Cinta Yang Terlarang - Bab 2 Kemarin Malam Sangat Lelah

Bab 2 Kemarin Malam Sangat Lelah

Tina sangat malu menatap Hendra, suaminya jelas-jelas sangat gentleman. Tapi tadi malam, suaminya bagai berubah menjadi orang lain, gila dan sekujur tubuhnya penuh dengan kekuatan, membuatnya bahkan tidak tahu bagaimana dia tertidur tadi malam.

Mina mengatakan bahwa jika pria berpakaian bagai profesor, setelah melepas pakaian bagai monster, ternyata memang benar!

Hendra dengan penuh cinta mengulurkan tangan membelai wajah merah Tina: "Kemarin malam lelah sekali bukan, ini masih sangat pagi, tidurlah sedikit lebih lama."

Perkataan Hendra ini sangat lembut, wajah Tina sudah sangat terbakar.

Kemarin malam sangat lelah. Benar, aku benar-benar sangat lelah tadi malam, salah siapa ini? Bukankah ini karena pria ini meminta tak ada habisnya?

"Di dalam rumah tidak hanya ada kita berdua, masih ada Kakak. Aku tidak berani tidur lebih lama, aku akan bangun untuk membuat sarapan untuk kalian." Tina berkata sambil bangun dari ranjang.

"Tina, jika kamu lelah maka tidurlah lebih lama. Di keluarga ini tidak kekurangan pelayan untuk memasak. Aku menikahimu agar kamu menjadi istriku, bukan untuk membuatmu melayani." Hendra berkata dengan hangat, perkataan ini penuh dengan cinta. Tina yang mendengarnya merasa sangat hangat, tidak menahan diri untuk berbaring di pundak Hendra.

Terhadap pelukan yang diterima Hendra dari istrinya, sekilas ada momen kekakuan. Mengulurkan tangan ingin mendorong Tina, tangannya sudah terangkat tapi tidak bisa mendorongnya. Akhirnya perlahan-lahan meletakkannya, terhenti di punggungnya yang telanjang. Sangat aneh, tidak ada reaksi, malah merasa sentuhan di bawah tangannya lumayan. Memalingkan pandangan melihat beberapa tetes merah di tengah ranjang, hatinya terasa sesak seolah-olah dipukul oleh seseorang.

Hendra diam-diam mengeratkan rahangnya. Meminta laki-laki lain untuk meniduri istrinya dan merasa puas, di dunia ini mungkin hanya dirinya sendiri.

Tina menahan ketidaknyamanan di antara kedua kakinya dan turun ke bawah, melihat Kak Yanto duduk di sofa sedang membaca koran hari ini.

"Pagi Kak." Tina menyapa dengan suara pelan.

"Pagi." Yanto tidak mengangkat kepalanya, pandangannya juga tidak dialihkan sedikitpun dari koran.

Tina hanya menjawabnya dengan gumaman, dengan hati-hati berjalan mengitari sofa yang diduduki Yanto, kemudian memasuki dapur.

Kakak selalu seperti ini, wajahnya serius setiap hari, tidak bisa mengatakan apakah itu bahagia atau tidak bahagia. Yang pasti menikah dengan Hendra selama lebih dari sebulan, belum pernah melihat Kakak tertawa sekalipun. Sedangkan sifat Hendra dan Kakaknya benar-benar berbeda. Hendra hangat, perhatian, romantis, tidak pernah tidak tersenyum pada dirinya. Tidak heran Kakak walaupun beberapa tahun lebih tua dari Hendra, tapi dia bahkan belum punya pacar sampai sekarang. Dengan wajah dingin seperti itu, wanita pasti sudah membeku sampai mati sebelum mendekat.

Tina berkata buruk mengenai penguasa di keluarga ini, tentu saja hanya berani di dalam hatinya. Walaupun meminjamkannya seratus keberanian pun dia tidak berani mengatakannya langsung di hadapan Kakaknya.

Mendengar Hendra mengatakan bahwa orang tuanya meninggal lebih awal, ketika berusia 18 tahun Kakaknya sudah mulai mengambil alih bisnis keluarga untuk mempertahankan keluarga ini. Jika bukan karena tangan besi sang Kakak, bagaimana mungkin bisa membuat perusahaan yang sudah bergoyang menjadi lebih besar dan lebih kuat, bahkan hingga tidak ada yang berani untuk meremehkannya.

Kakak yang seperti itu sangat dikagumi, disembah, terlihat seperti dewa, jadi cukup untuk dilihat saja.

Tina sibuk di dapur dengan bibi Nia, membawa sarapan ke meja. Hendra dan Yanto, dua orang itu datang bersamaan dan duduk di ruang makan.

"Hendra, kamu sekarang sudah menikah selama sebulan, bulan madu juga sudah selesai, hatimu juga sudah harus dikumpulkan. Hari ini pergi melapor ke perusahaan, posisi manajer sudah disediakan untukmu." Yanto berkata pada Hendra.

Hendra sangat enggan, tapi dia sangat patuh dan menganggukkan kepalanya. Ini adalah kesepakatannya dengan Kakaknya. Dia meminta Kakaknya untuk membantunya menggantikannya berhubungan badan dengan istrinya, sebagai imbalannya dia harus pergi bekerja di perusahaan.

Diam-diam Tina memandangi Kakak dan suaminya. Aneh, sebelumnya jika Kakak berkata menyuruhnya pergi ke perusahaan untuk bekerja, dia akan menemukan banyak alasan, kenapa hari ini langsung mengiyakan Kakaknya begitu saja? Apakah setelah bercinta dengannya, dia tahu bahwa dia harus bertanggung jawab untuk melewati hidup?

"Adik ipar."

Tina sedang tidak fokus, tiba-tiba mendengar Kakak memanggilnya, dengan cepat mendongak untuk menatap Yanto: "Kakak."

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu