Adieu - Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
Di tangga yang sunyi dan gelap hanya tersisa Alex Ong seorang.
Semua emosi meletus secara instan, dan hati itu yang cemas, akhirnya menemukan jawabannya, tetapi semua adalah kenyataan yang menyakitkan.
Alex Ong sepertinya telah kehilangan barang yang sangat berharga atau telah kehilangan kekebalan tubuh yang sangat kuat. Kesakitan ini lebih menyakitkkan daripada memotong dagingnya, dan dia telah kehilangan darahnya itu lebih menyakitkan. Pada saat ini, dia seperti anak kecil, perlahan-lahan berlutut di lantai. Kedua tangan dikepalanya, air mata setetes demi setetes jatuh ke lantai. Di sudut yang sunyi, datanglah seorang pria dengan suara yang siul yang melengking.
Di musim semi adalah musim yang penuh dengan harapan, di kehidupan dengan waktu yang singkat berubah menjadi lebih baik dan kuat.
Dan dimusim semi juga merupakan musim kesedihan. Dimusim semi, hujan pun tetap terus belanjut menyebabkan ketidakberdayaan dan sakit di hati ini. Membiarkan orang untuk tetap mengingat kejadian menyedihkan itu, dan menyebabkan kesedihan. Datang dengan lebih terasa dalam dan menentu. Rasa sakit yang pahit ini tetap selamanya tetap di hati tidak bisa dihilangkan.
Alex Ong membuka payungnya, lalu berdiri di belakang bayangan butih.
Satu bulan kemudian, sejak Alex Ong bertemu dengan Clarice, dia selalu mengawasi dan menjaganya di RS Terang Bulan, dan juga setiap hari selalu berada di bayangan putih ini.
Dia menggunakan cara yang diam, dia menaruh kelembutan di dalam mata yang tidak terlihat oleh Clarice Xu yang berasal dari tulang nya. Dengan cara ini, dia dengan diam-diam mengikuti Clarice Xu dari belakang, berdiri di sudut belakang yang tidak terlihat olehnya, diam-diam mengamatinya, dan menjaganya.
Hujan dimusim panas sangatlah indah, Claice Xu menggunakan semua kekuatan tubuhnya untuk memegang payung, dari mata nya terdalam melihat pagar besi berada dirumah sakit, seolah-olah melihat laut dikejauhan, bagaikan ingin mengakhiri segala penderitaan ini.
Lautan di hari hujan lebih indah daripada lautan di bawah sinar matahari yang cerah. Meskipun tidak ada yang menyinari langit biru yang cerah, tetapi itu sudah cukup kabur dan cukup lembut.
Tidak tahu sudah berapa lama, payung dari tangan Clarice Xu terjatuh ke lantai, dia lelah sehingga menutup matanya, dan kepalanya bersandar di kursi roda lalu tertidur sampai nyenyak.
Alex Ong belari dari belakang dengan terburu-buru, menggunakan payung menutupi wajahnya Clarice Xu karena di wajahnya ada air hujan yang dingin. Setelah itu, dia dengan cemas memeluknya dan mengantarnya ke ruangan rawatnya.
Kondisi penyakit Clarice Xu semakin parah, dan dalam keadaan dekat ini juga sama seperti itu, dia duduk-duduk lalu tiba-tiba tertidur.
Alex Ong duduk di sebelah kasur itu, tangannya mengambil handuk yang bersih, lalu membersihkan wajah Clarice Xu yang puncat itu sampai bersih.
Pada saat itu Alex Ong baru berani menatap seorang gadis itu dengan serius, dan mengingat perkataannya yang mengatakan bahwa, "Jikalau dia mati pun, dia tidak akan bersedia menemui wanita ini."
"Maaf, Clarice" Alex sudah berapa kali mengatakannya, sewaktu Clarice Xu tertidur, dia yang duduk di sampingnya, bergumam, hidung Alex terasa masam, dengan lembut dia memegang tangan Clarice yang pucat:Aaku tahu, aku tidak pantas untuk meminta maaf kepadamu, aku tidak layak untuk meminta maaf kepadamu."
Melihat wanita yang sedang menutup matanya dan nafas yang lemah, Alex Ong hanya bisa terdiam dan tidak mengatakan apapun selain kata Maaf, dia sendiri tidak tahu ingin mengatakan berapa kali, untuk menggantikan rasa yang sangat berat dan tanggung jawab di dalam hatinya.
"Clarice, Mengapa, sepertinya aku tidak bisa memiliki mu selamanya,tetapi merasa sudah kehilangan mu seabad lamanya! " Alex Ong dengan cemas meraih tangan Clarice Xu, dan Alex tidak bisa mengontrol air mata yang jatuh ketangannya Clarice.
Menikah selama tiga tahun, dia tidak menganggap serius masalah Clarice Xu, dia juga tidak merasa pernah memiliki Clarice Xu
Tetapi melihatnya sekarang, Clarice telah memberinya berapa kali kesempatan, namun dia tidak menghargai kesempatan itu sampai sekarang, Alex Ong baru merasakan, dia telah kehilangan Clarice untuk seabad lamanya.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMarriage Journey
Hyon SongAfter Met You
AmardaThe Winner Of Your Heart
ShintaLove Is A War Zone
Qing QingBlooming at that time
White RoseMy Cute Wife
DessyAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu