Wanita Yang Terbaik - Bab 1 Permintaan Bang Dog
“ Hanif, aku biarkan kamu main istriku, kamu main tidak?”
Terdengar suara yang membawa ancaman dari mulut seorang pria kekar di samping, aku tidak merasa takut, kalaupun dia adalah gangster ternama di jalanan ini, dalam hatiku juga hanya ada dilema.
Bukannya aku Hanif Bunto bernyali besar, melainkan aku sudah akan mati.
Pagi hari ini, aku mendapat pemberitahuan dari rumah sakit, kanker lambung stadium akhir, paling banyak masih bisa hidup untuk kurang dari setahun. Aku orang yang akan mati, masih takut dengannya?
Pria kekar itu, Bang Dog melihatku tidak menghiraukan dia, ekspresi di wajahnya semakin tidak bersahabat, “Jancuk, kamu pikirkan baik-baik, aku hanya menyuruhmu mengambil beberapa foto bukti istriku selingkuh, selesaikan sampai akhir, maka seratus juta pinjaman rentenir kamu juga tidak perlu dibayar lagi, masih bisa main istriku dengan gratis, kamu pun tidak mau?”
Perkataan Bang Dog membuatku tertegun dan sedikit ragu-ragu. Pertama-tama, istri Bang Dog terkenal dengan kecantikannya di jalanan ini, postur badannya terlebih lagi tidak ada komentar, ketika dia berjalan, pinggulnya lenggak-lenggok, melihat saja sudah membuat orang ingin meremas.
Selain itu, aku benar-benar tidak ada uang untuk membayar utang, sejak aku mengidap depresi berat tiga tahun yang lalu dan mulai tergila-gila dengan judi, keluargaku hanya mengandalkan istriku saja. Satu keluarga tiga orang tinggal di apartemen bawah tanah yang mereka sewa, juga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan.
Tidak perlu membayar hutang seratus juta, bagiku sangat menggoda.
“Baik, aku lakukan.”
Aku menjepit puntung rokok dan menghisapnya, lalu membuang puntung rokok ke tanah dan menginjaknya. Aku Hanif sudah tidak berguna selama separuh kehidupan, tidak mungkin mati pun masih harus menyusahkan wanita di rumah yang begitu bersusah payah bukan?
Jika tidak salah ingat, istri sudah hampir selesai menabung uang muka rumah. Utang seratus juta ini jika ditagih padanya, aku tahu dia pasti akan membayar, tetapi uang muka rumah pasti akan menjadi tidak ada. Demi aku orang yang akan mati, tidaklah sepadan.
Seumur hidupnya, istri hanya ingin memiliki sebuah rumah. (Cerita terjadi pada akhir tahun 90-an, seratus juta pada waktu itu bukanlah angka kecil.)
Bang Dog melihatku setuju, matanya pun melengkung karena senang, seolah-olah takut orang lain tidak tahu aku akan pergi mencabuli istrinya.
“Sungguh saudara baikku, setelah kamu mencabuli istriku dan mendapatkan buktinya, kamu ikut denganku, pada saatnya nanti, kamu adalah orang kedua di jalanan ini.” Bang Dog menepuk pundakku dan mengeluarkan setumpuk uang dari dalam sakunya.
“Besok-besok kamu pergi beli Realme model terbaru, yang bisa mengambil foto. Sebagai saudara, kamu melaksanakan tugas untukku, bagaimanapun abang juga tidak akan memberi perlakuan buruk padamu. Lagi pula, nanti ketika kamu melakukan hal itu, juga mudah untuk mengambil foto, hehe.”
Bang Dog memasukkan uang itu ke dalam pelukanku dan memberitahuku untuk pergi ke rumahnya besok malam untuk melaksanakan tugas. Pada saat itu, dia akan menggunakan sedikit trik pada kakak ipar, untuk memudahkan aku beraksi.
Aku mengiyakan, setelah Bang Dog pergi, aku pergi ke toko untuk mendapatkan ponsel bekas yang bisa mengambil foto, lalu langsung pergi ke tempat judi.
Judi adalah seperti itu, begitu terjerumus ke dalam, susah untuk menarik diri lagi, maka empat juta yang aku hemat tadi pun semuanya ludes di tempat judi.
Aku yang tidak rela, sekali lagi mengarahkan mataku pada kamar peminjaman rentenir, tetapi berpikir Bang Dog mungkin ada di dalam sana, aku hanya bisa meninggalkan tempat judi.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, otakku masih sangat kacau, penyakit kanker datang dengan begitu tiba-tiba, membuatku terlengah karena tidak siap.
Aku tidak tahu harus bagaimana menjalani sisa kehidupan ini, bahkan aku pernah berpikir untuk mengakhiri diri saja, tetapi memikirkan tampang mati kelaparan di luar sana yang menyedihkan, aku tetap memilih untuk tinggal di dunia ini.
Selain itu, kecantikan istriku juga lumayan membuat orang khawatir, jika aku sudah pergi, juga tidak tahu apakah ada orang yang akan menindas mereka, ibu dan anak.
Aku pernah berpikir menggunakan sisa waktu yang kurang dari setahun untuk membalas segala yang sudah terlewatkan, tetapi dipikir-pikir barulah disadari bahwa aku tidak berguna sama sekali, mungkin mencari pekerjaan pun susah, membalas masa lalu lebih seperti sebuah lelucon.
Maka dari itu, aku menyalakan rokok lagi, perjalanan ke rumah sepertinya semakin jauh, bahkan gang yang familier ini pun bagaikan tidak berujung.
Ketika menginjakkan kaki ke dalam rumah, aku membulatkan tekad akan pergi ke rumah Bang Dog besok, setidaknya membayar hutang seratus juta itu terlebih dahulu.
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineLove and Trouble
Mimi XuThe Richest man
AfradenAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Tough Bodyguard
Crystal SongNikah Tanpa Cinta
Laura WangWanita Yang Terbaik×
- Bab 1 Permintaan Bang Dog
- Bab 2 Muncul Musuh Cinta
- Bab 3 Ada Uang Pun Hebat?
- Bab 4 Pesan Singkat Bang Dog
- Bab 5 Menuju Rumah Bang Dog
- Bab 6 Obat Bereaksi
- Bab 7 Panas Sekali
- Bab 8 Sisi Lembut
- Bab 9 Curahan Anya
- Bab 10 Sudah Berpikir Untuk Berubah
- Bab 11 Kata-Kata Putra Bungsu
- Bab 12 Gadis Muda Yang Mengamuk
- Bab 13 Dipermalukan Saat Interview
- Bab 14 Berencana
- Bab 15 Istri Masuk Rumah Sakit
- Bab 16 Tamu Tak Diundang
- Bab 17 Malam Yang Penuh Tangisan
- Bab 18 Kami Yang Tak Bisa Dibatasi
- Bab 19 Menjadi Manusia Sampah
- Bab 20 Terimakasih Bang Dog
- Bab 21 Kepercayaan
- Bab 22 Mengantar
- Bab 23 Siapa Yang Mengatakan Aku Cemburu
- Bab 24 Jangan Bertindak Gegabah
- Bab 25 Telah Dikalahkan Oleh Kenyataan
- Bab 26 Jangan Tinggalkan Aku
- Bab 27 Memiliki Ambisi Yang Besar
- Bab 028 Bertemu Dengan Musuh Yang Tidak Ingin Ditemui
- Bab 29 Nama Yang Aneh
- Bab 30 Memegang Pisau Belati
- Bab 31 Berjanji Pada Kak Pras
- Bab 32 Benar-Benar Cantik
- Bab 33 Kekasih Baruku
- Bab 34 1,2 Miliar
- Bab 35 Pria Yang Baik?
- Bab 36 Ayah Telah Tua
- Bab 37 Indarto Gold
- Bab 38 Keramik Imitasi
- Bab 39 Menyetujui Penggabungan
- Bab 40 Milka berselingkuh?
- Bab 41 Loving You