Adieu - Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
“Kamu sungguh membuatku merasa jijik, sebelumnya dia adalah wanita yang ingin kamu siksa berulang kali dan akhirnya sekarang kdia sudah mati. Alex Ong semestinya kamu bahagia!” William Chan menatap pria yang saat ini sedang emosi, ada sebuah celaan yang begitu dalam di matanya. Seorang wanita yang tak pernah ia iperhatikan tiba-tiba dapat membuat Alex Ong meneteskan air mata.
Setiap kalimat yang diucapkan membuat jatung Alex Ong bergetar. Perkataan William Chan memang tak ada yang salah.
Dahulu dia memang selalu ingin membuat Clarice Xu mati. Berulang kali disiksa dan dihancurkan, membuat air mata dan darahnya mengalir.
Hatinya semakin lama semakin sakit, tak kuasa menahan kesakitan. Alex Ong memegang kotak, matanya yang berlinang air mata penuh dengan sedikit harapan terakhir: “William, ini pasti bukan Clarice Xu. Ini pasti kerjasama kalian untuk menipuku, kan?”
“Percaya atau tidak itu urusanmu!” William mengambil guci abu ke pelukannya dari tangan Alex Ong, tangan yang satunya lagi dari dalam saku mengambil satu lembar dokumen menghadap ke arah tubuh Alex Ong.
Dokumen itu pelan-pelan terjatuh ke lantai, kertas putih itu bertuliskan tulisan yang sangat menusuk mata “Bukti Kematian”.
Seluruh otot tubuh Alex Ong menegang dan menjadi kaku. Dia membungkuk perlahan, kedua tangannya tak sanggup menahan gemetar saat mengambil kertas dokumen itu. Tiap huruf yang tertulis di atasnya semua membuktikan kebenaran dari kematian Clarice Xu.
Dalam sekejap air mata tak bisa dibendung dan membasahi kertas. Alex Ong meletakkan kertas itu dalam dekapannya, tak kuasa menahan sakit di hatinya, tak bisa berhenti gemetar.
Tepat pada saat ini, William Chan sambil memeluk guci abu itu memasuki mobil, mobilnya langsung meluncur cepat.
Kedua mata Alex Ong menatap lurus, dia segera menahan kaca jendela mobil, dengan panik mengetuk jendela kaca, dengan tenggorokan serak, dia berteriak pada William yang sedang memegang guci: “Aku ingin membawa Clarice Xu pulang ke rumahku, berikan guci itu kepadaku, dia adalah istriku!”
William menurunkan kaca mobilnya sedikit, memunculkan tatapan kedua matanya yang dingin: “Aku tak akan membiarkan dia bersamamu bahkan setelah kematiannya, melewati hari-hari yang tidak damai!”
Bersamaan dengan mobil yang mulai melaju, Alex Ong tersungkur di tanah. Dia tidak bisa mengatasi rasa sakitnya sendiri, tiba-tiba dia berdiri melihat mobil yang menjauh, jantungnya seakan meledak.
Tidak, ia tidak akan membiarkan Clarice Xu pergi begitu saja.
Alex Ong melangkahkan kaki seperti orang gila, berjalan mengejar mobil yang menjauh itu, air matanya lagi-lagi mengalir sangat deras.
Di saat ini, akhirnya dia mengerti arti dari sakit hati, akhirnya dia mengerti penyesalan dari kehilangan, akhirnya dia mengerti di lubuk hatinya ada tempat untuk Clarice Xu!
Tiba-tiba langit yang begitu cerah turun hujan, angin dingin menusuk tulang.
Setetes demi setetes air hujan membasahi tubuh Alex Ong, ia tak merasakan dingin sedikitpun.
Alex Ong sebegini gilanya, bertekad untuk mengejar mobil yang semakin jauh, sambil mengejar sambil berteriak.
“Clarice Xu, jangan pergi!”
“Clarice Xu, maafkan aku.”
“Clarice Xu, kembali padaku.”
Setiap kalimat yang terucap dari mulutnya seakan menusuk dadanya.
Bagaimana bisa wanita itu meninggalkan dia dengan cara yang begini, bagaimana bisa wanita itu bisa mati dengan cara seperti ini.
Alex Ong menahan sakit di dadanya, tubuh yang tak kuasa menahan sakit itu masih terus mengejar.
Seluruh tubuhnya dibasahi oleh air hujan, kepalanya terasa berat, tiba-tiba pandangannya berubah hitam, Alex Ong berjalan sempoyongan hingga tersandung batu, tubuhnya jatuh ke tanah.
Kepalanya jatuh di atas batu, dari dahinya mengucur darah segar. Darah bercampur dengan air hujan dan mengaburkan pandangan kedua mata Alex Ong. Ia tersungkur di tanah penuh lumpur, menyipitkan mata pada mobil yang perlahan-lahan menghilang. Perasaan yang tak karuan ini tidak lagi dapat dijelaskan dengan kata-kata, sedang mulut masih membisikkan nama yang membuatnya sakit hati: "Clarice Xu…Clarice Xu”
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMore Than Words
HannyWaiting For Love
SnowAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu