 16 Pingsan
- Bab 17 Membawamu Mencari Ayah
- Bab 18 Dia, Kembali
- Bab 19 Suamiku, Aku Menjemputmu Pulang
- Bab 20 Kamu Adalah Kakak Ipar Bukan
- Bab 21 Manusia Adalah Makhluk Yang Paling Bimbang
- Bab 22 Kakak, Aku Ingin Pindah
- Bab 23 Istrimu Sangat Cantik
- Bab 24 Kakak, Apakah Kamu Mencintai Jinny?
- Bab 25 Menjadi Gila Demi Cinta
- Bab 26 Hal Tabu Bersama
- Bab 27 Jurang Kehancuran
- Bab 28 Ibu, Apa Kamu Sakit?
- Bab 29 Pelukan Yang Terlambat 5 Tahun
- Bab 30 Terima Kasih Dan Maaf
- Bab 31 Satu Keluarga Bertiga, Hidup Tenang
- Bab 32 Kesengajaan Jinny
- Bab 33 Mengapa Menikah Dengan Wanita Yang Tidak Kamu Sukai?
- Bab 34 Sangat Merindukannya
- Bab 35 Serangan Sakit
- Bab 36 Kamu Menaiki Ranjang Kakakmu
- Bab 37 Sebaiknya Kamu Jangan Macam-Macam Denganku
- Bab 38 Jinny, Mari Kita Buat Kesepakatan
- Bab 39 Sekali Lagi Menghilang
- Bab 40 Mati Dengan Layak
- Bab 41 Melarikan Diri Dari Kematian
- Bab 42 Tanah Yang Indah
- Bab 43 Dia Hamil Lagi
- Bab 44 Aku Memilih Yang Pertama
- Bab 45 Kami Sudah Bercerai
- Bab 46 Ini Adalah Karma
- Bab 47 Lepaskan Aku, Aku Tidak Ingin Disuntik
- Bab 48 Masih Bisa Menjadi Seperti Teman
- Bab 49 Ada Semacam Keberuntungan Yang Disebut Keajaiban