Adieu - Bab 20 Siapakah Pria Itu?
Kabut memenuhi atap gedung kaca perusahaan Ong.
Alex tampak dingin. Dia bersandar pada pagar di tepi atap dengan memegang sebatang rokok di tangannya dan menghirupnya dengan kuat
Di akhir musim dingin, angin sepoi-sepoi bertiup, seperti pisau tajam yang menusuk pipi, sedikit sakit.
"Direktur Alex Ini adalah Dokter Li!" James membawa beberapa pengawal berbaju hitam dan menggendong seorang pria paruh baya di hadapan Alex.
Alex perlahan mengeluarkan kabut asap yang tertiup angin, menatap Sean Li yang telah ditangkap oleh anak buahnya. Ada sedikit kesedihan di wajah yang tajam itu: "Apakah kamu tahu Clarice?"
Di rumah tadi malam, tiba-tiba masuk beberapa pria besar untuk membawa dirinya pergi, Sean Li pun pingsan.
Ketika dia melihat wajah serius Alex yang menyebutkan nama Clarice, Sean Li tampak canggung dan bingung, dia gemetar dan mengatakan: "Aku tahu"
Alex segera menghisap habis rokoknya dengan satu isapan. Dengan sepasang tangan menggenggam kerah Sean Li, dengan kemarahan di matanya tidak bisa berhenti menatapnya: "Jadi apakah dia pasienmu atau bukan?"
Alex adalah seorang pria bermartabat di kota Bei, Sean Li secara alami mengetahui latar belakang dan kekuatannya. Untuk sesaat,badannya terus bergetar dan menggigil: "Ada terlalu banyak pasien, aku tidak ingat."
“Tidak ingat?”Alex menyeringai. Dia mencekiknya dan meletakkannya di pagar atap dan menunjukkan tatapan yang beramarah dan kekhawatiran dan berkata"Jika kamu tidak memikirkannya hari ini, aku akan mendorongmu dari sini!"
"Jangan direktur Ong, aku sudah ingat." Sean Li diletakkan Alex di pagar pembatas, dan seluruh tubuh bagian atasnya sudah melayang di udara. Melihat penampilan Alex tidak seperti dalam waktu bercanda, Sean Li melihat kembali ke jurang di belakangnya. Kaki yang ketakutan segera membukakan mulut "Nona Clarice adalah pasienku!"
"Karena itu adalah pasienmu, mengapa kamu mengatakan bahwa laporan medisnya dipalsukan hari itu?" Amarah Alex memenuhi seluruh pikirannya, dan tangannya yang memegang kerah diperketat: "Siapa yang memberimu hak untuk berani berbohong di depanku! "
“Direktur aku dipaksa, aku juga sangat tidak berdaya!” Alex yang semakin marah membiarkan Sean Li bergidik dan buru-buru menjelaskan: “Kalau tahu ini merupakan masalahmu, bahkan bagaimana mereka menyuruhku, aku juga tidak akan setuju.” ! "
"Siapa yang menyuruhmu?!"
"Ada seorang pria yang datang ke rumah sakit untuk mencariku hari itu dan berkata untuk memberiku 'biaya tenaga kerja' untuk meminta bantuanku. Jika aku tidak membantunya, mereka akan memberi tahu dekan bahwa aku telah secara pribadi mengumpulkan uang dari pasien dalam beberapa tahun terakhir. Ada bukti di dalamnya, aku tidak berani untuk tidak membantunya." Sean Li dengan panik menjelaskan,dia yangtergantung di udara mengeluarkan keringat panas.
“ Bagaimana tampangnya?” Alex terdiam, yang dikatakan Sean Li pastilah pria yang ada dalam perekam suara itu.
Sean Li mencoba untuk mengingatnya: "Pria paruh baya yang hampir memasuki usia 50 tahun, namanya kurasa Darren."
"Darren?" Alex mengerutkan kening, nama itu tidak familiar bagi dirinya, dan belum pernah mendengarnya. Apa hubungan antara dia dan Cherry?
Tiba-tiba ada gambaran yang terlintas di pikirannya, di unit perawatan intensif hari itu, dia melalui kaca mendengar Cherry yang meneriaki ayah di telepon itu.
Pria paruh baya, lima puluhan tahun.
Ketika Alex ketakutan, dia melonggarkan kerah Sean Li dan memberi tahu James "Segera periksa catatan panggilan Cherry"
"Oke!" James menjawab, dan segera menatap Sean Li yang mergeluarkan napas lega setelah berdiri di tanah. "Jadi mau bagaimana membereskan Sean Li?”
Alex mengulurkan tangan dan menyerahkannya rokok untuk membantunya menyalakannya. Dia menarik napas dalam-dalam dan menatap Sean Li dengan tajam "Orang yang menerima suap bukanlah dokter yang baik, sangat baik untuk mengajarinya bagaimana berperilaku kemanusiaan, harus memperlakukannya dengan baik!"
"Paham!" James telah bersama Alex selama bertahun-tahun. Dia tentunya paham maksud Alex dan segera melambaikan tangannya ke arah pengawal di belakangnya berkata: "Bawa pergi!"
"Direktur Ong ampuni aku, aku tidak akan melakukannya lagi."
Alex berbalik dan melihat ke bawah, membuang suara keras permohonan yang diujukan Sean Li, dan cahaya di matanya secara bertahap padam dan dipenuhi dengan rasa sakit.
Rasa menyalahkan dirinya sendiri menjadi hidup. Dia merokok beberapa batang dan membiarkan angin bertiup, serta memandang ke bawah dan berkata pelan, "Clarice, di mana kamu?"
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Goddes
Riski saputroLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Enchanting Guy
Bryan WuAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu