Adieu - Bab 43 Penyiksaan Penyakit
Angin laut bertiup perlahan, dan musim semi di tepi laut luar biasa hangat.
Alex menyatukan perasaannya dan mengambil langkah kaku masuk ke rumah sakit.
Baru saja berjalan ke halaman aroma pepohonan melayang ke arahnya.
Mata Alex melirik ke setiap sudut halaman depan, dari kejauhan melihat William berdiri di bawah pohon paulownia dan tangannya sedang memegang mangkuk. Sesendok demi sesendok diberikan oleh seorang wanita di kursi roda.
Jantung Alex bergetar, dan ada suara teredam di pikirannya. Tubuhnya maju beberapa langkah ke depan tanpa dikendalikan.
Ketika dia melihat wajah wanita yang duduk di kursi roda itu dengan jelas matanya menjadi pudar akan tetesan matanya.
Kalau bukan karena William berdiri di sana, Alex tidak akan mengetahuinya. Orang yang memakai pakaian rumah sakit yang berwarna putih dengan wajah yang pucat dan kurus itu adalah Clarice.
Dia yang kurus duduk di kursi roda, matahari bersinar melalui cabang-cabang pepohonan ke wajahnya yang pucat, dengan topi merah muda pucat di atas kepalanya untuk menutupi kepala yang sudah botak dan perlahan lahan membuka mulut untuk menelan makanan yang disuapi William. Setiap kali dia menelannya, ekspresi di wajahnya tampak menyakitkan.
Clarice telah disiksa oleh penyakit hingga terlihat seperti ini.
Seluruh tubuh Alex bergetaran, dan hatinya yang kebal mengirim rasa kesakitan yang parah. Dia buru-buru memegang dinding di sampingnya, seolah-olah dia tidak berhati hati. Pada saat ini,badannya yang lemah segera jatuh ke lantai.
“Apakah terasa sakit?” William dengan cemas membuka mulutnya, dengan tertekan membungkuk badannya untuk melihat wanita yang penuh rasa sakit itu.
Meski setiap suapan itu seperti menelan jarum perak yang menyebar sampai ke perutnya dengan rasa sakit yang tiada terhitung , Clarice masih berusaha menyimpan ekspresi kesakitannya dengan menampar senyum ke arah pria yang khawatir padanya dan perlahan menggelengkan kepalanya.
Mata Alex dipenuhi air mata, dari jauh melihat Clarice , dia yang awalnya bersiap untuk mengambil langkah kaku ke depan, mendengar suara muntah di depannya.
Clarice memuntahkan semua bubur yang baru saja dimakannya dengan bercampur darah.
Dia memegang perutnya dan tidak berhenti untuk batuk,William segera menyekanya dengan tisu,mendorong kursi roda dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.
Alex berada di tempat yang sama, dunia di sekitarnya tampak menjadi tenang saat ini, matanya mengikuti bayangan putih itu dan rasa sakit di hatinya tidak dapat ditahankan, air mata memenuhi seluruh wajahnya, dan setelah beberapa saat, mulut tidak berhenti meneriakkan nama Clarice dan mengikuti William masuk ke dalam rumah sakit.
Baru saja keluar dari lift di ujung koridor rumah sakit, Alex melihat wajah William yang suram dan penuh kemarahan berjalan ke arahnya sendiri.
William menggenggam kerah baju Alex dan menariknya sampai ke tempat terpencil di tangga rumah sakit: "Binatang, sebenarnya apa yang kamu inginkan sampai bisa menemukan tempat ini!"
“Mengapa kamu mengambil abu palsu untuk membohongiku,Clarice jelas-jelas masih hidup!” Alex menahan rasa sakit di hatinya dengan sedikit air mata di matanya, menatap lurus ke arah pria di depannya.
“Apakah kamu tidak tahu kenapa?” William mengencangkan kerah Alex dan kemarahan di belenggunya tidak dapat ditahankan“Kamu mencarinya di seluruh dunia,vaku menyembunyikannya dari dunia ini, dia tidak ingin menemuimu lagi , mengapa kamu tidak mau menyerah? "
Dia tidak ingin melihatmu lagi.
Alex awalnya sudah tahu bahwa Clarice tidak ingin melihat dirinya lagi.
Dia dahulu telah menyakitinya , Clarice pati telah membenci dirinya sekarang.
Wajah Alex yang penuh dengan rasa sakit, dia membuka tenggorokannya yang serak dan berteriak: "Dulunya aku yang tidak baik, aku mencarinya untuk mengakui kesalahan bahkan jika dia sekarang mau membunuhku, aku juga tidak akan menghindar! "
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesAwesome Guy
RobinHusband Deeply Love
NaomiCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPergilah Suamiku
DanisAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu