Adieu - Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
Suara berisik di luar pintu membuat Clarice Xu yang awalnya tertidur menjadi perlahan-lahan bangun.
Berjuang untuk membuka mata, Alex Ong memproyeksikan tatapan dingin padanya. Ini pertama kalinya Clarice bangun di tempat tidur rumah sakit. Saat membuka matanya dia melihat Alex sambil mengerutkan keningnya, dan tidak mempercayainya untuk sesaat.
Masih belum sempat untuk berbicara, Alex dengan suara rendahnya berkata: "Kamu sangatlah pintar berpura-pura."
Berpura-pura? Clarice bingung dan melihat ketidakpedulian pria itu yang mengatakan kata-kata dingin. Ada hawa dingin yang keluar dari hatinya, dan Clarice sangat membuka bibir pucatnya dengan sengaja berbicara kuat: "Aku tidak berpura-pura!"
“Clarice aku benar-benar meremehkanmu.” Alex menertawakannya untuk menunjukkan kekecewaannya saat ini. Ini sebenarnya lebih dari amarah.
“Apa yang ingin kamu katakan?” Clarice menahan rasa sakit di perutnya, mengangkat tubuhnya yang lemah untuk bersandar di tempat tidur dan membiarkan dirinya duduk selurus mungkin.
Alex melemparkan laporan tentang kanker perut di wajah Clarice: "Kamu masih ingin berpura-pura sampai kapan? Memalsukan catatan medis, masih ada hal apa lagi yang tidak bisa kamu lakukan?"
Clarice bingung dan dengan cepat membuka laporan itu. Ketika dia melihat kata-kata di atas kertas itu yang telah diputar, dia tampak ketakutan, ada senyuman pahit yang terlihat di wajah pucat itu.
Alex tidak mempercayainya kertas putih dengan tulisan hitam itu!
"Memalsukan catatan medis? Oh, Alex. Apakah kamu pikir semua orang itu sama gilaknya seperti Cherry?"
Alex melihat Clarice dengan senyuman yang mengejek, tiba-tiba menjadi marah, dengan tatapan menakutkan itu menatapnya: "Cherry mengalami kanker usus, kamu juga mengalami kanker usus."
"Cherry tinggal di unit perawatan intensif, kamu juga tinggal di unit perawatan intensif."
"Tiga tahun lalu, kamu telah mengambil semua barang miliknya. Sekarang, kamu juga meniru apa yang telah dia lakukan! Clarice kamulah yang orang benar-benar gila kesakitan!"
Setelah Alex melepaskan penghirup oksigennya, napas Clarice berhenti sejenak, dan sensasi tercekik pun datang. Clarice terus mengambil udara tanpa hentian dan napasnya akirnya melambat.
“Alex kamu itu buta!” Dia menahan perasaan tidak nyaman di rongga perut dan seluruh saluran pernapasan. Tangannya memegang selimutnya dan membuat seprai menjadi keriput.
Tatapannya yang suram menatap lurus ke arah pria kejam di depannya dan berkata "Suatu hari kamu akan kehilangan semua orang yang benar-benar mencintaimu, dan yang menemani kamu itu hanyalah wanita kejam seperti Cherry, aku berharap kamu selamanya hidup dalam perangkapnya. Aku harap kamu hidup dalam penyembunyian dan penipuan sepanjang hidupmu! "
Setiap kata yang disertai dengan napas cepat dari mulutnya, Clarice merasa bahwa semua sudut di tubuhnya sakit sekali. Dia berbaring di tempat tidur dan wajahnya perlahan-lahan menjadi pucat.
"Aku rasa aku telah hidup dalam tipuanmu. Kamu dan William bersama-sama mengambil alih saham, dan membodohi aku berkali-kali. Kamu, wanita tak sadar ini, wanita yang berhati ular kamu seharusnya segera mati!"
"Plak!"
Setelah amarah Alex jatuh, terdengar suara tamparan membuat wajah Clarice semakin pucat dan langsung mencetak lima sidik jari berwarna darah.
Ucapan ini membuat Clarice langsung panas, bersama-sama dengan seluruh tubuh yang rapuh, dengan sensasi kesemutan yang kuat, aliran panas di tenggorokan, dan amarahnya langsung mengalir ke pangkal lidah, tetapi ditelan kembali olehnya lagi.
Dia menahan rasa sakit di tubuhnya, matanya mengalir penuh dengan air mata dengan tangan yang gemetaran meraih vas di atas meja samping tempat tidur dan membantingnya ke lantai, jari-jari ramping merujuk ke terak kaca di lantai,dengan putus asa berkata “Alex kamu ingatlah selalu aku Clarice ini bahkan jika aku mati, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi!"
"Mulai dari sekarang, aku dan kamu seperti terak kaca yang telah hancur di tanah ini, selamanya tidak akan pernah bertemu dan berjumpa lagi!"
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiPergilah Suamiku
DanisGue Jadi Kaya
Faya SaitamaHusband Deeply Love
NaomiInventing A Millionaire
EdisonHei Gadis jangan Lari
SandrakoMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu