Wanita Yang Terbaik - Bab 21 Kepercayaan

“Sudah, tidak ada keperluan lagi, besok jam delapan lapor di sana, kalau sudah tiba sampaikan saja namaku.”

Bang Dog melambaikan tangan dan terus berjalan ke dalam kasino.

“ Bang Dog, bukannya ini budak bodoh yang sering ke sini ya, kenapa kamu bisa berinteraksi dengannya?”

“Iya, seingat aku dia masih ada utang pada kasino kita, atau begini saja, kami bawa orang pergi mengurusnya?”

“Benar juga, lihat saja reaksi dia pada barusan, benar-benar mirip seekor anjing.”

…….

Aku merasa sangat emosi, namun juga tidak berdaya.

Tempat ini dikuasai oleh Bang Dog, apabila aku kembali untuk membantah mereka, bukannya hanya tinggal dipukul oleh mereka saja?

Oleh sebab itu aku hanya bisa bersabar.

Aku mengepal tangan dengan erat dan menggigit gigi, lalu menunduk kepala dan pergi berkunjung ke rumah sakit.

Demi bertahan hidup, kita semuanya mesti menghadapinya dengan rendah hati.

Usia yang telah menginjak angka tiga puluh, seolah-olah bukan budak kecil pada dulunya lagi.

Apabila bertingkah angkuh dalam keadaan tidak berkemampuan, maka hanya sekedar seperti orang bodoh saja.

Apabila bertingkah angkuh dalam keadaan berkemampuan, maka semua orang akan datang menyanjung.

Jaman sosial sekarang memang begitu materialisme.

Sementara saat ini aku juga sudah harus mementingkan materi.

Setelah meninggalkan kasino, aku naik taksi dan berkunjung ke rumah sakit, pada perjalanannya, aku sekalian mampir ke restoran untuk membeli abalon dan sup tulang.

Saat ini kondisi tubuh Milka sedang lemah, memakan menu seperti ini mungkin saja dapat meningkatkan ketabahan tubuhnya.

Setelah tiba di kamar pasien, Milka sedang berbaring di atas kasur sambil menetes infus.

“Sayang, kamu lihat aku sudah membawakan makanan apa?”

Aku mengangkat lauk yang hangat dan berjalan menghampiri, lalu menuangkan ke dalam kotak bekal dengan gerakan berhati-hati.

Reaksi wajah Milka langsung menjadi seram setelah melirik sekilas.

“Kita sekarang sedang saatnya butuh uang, semua lauk ini begitu mahal, aku mana sanggup memakannya?”

Setelah itu dia langsung menoleh kepalanya.

Aku tersenyum sekilas, aku mengerti kalau Milka sedang merasa sayang terhadap uangnya, namun aku malah semakin terharu setelah melihat tindakannya, tindakan tersebut menandakan kalau dia masih mementingkan keluarga ini.

Aku mengangkat kotak bekal dan menyodorkan ke depan bibirnya.

Setelah itu aku mengambilkan sepotong daging dan berkata :”Sayang, aku sudah menemukan pekerjaan, gajinya di atas dua puluh juta, ke depannya kita makan saja sesuka hati, tidak perlu merasa mahal.”

Setelah mendengarnya, Milka langsung menatapku dengan tampang tidak percaya :”Benarkah?”

“Iya.”

Aku mengangguk dan berkata :”Sekarang kamu sudah bisa tenang kan?”

Istriku tersenyum, “Asalkan kamu tidak membuat masalah di luar, aku akan mendukung semua pekerjaanmu.”

Setelah selesai berbicara, dia langsung menggigit dagingnya ke dalam mulutnya dan mulai menyantapnya.

“Ehm, enak sekali.”

Pada detik ini, aku merasa sangat bersyukur.

Namun menurutku, Milka pasti merasa terharu karena ketulusanku yang datang secara tiba-tiba.

Dalam beberapa tahun ini, kami sekeluarga mana pernah menyantap hidangan lezat seperti hari ini.

Sebenarnya bukan hanya Milka saja, bahkan diriku saja sudah hampir meneteskan air mata.

Pada dulunya, Milka yang menghidupi aku.

Pada saat ini, aku yang menghidupi dia.

……

Hari ini aku hanya mementingkan masalah merawat Milka, sehingga aku sendirinya juga lupa makan, oleh sebab itu ketika melihat Milka yang sedang menyantap makanan, perutku juga ikutan berbunyi kelaparan.

Istriku seolah-olah telah menyadari sesuatu, setelah itu dia tersenyum sekilas dan mengambilkan sepotong daging untukku :”Nah, sekarang aku yang menyuapi kami.”

“Aku tidak lapar, kamu yang makan saja.”

Apabila pada dulunya, aku pastinya akan langsung menelan ke dalam perut ketika menghadapi makanan lezat seperti ini, namun saat ini sudah berbeda, saat ini istriku sedang dalam keadaan membutuhkan gizi, sehingga bagaimanapun dia mesti makan semua makanan ini, setelah itu dikarenakan kanker lambung, aku sudah berusaha mengurangi porsi makananku, bahkan tubuhku juga semakin kurus dan lemah. Aku sendiri juga menyadari semua ini, namun aku tidak ingin memberitahukan hal ini kepada istriku, aku tidak ingin memancing rasa kecurigaan istriku.

Milka tersenyum sekilas, “Kalau kamu tidak mau makan, aku akan membuang semua makanan ini ke dalam tong sampah.”

“Jangan, aku makan, buat apa membuang makanan yang masih bagus.”

Aku sambil menjawab sambil menggigit makanan. Aku melakukan hal ini agar istriku tidak merasa curiga.

Milka melihat diriku sudah mulai makan, sehingga buru-buru menyuap lagi, dengan perlahan-lahan, semua sisa sayur di dalamnya telah dihabiskan oleh diriku.

Akan tetapi penyakitku tidak mengizinkan demikian, saat ini aku sudah merasakan kekenyangan pada perutku.

Meskipun dokter telah memberitahuku bahwa aku hanya bisa bertahan hidup untuk setengah tahun lagi, namun aku juga sudah terbiasa dengan kondisi tubuhku pada saat ini.

Demi tidak membuat Milka mencemaskan aku, aku tetap saja mempertahankan tampang merasa enak, setelah itu aku mengambil kotak bekal di tangannya dan berkata :”Aku cuci kotak bekal dulu, sebentar lagi siap.”

“Baik.” Milka tersenyum sambil mengangguk.

Setelah berjalan keluar, aku langsung menutupi mulutku dan berjalan ke arah kamar mandi, setelah meletakkan kotak bekal pada wastafel di luar, aku membuka salah satu kloset di kamar mandi dan langsung mulai muntah.

Seiring dengan menebarnya bau yang tidak enak, cairan darah juga ikut dimuntahkan aku.

Aku merasa kepalaku mulai pusing dan seluruh tubuhku juga terasa lemas, bahkan perutku juga mulai sakit sengsara.

Mungkin beginilah gejala dalam mengidap kanker lambung.

Sebelumnya bukannya tidak pernah terjadi hal seperti ini, namun selama ini tidak pernah parah seperti hari ini.

Aku tetap saja menahan rasa kesakitan ini seperti biasanya, setelah membersihkan hasil muntahan di dalam kloset, aku berjalan keluar dengan tubuh yang lemas.

Pada saat mencuci kotak bekal di depan wastafel, aku melihat reaksi wajahku pada saat ini dengan melalui paparan cermin.

Saat ini wajahku sangat pucat dan lemas.

“Ini, masih diriku ya?”

Aku tidak bisa bertahan untuk mengeluhnya, diriku yang berada di dalam paparan cermin, sama sekali tidak persis seperti manusia yang berusia tiga puluh tahun.

Seluruh wajahku terkesan lemah dan pucat, sama sekali tidak ada jejak semangatnya.

Pada saat ini saja reaksi wajahku telah demikian, jadi bagaimana reaksi wajahku pada setengah tahun yang akan datang?

Aku tidak dapat membayangkannya dan juga tidak berani berpikir lagi.

“Mengapa? Jangan-jangan ini adalah karma yang dikatakan Anya? Bahkan waktu setengah hari saja karma telah datang melimpah.

Aku merasa tidak terima, setelah mencuci muka, aku langsung meninju pada cermin di depan mata.

Tidak, mohon menoleransi waktu kepadaku lagi, aku masih memiliki banyak keinginan yang belum tercapai.

……

Setelah kembali ke kamar pasien, aku meletakkan kotak bekal dan duduk di samping istriku dengan reaksi berpura-pura tenang, setelah itu aku bercanda :”Sayang, kalau aku sudah akan meninggal dunia, apakah kamu akan menangis?”

Aku paling mengkhawatirkan hal tersebut, aku tidak ingin Milka menangis karena diriku lagi.

Namun Milka malah menjawab dengan nada tidak peduli :”Tidak akan......”

Ternyata Milka tetap saja memiliki hati yang kuat dan kejam, dia masih menyalahkan diriku yang bertindak bandel dan terus berjudi.

Aku bereaksi murung dalam seketika, ketika ingin mengatakan sesuatu, Milka langsung tersenyum dan berkata :”Maksudku kamu tidak akan mati dengan begitu cepat, orang yang berbaik hati akan mendapatkan anugerah, dirimu yang sekarang sudah jauh berbeda dengan dirimu yang dulunya, jadi aku juga percaya kalau Tuhan tidak akan merengut nyawamu dengan secepat ini.”

Dalam seketika ini, hatiku terasa hangat.

Bagaimanapun hasil akhirnya, aku tetap saja sudah merasa tenang apabila telah mendapatkan kepercayaan dari Milka.

Meskipun nyawa sangat lemah, namun dalam sisa hidup yang sangat terbatas ini, kita seharusnya lebih menghargainya dan melanjutkan hidupnya dengan sebaik mungkin.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu