Adieu - Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi

RS Kota Bei, ruang gawat darurat.

Clarice Xu tiba-tiba kritis, ia tidak berhenti muntah darah. Ia sungguh tidak sadarkan diri, dokter tengah memberinya pertolongan darurat.

William Chan panik menunggu di depan pintu. Matanya yang menangis pilu terus menatap lampu ruang gawat darurat, dalam hatinya ia berdoa tanpa henti.

Ia berdoa Clarice Xu tidak apa-apa, berharap Tuhan mengasihani sedikit Clarice Xu, sedikit pun sudah cukup.

Wanita ini sudah mengalami segala macam penderitaan, sudah merasakan kepedihan tiada henti, dan sudah meneteskan terlalu banyak darah dan air mata. Ia jelas tidak boleh mati begitu saja.

Pada momen itu, Alex Ong yang baru datang dari Ong's Corp berjalan menuju William Chan, wajahnya merah.

Di belakangnya, Cherry Xu, yang hari ini gagal mendapatkan surat nikahnya dengan Alex Ong, berjalan mengikuti. Wajahnya patah semangat sekaligus dipenuhi kedengkian.

"Pasangan zinah, kalian berdua datang kesini untuk apa!" Teriakan makian tiba-tiba terdengar di lorong rumah sakit yang tenang. Alex Ong langsung menghempaskan tinju ke wajah William Chan.

William Chan terhuyung mundur beberapa langkah. Ia mengumpulkan kesadarannya. Demi membalas rasa sakitnya barusan, ia langsung balas menyerang Alex Ong: "Saya masih ingin membuatmu merasakan penderitaan yang dialami Clarice Xu, dua kali lipat!"

Dua pria ini seketika menjadi seperti dua ekor binatang buas, mereka saling bergulingan memukuli satu sama lain.

Cherry Xu buru-buru memisahkan Alex Ong, lalu dengan dengki menatap William Chan, pria yang hari ini telah merusak hari bahagianya. Ia bergumam: "Alex Ong, jangan bertengkar dengan orang macam ini, mereka berdua sejak awal pasti sudah berselingkuh. Mereka dari dulu sudah sembunyi-sembunyi menjalin hubungan, jadi tidak heran kini mereka berzinah!”

"Cherry Xu, kamu ternyata masih berani berbicara. Tiga tahun ini, masih kurang tragiskah hidup adik perempuanmu yang kamu sakiti dengan tanganmu sendiri itu?!" Willam Chan memaki Cherry Xu, tatapan matanya dipenuhi amarah seolah ingin membakar Cherry Xu hidup-hidup: “Ia sekarang terbaring di ruang gawat darurat dan belum sadarkan diri, apa kamu tidak takut ia meninggal dunia? Siapa sebenarnya yang sakit kanker lambung, kau tahu jelas itu!"

Alex Ong seketika kaget, wajahnya menatap William Chan dengan penuh kebingungan: ”Apa yang kau katakan?"

William Chan mengambil sebuah map kertas kecil dari kantongnya, melemparnya ke arah Alex Ong, lalu dengan dingin berkata: "Baca ini semua, kamu akan paham!"

Melihat map kertas itu, Cherry Xu panik, tubuhnya yang tiba-tiba kekurangan nafas gemetar.

Apa sebenarnya isi map kertas itu? Kalau Alex Ong tahu yang sebenarnya......

Tidak, jelas tidak boleh!

Alex Ong mengambil map kertas itu, ia bersiap membuka dan membaca isinya.

Cherry Xu yang ada di sampingnya tiba-tiba membungkuk memegangi perut, ekspresinya luar biasa kesakitan, ia memegang erat tangannya: "Alex Ong, perut saya sangat sakit, sangat sakit!”

Wajah Alex Ong langsung berubah. Ia buru-buru merapikan map kertas itu, menggotong Cherry Xu, lalu pergi mencari dokter.

Ruang kerja dokter.

Dokter mengangkat alis, menatap laporan riwayat penyakit palsu yang tadi sembunyi-sembunyi diberikan oleh Cherry Xu padanya, ekspresi wajahnya serius: "Tuan Ong, ada dua solusi untuk penyakit Cherry Xu ini. Solusi pertama adalah segera melakukan operasi pengangkatan sel tumor, sementara solusi kedua adalah menjalani kemoterapi!"

Dokter ini jelas dokter RS Kota Bei yang belum bersekongkol. Dokter yang sudah bersekongkol dengan Cherry Xu tidak akan memberi rekomendasi seperti ini.

Cherry Xu panik, badannya tidak berhenti bergetar, kepalanya berkeringat dingin: "Alex Ong, tidak, tidak mau, saya cukup istirahat saja!"

Alex Ong menatap iba sambil menggenggam tangan Cherry Xu: "Tidak bisa, biarkan dokter melakukan pengecekan terlebih dahulu, kalau tidak saya akan khawatir terus."

Dokter segera melakukan pemeriksaan terhadap Cherry Xu.

Alex Ong duduk di pojok dan larut dengan pikirannya. Ia berulang kali ragu, tetapi pada akhirnya tetap membuka map kertas yang diberikan William Chan.

Ketika membaca tulisan "Laporan Medis Kanker Lambung Clarice Xu" pada kertas, kulit kepala Alex Ong mati rasa, punggungnya terasa dingin.

Kedua tangannya memegang laporan medis. Satu tangannya memegang laporan milik Clarice Xu, satu tangannya lagi memegang laporan milik Cherry Xu.

Selain nama pasien dan nama rumah sakit, kedua laporan ini hampir seratus persen mirip.

Setiap poin pemeriksaan menampilkan hasil yang sama persis, bedanya hanya waktu penerbitan laporan medis Clarice Xu lebih awal dua hari.

Bagaimana ini?

Mengapa Clarice Xu, si perempuan itu, juga punya laporan pemeriksaan kanker lambung?

Tiba-tiba dalam pikirannya muncul banyak sekali memori masa lalu. Memori-memori itu menampilkan wajah pucat pasi Clarice Xu, tubuhnya yang perlahan berubah menjadi kurus kering, muntahannya yang mendadak, dan darah merah segar yang mengalir keluar bersama muntahannya.

Alex Ong seketika merasakan sensasi dingin dalam tubuhnya, ia bergidik.

Alex Ong melihat dengan cermat stempel "RS Kota Bei" pada laporan medis Clarice Xu, lalu ia menemukan beberapa tulisan yang agak samar pada laporan medis berstempel "RS Swasta" milik Cherry Xu.

Semuanya menjadi semakin tidak wajar, jangan-jangan......

Ia mengangkat wajah menatap Cherry Xu yang duduk di atas kasur pasien dengan wajah bermandikan keringat. Setelah beberapa saat, ia menggulung laporan medis Cherry Xu dan menjepitnya di tangan, ia menatap dingin: “Cherry Xu, apakah sekarang masih sangat sakit?"

Melihat tatapan dingin Alex Ong, Clarice Xu buru-buru menurunkan pandangannya dan memegang perutnya. Ia mengernyitkan alis dan menggerakan kepala dengan gelisah: "Masih sedikit sakit, tetapi saya bisa tahan......"

Alex Ong memotong kalimatnya, ia langsung menarik Clarice Xu bangkit dari kasurnya: "Menurut saya sebaiknya jangan ditahan lagi, jalan, saya antar kamu pergi kemoterapi!"

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu