Wanita Yang Terbaik - Bab 3 Ada Uang Pun Hebat?

“ Hanif....”

“Ayah.”

Panggilan istri dan putra terdengar di telingaku, aku tidak menghiraukan mereka, melainkan melemparkan batu bata ke arah mobil Mercedes-Benz.

‘Phom.’

Terdengar suara kaca yang pecah, kaca dari kursi di samping pengemudi menjadi hancur berkeping-keping karena hantaman batu bata, kalaupun seperti itu, aku juga tidak bermaksud untuk melepaskan pria keparat di depan ini.

Aku meremas kerah baju bos Milka, kedua mataku membengkak dahsyat, “Ada uang pun hebat bukan? Ada uang pun bisa mengambil istri orang?!”

Aku mengangkat tinju dan menghantam ke wajah bos Milka. Hari ini aku tidak memukul si mata empat ini sampai babak belur, aku tidak pantas untuk bermarga Bunto .

“ Hanif, kamu sedang gila apa lagi!”

Tinjuan itu mengenai wajah bos Milka, kacamatanya pun terbang, tetapi wajah Milka yang gusar juga muncul di depan mataku.

Milka memapah bosnya yang terjatuh ke tanah, sepasang matanya yang bagus menatap lurus padaku, dalam matanya membawa kegusaran dan sedikit kekecewaan, kekecewaan yang tidak pernah aku temui dalam tiga tahun terakhir.

Setelah Milka memelototiku, dia menatap bosnya dengan ekspresi canggung dan tidak hentinya berkata maaf, sama sekali tidak peduli dengan perasaanku.

Bos Milka justru terlihat berlapang dada, dia menyeka darah di sudut bibirnya dan melambai tangan, “ Milka , aku tidak apa-apa.”

Mendengar panggilan yang dekat ini dan melihat istriku yang memapah lengan pria itu, bahkan lengan itu berada di tengah kedua gunung yang lembut, aku pun hampir pingsan.

Aku mengangkat tinju ingin memukul lagi, tetapi Milka menghadang di depanku. Dia tidak menghentikanku, melainkan menatapku dengan sepasang matanya yang besar, seolah-olah sedang berkata jika aku hebat maka pukul saja dia hingga mati.

Kekecewaan dalam mata Milka sepertinya semakin pekat, membuat hatiku panik melihatnya, aku ingin kabur, terlebih lagi ingin melampiaskan.

Aku merasa sepertinya diriku salah paham dengan Milka. Dalam tiga tahun yang paling sulit saja dia tidak meninggalkanku, maka bagaimana mungkin dia melakukan hal seperti itu.

Tetapi mereka berdua turun dari satu mobil yang sama, Vava juga mengucapkan perkataan seperti itu, aku tidak ingin salah paham pun susah!

Saat ini, badan Milka perlahan-lahan didorong dan bosnya berjalan kemari.

Bos Milka mengeluarkan dua tumpuk uang tunai dari dalam mobil di hadapanku, mestinya ada dua ratus juta, lalu dia langsung melemparkannya ke wajahku.

Sakit.

“ Hanif bukan? Ada uang bisa mengambil istri orang atau tidak, aku tidak tahu, tetapi untuk bertindak semena-mena, tidak masalah.”

“Aku sangat memahami kondisimu, kamu katakan sendiri, apa darimu yang pantas untuk bersama Milka ? Jika aku adalah kamu, lebih baik lompat dari atas saja, daripada hidup untuk mencelakai orang lain.”

Sambil berbicara, pria itu menunjuk ke lantai tujuh, seolah-olah aku seharusnya mengakhiri hidupku dari sana.

Aku tertegun menatap uang di tanah, hatiku bagaikan ditusuk berulang kali oleh jarum dan setiap jarum menusuk sampai pada dasar hati.

Langka sekali aku tidak memandang uang itu, langka sekali aku mempunyai harga diri, langka sekali aku tidak bisa mengangkat kepala dan tidak bermuka tebal….

Ternyata dalam tiga tahun ini, darahku masih belum dingin, tidak bisa segalanya menjadi tidak apa-apa.

Mungkin karena melihat ekspresiku yang tidak begitu baik, Milka menepuk pundakku dan berkata padaku bahwa tidak penting memiliki uang atau tidak, asalkan ke depannya aku baik-baik saja, itu sudah cukup.

Tetapi aku mengibaskan tangan Milka, lalu berjalan ke apartemen bawah tanah sendirian.

Tidak penting memiliki uang atau tidak?

Jika tidak penting, mengapa dia harus duduk mobil Mercedes-Benz orang lain? Mengapa ketika aku memukul bosnya, dia malah menghadangku?

Benarkah uang itu tidak penting? Omong kosong, jelas-jelas sangat penting!

Maka aku ingin lagi berjudi, ingin lagi memenangkan puluhan miliar, lalu melempar dua miliar ke wajah bosnya.

Aku sudah bertekad untuk pergi ke rumah Bang Dog besok, aku ingin mencari sensasi pada istri Bang Dog. Siapa suruh Milka mengkhianatiku terlebih dahulu, bisa dikatakan dalam hatiku tidak ada beban sama sekali.

Di saat bersamaan, aku harus berpenampilan baik untuk memuaskan Bang Dog, siapa tahu setelah pinjaman rentenir seratus juta sudah lunas, dia akan meminjamkan dua ratus juta padaku.

Dengan seperti itu, aku bisa pergi berjudi, bisa memenangkan uang banyak, bisa melempar uang pada wajah bos Milka.

Benar, aku sudah berumur tiga puluhan tahun, seharusnya bisa lebih dewasa dan lebih stabil. Sayangnya, aku adalah penderita depresi, serta seorang pecandu judi.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu