Adieu - Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu

“Zhhh.....”

Suara rem mobil yang tajam terdengar.

Tubuh Alex ditabrak van di trotoar dan jatuh ke tanah yang jauhnya beberapa meter dari tempat awal dia berdiri.

Dunia tampaknya membeku pada saat ini dan ada suara bisikan di telinga.

Alex hanya merasakan sensasi kesemutan di kepalanya. Bau darah yang menyengat pun keluar.

“Tuan, apakah kamu baik-baik saja, aku akan mengirimmu ke rumah sakit!” Sopir yang menabrak Alex pun bergegas turun dari van. Melihat Alex yang berbaring di tanah dengan gumpalan darah yang keluar dari kepalanya membuatnya panik dan mengeluarkan telepon untuk menghubungi nomor darurat rumah sakit.

Alex masih terbaring di tanah, dan setiap tulang di tubuhnya merasa patah kesakitan. Dia mengerutkan kening dan mengabaikan rasa sakit yang tidak tertahankan dengan terbenamkan darah dalam mulutnya. Dia masih membisikkan nama itu "Clarice tunggulah aku."

Dalam pikirannya muncul wajah pucat Clarice, Alex tidak tahu dari mana asalnya, pakainnya digosok oleh tanah. Tangan yang penuh darah masih bertahan untuk menopangkan dirinya dengan menggunakan kekuatan terakhir di tubuhnya. Saat dia berdiri dari tanah, dia menggelengkan kepalanya yang pusing dan menemukan arah yang benar dan berjalan menuju rumah sakit.

Semua orang ketakutan. Terutama pengemudi kecelakaan, yang terpana dan bersiap menopang Alex. Tapi dia tidak berani membantu, hanya bisa menyaksikan darahnya yang mengalir. Seperti tubuh yang akan hancur dengan sedikit kekuatan melangkah semakin jauh.

Alex tidak tahu bagaimana dia bisa berjalan ke rumah sakit. Darah yang mengalir dari kepalanya terbenam di matanya dan penglihatannya menjadi kabur.

Baru saja sampai di depan kamar pasien, Alex bersandar pada dinding dan berdiri, mengangkat tangannya yang telah kebal karena sakit untuk menyeka matanya , tidak tahu apakah itu air mata atau darah.

Clarice yang berbaring di tempat tidur dengan pucat, dan juga merah darah segar itu yang cukup menusuk mata.

Dokter dan perawat berdiri di samping, William menggenggam erat tangan Clarice, Clarice menarik napas dalam-dalam dengan mulut sedikit terbuka dan tertutup, seolah ingin mengatakan sesuatu.

Alex memegangi tembok itu erat-erat, dan air matanya terus jatuh.Tampaknya dia tidak memperhatikan tubuhnya yang telah luka ini.

Di ranjang rumah sakit, Clarice memandang Alex yang telah mengorbankan dirinya terlalu banyak untuknya.

Dia biasanya tidak berani menangis, bahkan jika tubuhnya sakit Clarice akan mencoba menahan air mata agar tidak membuat William khawatir. Tetapi pada saat ini, air mata ada di tengah belenggunya tidak bisa dihentikan, ada suara gemetaran dari tenggorakan yang menghela napasnya "William aku telah banyak berutang budi padamu dalam hidup ini.Aku bisa begitu aman itu semua karenamu.”

“Jangan katakan lagi, aku tahu, aku tahu semua yang ingin kamu katakan.” William memegang erat tangannya dan menatapnya dengan air mata.

“Aku punya dua keinginan.” Clarice berkata sambil kelelahan. Dia menelan ludah dan rasa sakit di tubuhnya yang sudah kebal dan berkata “Satu, aku harap kamu dapat menemukan gadis yang baik, dan hidup bahagia seumur hidupmu. ”

William segera mengangguk dan memberikan isyarat mengerti.

“Ada satu lagi.”Clarice berkata sambil melihat ke depan pintu, dia tahu ada seseorang yang berdiri di sana. Dia tahu bahwa Alex telah bersamanya sejak saat itu. Dia dapat mendengar setiap ucapan yang dikatakannya saat tidur. Clarice sudah mengetahui semua ini dari awal.

Namun, luka-lukanya telah terlalu dalam, tetapi karena kebenciannya terlalu kuat dan sakit hati terlalu sering.

Kemudian, pada saat kehidupannya hampir berakhir, Clarice tidak berani memeluk dan mengatakan cintanya, dan tidak berani mengungkapkan tempat terdalam yang ada di hatinya.

Sampai saat ini, sudah sampai waktu tidak bertemu satu sama lain selamanya. Sampai saat ini, matanya yang tertutup tidak akan pernah bangun lagi, Clarice baru mengerti isi hatinya sendiri bahwa dia sangat ingin bertemu dengan pria yang telah pernah banyak memberikan rasa sakit dan air mata, melirik wajah, ekspresinya yang marah, melirik sosok pria yang mengatakan maaf pada dirinya sendiri, dan melihat apapun bahkan jika itu hanya sekilas.

Angin laut berhembus keluar jendela, bercampur dengan cita rasa pantai.

Clarice tersenyum dengan air mata yang membentang, pikirannya penuh dengan penampilan Alex, bocah yang telah ia selamatkan di pantai ketika dia berusia lima belas tahun, pria yang telah melukai hatinya tiada hitungnya, Clarice menggunakan kekuatan terakhir, perlahan-lahan berkata "Alex , Alex"

Kalimat yang belum selesai, tangan yang dipegang erat oleh William pun jatuh ke bawah.

Suara keras dari mesin EKG pun berbunyi dan detak jantung Clarice yang lemah pun berubah menjadi garis lurus yang datar.

Alex tetap berada di depan pintu, dan darah dari dahi yang melewati pipinya jatuh ke lantai. Dia melebarkan matanya dan menatap lurus ke suara Clarice lemah yang menjerit namanya, kesakitan yang ganas pun menusuk hatinya.

Dia berjalan kaku, matanya menghadap lurus ke wanita yang menutup matanya di tempat tidur, selangkah demi selangkah, berjalan ke arahnya dengan tetesan darah.

Langkah kaku berhenti di depan tempat tidur, dan Alex mulai berteriak "Aku disini, aku akan datang."

Akhirnya,Alex tidak menyalahgunakan hati Clarice.

Sebelum Clarice meninggal, dia tidak melihatnya sekalipun.

Alex berduka dan mengeluarkan suara tangisan, tubuhnya yang tampak segera jatuh terus bergetaran.

Menahan rasa sakit di seluruh penjuru tubuh, dan perasaan samar karena kehilangan darah yang berlebihan, Alex memegang hatinya yang sakit, darah di dahinya masih terus jatuh, dengan lembut dia mengangkat tangannya dan menyeka air mata Clarice dengan penuh belas kasihan dan kelembutan.

"Clarice jangan takut, meskipun jalanan di depan terasa gelap, tunggulah sebentar, aku akan menyusulmu."

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu