Adieu - Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
Suatu pagi pada awal musim dingin di Kota Bei, cuaca terasa sangat luar biasa dingin.
William Chan menyupiri Clarice Xu pergi ke kantor administrasi publik.
Clarice Xu duduk di kursi penumpang depan, menatap foto pada surat nikah yang ia genggam. Di foto itu, ia tersenyum bahagia, sementara Alex Ong yang duduk di sampingnya berwajah muram.
Tiga tahun, masih belum cukup untuk meluluhkan hatinya.
Tiga tahun, masih belum cukup untuk mendapatkan cintanya walaupun hanya sedikit.
Tiga tahun, semua mimpi buruk akan segera berakhir. Tetapi, mengapa hatinya saat ini malah terasa hampa. Hawa dingin bertiup dari lubuk hatinya, membuat badannya dingin.
"Salah satu pemegang saham Ong's Corp adalah teman lama ayah saya. Saya sudah membeli semua saham miliknya dengan harga tinggi, kini sudah jadi milikmu. Saham-saham kecil lain juga sudah saya beli, sekarang saham milikmu lebih besar daripada saham milik Alex Ong."
William Chan menggenggam setir mobil. Nada bicaranya penuh keyakinan, membuat siapa pun yang mendengarnya merasa tenang: "Siang atau sore ini, urusan ini akan segera membuahkan hasil."
Kata-kata William Chan membuat Clarice Xu melupakan rasa sakitnya. Ia seketika sadar ia perlu berbuat apa, ia menginginkan apa.
Mobil berhenti di depan pintu masuk kantor administrasi publik.
Baru keluar dari mobil, Clarice Xu langsung melihat Cherry Xu berdiri berdekatan dengan Alex Ong di depan pintu masuk. Cherry Xu tersenyum sinis, seolah tengah memprovokasi dirinya.
Ia menyembunyikan perasaannya di sudut mata, dengan wajah tenang berjalan ke arah mereka.
Alex Ong menegakkan kepalanya, melihat Clarice Xu yang datang sesuai rencana awal dan berjalan tenang seolah tidak ada masalah sama sekali. Ia mengepalkan tangannya, dari lubuk hatinya muncul rasa kesal.
Tepat ketika ia melihat sosok pria yang tadi menyopiri Clarice Xu, matanya langsung diliputi api amarah, amarah yang bisa membakar seseorang hingga menjadi abu. Ia memaki: "William Chan?!"
Bagaimana mungkin William Chan, pria yang pernah menjadi kekasih Clarice Xu itu, bisa berada di sini. Alex Ong langsung sadar ada sesuatu yang selama ini salah. Ia menatap Clarice Xu dengan benci: "Kamu kali ini bisa sebegitu mudahnya menuntut cerai, ternyata karena kamu sudah balikan dengan mantanmu."
Sambil berusaha menahan rasa nyeri yang tiba-tiba muncul dari perutnya, Clarice Xu menatap pria yang tiba-tiba marah itu: "Mantan apa? Yang menginginkan perceraian ini adalah kamu, Alex Ong!"
Hati Alex Ong langsung panas, ia merasa sudah dikhianati. Badannya bergetar saking marahnya, ia dengan nada menyindir berujar: "Kamu sungguh jago akting. Di hadapan semua orang kamu selalu berpura-pura suci, tetapi di belakangku kamu ternyata hanya perempuan rendahan!"
Tiba-tiba, sebuah pukulan kencang mendarat di wajah Alex Ong, William Chan kehilangan kesabarannya: "Hei bajingan, saya ingatkan kamu, jaga mulutmu itu!“
Alex Ong mundur sempoyongan, mata kirinya nyeri. Cherry Xu kaget, ia segera menopang tangan Alex Ong.
"Pasangan zina!" Alex Ong memperbaiki posisi berdirinya, ia menatap lurus William Chan yang ada di hadapannya, rasa cemburu membakar hatinya. Ia melepas tangannya dari topangan Cherry Xu, lalu menunjuk perut Clarice Xu, kata-katanya sangat tidak pantas untuk didengar, "Beruntung saya sudah suruh Clarice Xu menggugurkan anak dalam kandungannya itu, kalau tidak ketika lahir nanti ia tidak akan tahu ia sebenarnya bibit siapa!"
"Jahanam!” William Chan langsung melindungi Clarice Xu di belakangnya. Wajahnya merah, ia dengan keji mencengkeram leher Alex Ong: "Fakta bahwa kamu sanggup menyiksa Clarice Xu selama tiga tahun tidak membuat saya takut. Kalau kamu asal bicara sekali lagi, saya akan membuatmu merasakan penyiksaan yang sebenarnya!"
"Hanya kamu saja yang marah? William Chan, lihatlah apa statusmu sekarang. Orang ketiga? pezinah?" Melihat William Chan bergerak melindungi Clarice Xu, Alex Ong bertambah murka: "Hari ini saya batalkan perceraian kita. Tanpa adanya perceraian, Clarice Xu selamanya akan menjadi istri saya, saya tidak akan membiarkan pasangan keparat seperti kalian berdua menikah!"
Alex Ong lansung merobek surat persetujuan perceraian dan surat nikah yang ia genggam, lalu menghempaskannya ke lantai.
"Istri? He..." William Chan tertawa terkekeh. Wanita ini dulu pernah singgah di hatinya, ia sungguh berharga baginya. Kala itu William Chan atas dasar cinta mempersilahkannya pergi demi pria lain, tetapi ternyata ia malah dikasari dan diperlakukan dengan buruk oleh pria itu, Alex Ong. Ia mengulang kata "istri" sekali lagi: "Alex Ong, buka mata sialanmu, lihat orang yang kamu sebut istri, ia sudah kau siksa jadi seperti apa!"
Alex Ong mengalihkan pandangan ke Clarice Xu yang berdiri di belakang William Chan. Wajahnya pucat seperti kekurangan darah, tangan kirinya terus memegang perut, dari raut wajahnya ia terlihat sedikit kesakitan. Rambutnya pun bercucuran keringat. Kedua matanya menatap kosong, ia terlihat putus asa.
Alex Ong tanpa sadar mundur satu langkah, hatinya sedikit bergetar, tetapi ia tetap mempertahankan sikap dinginnya. Ia menjawab: "Kamu tidak punya kualifikasi untuk menghakimi saya. Penderitaan-penderitaan tiga tahun ini ia sebabkan sendiri. Semua penderitaan itu memang sudah takdirnya!
Kemarahan William Chan sudah memuncak. Tepat ketika ia bersiap menyerang Alex Ong, Clarice Xu yang berdiri di belakangnya tiba-tiba mencengkeram erat ujung bawah bajunya. Wajah Clarice Xu pucat seperti orang mati, ia tiba-tiba memuntahkan darah segar dari mulutnya.
William Chan langsung merangkul pundak Clarice Xu dan menuntunnya pergi. Melihat kepergian mereka, serta tetesan-tetesan darah dari mulut Clarice Xu yang terus membasahi lantai, hati Alex Ong sedikit khawatir, ia merasakan sebuah kepanikan yang sulit disadari!
Ketika akan mengejar mereka, telepon genggam Alex Ong berdering. Asistennya menelepon.
"CEO Ong, gawat, harga saham Ong's Corp turun drastis, para pemegang saham telah menjual saham mereka bersama-sama. Dengar-dengar semuanya dibeli seseorang dengan harga tinggi."
Semakin mendengar, Alex Ong semakin tidak sabaran, "Sudah telusuri dengan jelas siapa orang itu belum!"
"Barusan sudah ketahuan, orang itu, orang itu adalah istri Anda!"
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieThe Revival of the King
ShintaIstri Yang Sombong
JessicaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeAdieu×
- Bab 1 Surga Hingga Negara
- Bab 2 Aku Akan Merasa Tenang Jika Kamu Yang Menangani Masalah Ini
- Bab 3 Laporan yang Palsu
- Bab 4 Kalian Tunggu Saja Aku
- Bab 5 Sengaja Mengakui Kesalahan
- Bab 6 Selamatkan, Selamatkan Aku
- Bab 7 Aku Rela, Jika Harus Mengorbankan Segalanya
- Bab 8 Boleh Bercerai, Tetapi Ada Syaratnya
- Bab 9 Kepanikan yang Sulit Disadari
- Bab 10 Jalan, Saya Antar Kamu Pergi Kemoterapi
- Bab 11 Senyuman Yang Tidak Kenal Takut
- Bab 12 Melanjutkan Hidup dengan Baik
- Bab 13 Bukti Laporan Palsu
- Bab 14 Selamanya Tidak Bertemu Dan Berjumpa Lagi
- Bab 15 Suara Penyelesaian yang Dingin
- Bab 16 Ruang Sakit Kosong yang Penuh Darah
- Bab 17 Kebenaran Yang Menakutkan
- Bab 18 Obat penghilang rasa sakit yang kuat
- Bab 19 Tidak Bisa Menemukannya
- Bab 20 Siapakah Pria Itu?
- Bab 21 Aku Menemanimu Berperan Dalam Drama Ini
- Bab 22 Penebusan Dalam Angin Dingin
- Bab 23 Dimana Orang Jahat Dimakamkan
- Bab 22 Jatuh Ke Dalam Jebakan
- Bab 25 Aku Hari Ini Datang untuk Menagih Hutang
- Bab 26 Kamu Dan Aku tidak memiliki Dendam Dan Salah
- Bab 27 Kembalilah, kembali dan bunuh aku!
- Bab 28 Di Umur 17 Tahun Di Selamatkan
- Bab 29 Rencana Dilaksanakan Seperti Biasanya
- Bab 30 Kotak Hitam yang Indah
- Bab 31 Sangat Menyeramkan
- Bab 32 Kamu Juga Harus Merasakan Rasa Putus Asa
- Bab 33 Rumah Duka
- Bab 34 Thanks A Lot!
- Bab 35 Alex Kamu Seharusnya Bahagia
- Bab 36 Masuk Ke Lubang yang Dalam
- Bab 37 “Teriakan Memilukan dari Dalam Reruntuhan ”
- BaB 38 Luka Yang Sangat Mendalam Hingga Tulang Pun Terlihat
- Bab 39 Apakah Kamu Mau Mengakuinya
- Bab 40 Ada Sebuah Rahasia Untukmu, Apakah Kamu Mau Mendengarnya
- Bab 41 Hasil Penelitian Abu Itu Terasa Janggal
- Bab 42 Nyonya Duduk Di Halaman Perkarangan
- Bab 43 Penyiksaan Penyakit
- Bab 44 Dia Mengharapkan Dalam Kehidupan Ini Tidak Bertemu Kamu
- Bab 45 Jikalau Kamu Kembali, Kamu Bisa Melihat Keberadaanku
- Bab 46 Selamanya Tidak Akan Membaik
- Bab 47 Jika Putus Asa Bersuara
- Bab 48 Mengganti Hatiku Untuk Hatimu