Wanita Yang Terbaik - Bab 2 Muncul Musuh Cinta
Di bawah cahaya lampu yang remang-remang, aku menatap pintu besi yang sudah berkarat itu, lalu merogoh kunci dari dalam saku dan membuka pintu.
Tampak dalam mata adalah rumah yang gelap gurita, jelas sekali, istri dan putraku masih belum pulang.
Aku menyalakan lampu dengan terbiasa dan maju beberapa langkah ke depan, lalu dengan cermat mengamati rumah sewa yang sudah aku tinggal untuk waktu lama. Dalam rumah sewa yang tidak mencapai dua puluh meter persegi ini, setiap harinya selain berbaring di atas kasur menunggu kedatangan pakaian dan makanan, sepertinya aku tidak pernah melakukan hal yang benar.
Istriku, Milka Lestari adalah pekerja sales di Sinarmas Properti, setiap harinya bekerja dari jam sembilan pagi hingga jam lima sore, setelah pulang kerja pun harus bergegas menjemput Diova yang sedang menempuh sekolah dasar. Setelah pulang ke rumah, dia juga harus mengurus pekerjaan rumah tangga dan setiap harinya tidur larut malam.
Bisa dikatakan dalam tiga tahun terakhir, istri menjadi penopang dari keluarga ini, jika bukan karena dia, keluarga ini sudah hancur.
Sementara aku, setiap harinya hanya tahu untuk melampiaskan emosi, sama sekali tidak tahu untuk menyayangi istri, benar-benar tidak seperti seorang pria.
Memikirkan hal ini, dalam hatiku muncul perasaan bersalah.
“Mulai hari ini, semangat, setidaknya sebelum mati, harus membeli rumah yang layak untuk keluarga ini.” Memikirkan masa lalu yang tidak baik, aku pun semakin merasa bersalah. Satu tahun tidak panjang juga tidak pendek, dalam kehidupan yang terbatas ini, setidaknya aku bisa tidak menyusahkan keluarga ini.
Maka dari itu, mencabuli istri Bang Dog seperti adalah satu-satunya pilihan yang aku punya. Meskipun akan berkhianat secara fisik, tetapi dalam mata Milka, aku memanglah manusia sampah, perbuatan apa lagi yang tidak bisa dia terima?
Aku menggelengkan kepala, tidak berani untuk memikirkan terlalu banyak masalah. Aku menggulung lengan baju dan berjalan ke dapur yang kecil sederhana. Aku meletakkan berbagai mangkuk ke dalam tempat cuci piring, lalu mulai mencucinya.
Meskipun yang aku lakukan tidak cukup banyak, tetapi setidaknya dengan begini bisa membantu meringankan beban Milka.
Setelah sibuk sesaat, aku memperkirakan Milka juga sudah hampir pulang, maka aku merogoh sedikit uang kecil yang tersisa, berencana pergi ke pasar membeli sayur untuk memasak.
Tetapi baru saja aku keluar dari apartemen bawah tanah, belum sempat berjalan dari kegelapan ke dalam cahaya, sosok pria dan wanita membuat kedua kakiku terasa berat sekali, bahkan susah untuk dilangkahkan.
Di sebelah mobil Mercedes-Benz, berdiri seorang pria yang lumayan tinggi besar dan tampan, setinggi 1,8 meter, serta jam tangannya terlihat mahal.
Wanita yang berdiri di sebelahnya berpakaian dengan biasa dan wajahnya putih bersih, sama sekali tidak ada tambahan riasan, namun tetap sangat menawan.
Setelan pakaian profesional hitam menampilkan postur badan wanita itu yang sempurna, depan dan belakang pun berisi. Satu-satunya yang mengganggu pemandangan adalah kantong plastik di tangan wanita itu yang berisikan sayuran sawi yang telah menguning.
Tentu saja, anak kecil di samping itu bagaimanapun juga tidak seperti anak dari wanita itu, karena wanita itu terlihat begitu muda dan cantik.
“Nak, katakan terima kasih pada paman.” Wanita itu mengusap rambut anak kecil dan berkata tersenyum. Senyuman itu membuat pria di samping melamun seketika.
“Tidak, Vava tidak mau ibu pulang ke rumah bersama paman jahat!” Diova berkata sambil mengerucutkan bibir, tampangnya imut sekali.
Tetapi perkataan Vava justru membuatku bagaikan tersambar petir, jangan-jangan Milka sudah bersama dengan bosnya?
Benar juga, aku setiap harinya menyia-nyiakan hidup, bukan judi lalu minum bir. Kalaupun mereka berdua bersama pada akhirnya, bahkan membuangku dari atas kasur di tengah malam, aku juga belum tentu tahu.
Aku meremas kepalan tangan dan tatapanku tertuju pada pintu masuk apartemen bawah tanah. Aku memungut batu bata di sudut, lalu berjalan ke arah mobil Mercedes-Benz itu.
Sialan, aku masih berpikir menggunakan waktu satu tahun akhir untuk merawat istri dan anak baik-baik, tidak disangka malah merawat istri untuk orang lain.
Benar, kecantikan Milka dan keunggulan bosnya, membuatku curiga Milka telah selingkuh.
Di hadapan bosnya, memang aku pesimis, aku juga bukan orang yang logis, sehingga aku berjalan ke sana sambil membawa batu bata. Dalam hatiku pun berpikir dengan gusar, Milka telah selingkuh, maka istri Bang Dog pasti akan kumainkan.
Sementara kenikmatan fisik dan hati, tidak perlu dipungkiri!
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinMy Lady Boss
GeorgeLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCinta Yang Terlarang
MinniePergilah Suamiku
DanisMy Superhero
JessiWanita Yang Terbaik×
- Bab 1 Permintaan Bang Dog
- Bab 2 Muncul Musuh Cinta
- Bab 3 Ada Uang Pun Hebat?
- Bab 4 Pesan Singkat Bang Dog
- Bab 5 Menuju Rumah Bang Dog
- Bab 6 Obat Bereaksi
- Bab 7 Panas Sekali
- Bab 8 Sisi Lembut
- Bab 9 Curahan Anya
- Bab 10 Sudah Berpikir Untuk Berubah
- Bab 11 Kata-Kata Putra Bungsu
- Bab 12 Gadis Muda Yang Mengamuk
- Bab 13 Dipermalukan Saat Interview
- Bab 14 Berencana
- Bab 15 Istri Masuk Rumah Sakit
- Bab 16 Tamu Tak Diundang
- Bab 17 Malam Yang Penuh Tangisan
- Bab 18 Kami Yang Tak Bisa Dibatasi
- Bab 19 Menjadi Manusia Sampah
- Bab 20 Terimakasih Bang Dog
- Bab 21 Kepercayaan
- Bab 22 Mengantar
- Bab 23 Siapa Yang Mengatakan Aku Cemburu
- Bab 24 Jangan Bertindak Gegabah
- Bab 25 Telah Dikalahkan Oleh Kenyataan
- Bab 26 Jangan Tinggalkan Aku
- Bab 27 Memiliki Ambisi Yang Besar
- Bab 028 Bertemu Dengan Musuh Yang Tidak Ingin Ditemui
- Bab 29 Nama Yang Aneh
- Bab 30 Memegang Pisau Belati
- Bab 31 Berjanji Pada Kak Pras
- Bab 32 Benar-Benar Cantik
- Bab 33 Kekasih Baruku
- Bab 34 1,2 Miliar
- Bab 35 Pria Yang Baik?
- Bab 36 Ayah Telah Tua
- Bab 37 Indarto Gold
- Bab 38 Keramik Imitasi
- Bab 39 Menyetujui Penggabungan
- Bab 40 Milka berselingkuh?
- Bab 41 Loving You