Adieu - Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
Akhir musim dingin di kota Bei sangat dingin.
Rumah sakit di lantai bawah, di dalam mobil hitam. Supir melihat melalui kaca spion pada pria yang gilak dan bertanya "Direktur Alex ke manakah kita akan pergi?"
Alex dengan penampilannya yang lelah berbaring di kursi. Mata tertutup dan berkata "Pulang."
Ketika kata- "pulang" diucapkan oleh Alex, dia sendiri merasa terkejut.
Selama tiga tahun, Alex tidak pernah mengucapkan kata “pulang”. Dia setiap kali berkata pada supir untuk kembali ke Villa Mutiara. Di dalam hatinya hanya terdapat Clarice, bukanlah rumah.
Setelah suprirnya ragu sejenak, dia mengendarai mobil ke Villa Mutiara.
Dia membuka pintunya, saat memasuki villa, hawa udara di luar pun masuk.
Alex bergetar dan menekan sakelar. Seluruh rumahnya langsung menjadi cerah.
Ruang tamu besar. Cahaya kristal lembut terprancar pada wajah berat Alex, dia melihat pintu rumah kosong itu. Jantungnya berdetakan, dan berhenti. Dia segera naik ke atas dan berjalan ke kamar tidur.
Barusan membuka pintu kamar, aroma parfum Clarice pun masuk ke hidungnya.
Alex yang awalnya terdiam menyalakan lampu dengan cepat. Kamarnya kosong tidak ada seorang pun.
Sejenak, napas berat tiba-tiba datang dari dada kiri. Alex menepuk dadanya dengan tidak nyaman. Sejak kapan, hatinya yang pernah membenci Clarice juga sakit karena wanita ini.
Tubuhnya melemah dan Alex hanya bisa berbaring di tempat tidur, dan tubuhnya pun masuk ke dalam ranjang yang lembut itu.
Saat dia membuka matanya foto-foto pernikahan di dinding mulai terlihat.
Mungkin tidak pernah melihatnya dengan serius, sehingga ketika melihat foto itu sekarang, dia baru bisa menemukan bahwa senyuman di wajah Clarice yang begitu cerah dan menyilaukan, dan dia berdiri di sisinya dengan ekspresi acuh tak acuh tampak tidak pada tempatnya.
Alex tidak melihat foto, membalikkan badan dan berbaring, dan surat perceraian yang ada di sakunya pun terjatuh.
Sekali lagi, dia melihat tanda tangan tersebut. Ketika Clarice menandatanganinya, suasana hati seperti apa yang dia alami?
Selama tiga tahun, Alex tidak pernah serius melihat pernikahan mereka. Sampai saat ini, dia ingin memikirkannya, tetapi dia tidak bersedia memikirkannya. Dia tidak berani berpikir lagi!
Alex bangkit dan meletakkan surat perceraian ke meja di samping tempat tidur. Dia baru saja membuka lemari dan matanya tertarik oleh botol botol yang ada di dalam.
Saat dia mengambil salah satu botol untuk melihatnya, tulisannya masuk ke dalam tatapannya, Alex terdiam sementara, dan kemudian gemetaran sejenak.
Semua obat penghilang rasa sakit yang kuat dipenuhi dengan obat penghilang rasa sakit.
Apakah wanita itu hanya menggunakan obat penghilang rasa sakit untuk melumpuhkan rasa sakit selama ini? Apakah dia menyerah pada perawatan dan menunggu untuk mati?
Memikirkan hal ini, ia tiba-tiba mengingat suaranya sendiri.
Semuanya karena Alex sendiri. Jelas-jelas bahwa perkatan dia sendirilah yang telah menyakiti Clarice. Dia memintanya untuk mati dan setiap gerakannya memaksakannya untuk mati.
Dalam sekejap, dalam pikirannya didatangi wajah pucat Clarice yang disiksa kejam oleh dirinya sendiri, wajahnya yang menyakitkan, wajah yang mengalirkan air mata dan keputusasaan.
Emosi Alex membanjiri laut, dan tidak bisa mengendalikan gemetaran di seluruh tubuhnya, dan pil putih dalam botol pil pun tumpah keluar. Alex duduk di tempat tidur,hatinya terasa sakit seperti ditusuk oleh golok ,tangannya yang gemetaran memegang pil yang jatuh di atas selimut dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Satu per satu, sampai seluruh mulut terisi, pil yang terasa pahit dan mati rasa, dia menelannya semua pil ke dalam perut dengan satu telanan.
Dia tiba-tiba teringat, belum lama ini, walaupun Clarice telah menderita kesakitan, dia masih mencekik lehernya dan menuangkan pil ke tenggorokannya dan meludahkan darah keluar.
Seberapa sakitnya tubuh dan hatinya saat itu?
Botol pil di tangan tergelincir dan terbanting ke tanah, mengeluarkan suara pecahan yang garing.
Alex memegangi dadanya erat. Pada saat ini, sesak napas dan perasaan sakit di hatinya tidak berkurang sama sekali, obat penghilang rasa sakit yang kuat juga tidak berbeda. Semakin dia memakannya, juga tidak bisa menghentikan sakit hati.
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderBack To You
CC LennyMarriage Journey
Hyon SongCintaku Pada Presdir
NingsiMi Amor
TakashiUnperfect Wedding
Agnes YuAwesome Guy
RobinAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu