Adieu - Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
Hari sudah memasuki bulan Februari, dan musim dingin perlahan lahan memasuki tahap awal musim semi.
Batang biji phoenix di luar jendela akhirnya mengeluarkan pucuk barunya dan sinaran matahari menembus pada lantai di ruangan.
Tempat tidur putih yang berbulu angsa dengan memakan obat tidur untuk tidur nyenyak di pagi hari . Namun Alex masih tidak tertidur nyenyak dan bermimpi buruk terbangun dengan keringat di seluruh kepalanya.
Masih belum meredakan rasa sakit di kepala dan kelelahan yang dirasakannya, Alex tiba-tiba berdiri untuk memakai baju dan mandi.
Di ruang tamu villa, pengasuh menyiapkan sarapan pagi di meja.
Selama ini dia tidak berada dalam nafsu makan yang tinggi. Untuk menghentikan sakit perut, Alex mengeluarkan sebotol obat penghilang rasa sakit dari sakunya dan menelan beberapa tablet dengan segelas air hangat, setelah itu dia memandang James yang berdiri di aula dengan tatapan gelisah bertanya "Sudah lewat setengah bulan, apakah masih belum ada berita?"
“Belum” James memandang Alex yang baru saja kehilangan banyak berat badan belakangan ini. Dia mengerutkan alisnya dan menggelengkan kepalanya.
Kotak abu yang William berikan kepadanya waktu itu telah diambil untuk dilakukan pengujian. Para ahli memeriksa bahwa tumpukan abu itu hanya merupakan abu hewan biasa, semuanya adalah permainan yang dibuat William untuk membuatnya salah mengira bahwa Clarice sudahlah mati.
Selama dua minggu terakhir, Alex telah menyerahkan perusahaan kepada profesional lain untuk diurusi. Dia sendiri dan James malah menyelidiki keberadaan William dan Clarice tiap harinya, yang membuatnya tidak dalam nafsu makan ,tidak kepikiran tidur maupun,melakukan apa pun.
Kecemasan dan rasa sakit di hatinya telah mengontrolnya. Ketika Clarice pergi saat itu jiwanya telah dibawa pergi olehnya. Yang tersisa sebuah boneka percobaan yang tidak berperasaan dan hanya bisa mengalami rasa sakit.
Untuk sesaat, Alex selaku CEO dari Ong's Corp. yang kurus ini dipenuhi penuh kekuatan. Sekarang badannya sudah mengurus dan kelelahan di dalam alis berada dalam wajah gelisah yang tak tertahankan.
Kalau tidak menemukan Clarice lagi, Alex mungkin akan jatuh sakit.
“Perkuat tenaga tidak peduli berapa biayanya, kamu harus menemukan Clarice sesegera mungkin!” Tangan Alex memegang cangkir itu dengan sangat erat, dan mengatakan apa pun yang berulang setiap hari.
James menggangguk dan saat mau berbalik dan bersiap untuk pergi, tiba-tiba telepon berdering.
“Oke, oke, kalian tunggulah di sana, kami akan segera tiba!” Setelah mengangkat telepon, wajah James secara bertahap menjadi bermartabat, kemudian dia bergegas mengangguk dan menutup teleponnya serta menatap Alex dengan perasaan bahagia berkata" direktur Alex kami telah menemukannya!"
Cangkir di tangannya pun jatuh dan menghantam lantai.
Kalimat ini, seperti mengulurkan tangan kepada Alex yang berada di dalam jurang, menariknya dan akhirnya dia dapat melihat cahaya.
Alex yang tidak bisa menunggu sedikitpun segera bergegas ke alamat tempat yang dikirim oleh anak buahnya.
Mobil berhenti di sebelah rumah sakit pantai.
Tidak jauh dari rumah sakit ada samudra biru yang tak berujung.
Alex terkejut. Ini adalah tempat dimana Clarice menyelamatkannya saat dia berusia tujuh belas tahun.
Alex menatap pada bangunan di depannya, apakah Clarice ada di dalam?
Apakah dia masih baik-baik saja?
Apa yang akan Clarice rasakan saat dia melihat dirinya nanti? Dia pasti telah membenci dirinya sekarang ini.
Alex duduk di sebelah kursi pengemudi. Pada saat ini, dia tidak tahu mengapa tubuhnya menjadi kaku dan gemetaran tidak bisa menggerakkan langkahnya seakan ada kegelisahan yang sangat kuat di hatinya. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi wanita itu, wanita yang telah dilukainya.
James memandang ke sisi pria yang gelisah dan sedikit gemetaran, berbisik: "CEO Alex, anak buahku berkata bahwa sekarang nyonya sedang duduk di halaman rumah sakit."
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseYama's Wife
ClarkMarriage Journey
Hyon SongLoving The Pain
AmardaWonderful Son-in-Law
EdrickWaiting For Love
SnowHalf a Heart
Romansa UniverseBaby, You are so cute
Callie WangAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu