Wanita Yang Terbaik - Bab 29 Nama Yang Aneh
Masuk ke gerbang lokasi konstruksi, aku sekalian mengerjai kedua anak laki - laki ini.
Melihat ke mereka dan berkata : " Kalian dipecat. "
Kedua orang tercenggang, satu persatu berkata hal baik kepadaku.
" Bang Hanif, aku telah salah, mohon kamu maafkan ketidaktahuan aku karena masih kurang berpengalaman ini, jangan memecat aku. "
" Benar benar benar, maafkan aku yang tidak berpengetahuan ini, berikan aku satu kesempatan lagi. "
Aku setelah mendengarnya tertawa.
" Siapa nama kalian berdua. "
Salah satu yang lebih tinggi dariku dan terlihat lebih dewasa berkata : " Namaku Palo. "
Dan satunya lagi juga ikut memperkenalkan diri : " Namaku Sendi. "
Aku sesaat bengong, tidak bisa menahan diri untuk berpikir, memastikan kedua orang ini tidak sedang bercanda denganku bukan, satu bernama Palo, satu lagi bernama Sendi, mengapa namanya begitu aneh?
Belum menungguku berbicara, Palo berkata lagi : " Kami berdua sejak kecil yatim piatu, sejak kecil sudah bersama dengan Kak Pras hingga sekarang. "
Yatim piatu? Sangat kasihan!
Lagian dulu aku juga pernah miskin, tidak tahu mengapa dalam hati timbul rasa belas kasihan terhadap mereka berdua yang lemah ini. Meskipun sekarang hidupku juga tidak terlalu mewah, tapi juga termasuk baru membaik, setidak - tidaknya juga sebagai seorang penanggung jawab.
Dan mereka berdua sudah termasuk beruntung ikut denganku.
Melihat mereka berdua menundukkan kepala tidak berbicara, aku batuk beberapa kali, lalu berkata dengan sikap seorang pemimpin : " Menimbang ini kesalahan pertama dan ketidaktahuan kalian, maka aku tidak menghukum kalian, mulai hari ini dan kedepannya, selama kalian berdua bekerja dengan baik untukku, aku jamin tidak akan merugikan kalian. "
Mereka berdua langsung merasa lega setelah mendengarnya, tapi masih tetap bersikap hati - hati, tidak berani berbicara, hanya menjawab dengan singkat, tampak sangat takut terhadapku.
Akhir yang aku inginkan bukan seperti ini, aku hanya ingin membuat koneksi yang bagus, bahkan meskipun hubungan kami adalah atasan dan bawahan, tapi aku bukan orang yang kaku.
Aku mengeluarkan sejumlah uang dari saku celana, saat sedang ingin memberi mereka uang, tiba - tiba seluruh tubuh mereka bergetar dan memohon belas kasihan kepadaku.
Aku yang melihatnya juga menjadi cemas, keduanya sangat ketakutan.
Aku mengulurkan kedua tangan dan meraih tangan mereka berdua, lalu membagi uang setengah - setengah dan memberikan ke mereka berdua.
" Ambil uangnya dan bekerja dengan baik untukku, kedepannya kalian adalah orang aku, bukan, seharusnya saudara, kalian jangan mengira badan besar kekar seperti aku, berbicara sembarangan, sebenarnya aku sangat integritas dan juga, aku bagaimana mungkin mempersulit kalian berdua yang yatim piatu? "
Selesai berkata, lalu aku berjalan masuk ke dalam lokasi konstruksi.
Saat ini semua pekerja sudah bekerja, mereka mengenakan pakaian kamuflase yang lusuh tua, di atas kepala mengenakan topi kuning kecil, ada yang memindahkan batu bata, ada yang memahat blok semen, ada yang mengendarai crane, masing - masing melakukan tugasnya, tampaknya jumlah orang ada puluhan orang.
Tetapi ini hanya batas Daerah A saja.
Aku memeriksa melihat sekeliling, sedikit kesal melihat sikap mereka satu persatu seperti orang asing terhadapku.
Tetapi setelah di pikirkan baik - baik, mereka sepertinya tidak pernah bertemu denganku, seketika kekesalanku menghilang. Tiba di kamar Kak Pras, aku mengganti pakaian menyesuaikan dan memakai helm di atas kepala, aku mengambil pengeras suara besar dan berkata terhadap para pekerja yang sedang bekerja : " Ayo rapat. "
Mereka mendongak melihatku, semuanya tidak ada yang bergerak, seperti keberadaaanku tidak ada.
" Aku sedang berbicara kepada kalian, apakah telinga kalian tuli? " Aku semakin bertambah marah, jika sebelumnya mereka tidak menyapaku, masih bisa dimaafkan, tetapi sekarang aku sudah begini dan mereka masih tidak ada yang bergerak, ini menjelaskan, bahwa mereka tidak menghargaiku.
Aku Hanif telah hidup dengan susah begitu lama dan akhirnya sudah berhasil, tapi malah di pandang rendah oleh beberapa pekerja ini, semakin memikirkannya semakin membuatku marah.
Aku mengepalkan tinju, berlari kesana dan meraih kerah baju salah satu dari mereka, mengertakkan gigi dan memarahi dengan keras : " Sialan, apakah kalian ingin aku memotong gaji kalian? "
" Kamu siapa, apa peduli kamu sama kami? "
" Panggil Kak Pras keluar untuk berbicara. "
" Benar, benar..... "
Mendadak, sekolompok pekerja itu berhenti bekerja, dalam tangan memegang alat kerja dan mengelilingiku.
Dan pekerja yang kerahnya di raih oleh aku ini, langsung menarik lepas tanganku dan sedikit mendorongku.
" Ckck ( bunyi suara lidah ), benar tidak tahu siapa mengizinkan siapa, sebelumnya telah pergi satu, sekarang datang satu lagi dan cukup keras kepala "
Aku bisa merasakan, dalam perkataannya, seutuhnya memandang rendah diriku.
Aku pernah mendengar Kak Pras berkata, di Daerah A ada Big Four dan orang yang berbicara ini, adalah salah satu dari mereka.
Melihat seluruh tubuhnya berotot, terlihat seperti seorang yang terlatih, jika aku menyerang begitu saja, pasti tidak akan menang, oleh karena itu, hanya bisa mengakali. Lagipula melihat sikap mereka, seperti mengetahui bahwa aku adalah penanggung jawab baru.
Sial, Bang Dog ini juga sangat bukan manusia, awalnya aku mengira ini adalah sebuah pekerjaan yang bagus, tidak disangka, begitu sulit ditangani.
Tetapi aku orangnya semakin sulit maka akan semakin menangganinya dengan keras.
" Kenapa, ingin bertarung? Apa tidak salah, aku adalah orang Bang Dog, jika kamu berani menyentuhku, aku akan membuatmu tidak betah tinggal disini. "
Meskipun kekuatanku dan dia sangat berbeda jauh, tetapi dalam kekuasaan, aku harus bisa menekannya.
Nama Bang Dog terkenal disini, menggunakan namanya, menurutku adalah pelindung yang paling bagus.
Ternyata, trik ini berhasil, begitu aku menyebut Bang Dog, mereka semua seketika saling membahas.
" Dengar - dengar yang baru datang ini, memang orang Bang Dog. "
" Orang Bang Dog, kita tidak boleh menyinggungnya. "
" Benar, sebaiknya mundur saja. "
.....
Yang membuatku tidak menyangkanya adalah mereka setelah membahas, semuanya membuang barang dalam tangan, satu per satu langsung demam panggung.
" Kalian ini, biasanya aku memperlakukan kalian satu per satu dengan baik, tetapi sekarang malah bersikap seperti ini terhadapku, sungguh buta. "
Jika ada yang lemah, maka ada yang keras, setelah orang ini selesai berkata, lalu mengepalkan tinju dan menyerang ke arah aku.
Seketika, aku merasakan gelombang aura pembunuh, secara naluriah, dalam hati bergidik sebentar dan juga tidak banyak berpikir, saat dia menyerang kemari aku langsung menendangnya.
Mendadak, seluruh orangnya terbang tinggi ke udara, terbang jauh puluhan meter jaraknya.
Tidak menunggu dia bangun, aku berlari lagi kesana, meremas lehernya, berkata marah dengan keras : " Aku beritahu kamu, aku orangnya paling suka mempertaruhkan nyawa, mati bagiku, hanyalah seperti permainan perumahan saja, jika kamu pintar melihat situasi kondisi, maka bersungguh - sungguh kepadaku, jika tidak maka aku akan menghancurkanmu! "
Begitu orang ini mendengar perkataanku, raut wajahnya sedikit berubah, tapi tidak mengurangi keberaniannya, sebagai gantinya dia mengambil pisau belati lainnya dari pinggang disaat aku sedang tidak siap, tetapi untungnya pandangan mataku bagus, melihat dia melakukan seperti itu lalu aku menginjak pergelangan tangannya.
Seketika, pisau belati jatuh ke atas lantai.
Tidak menunggu dia mengambilnya, aku sudah menggunakan kaki menjepit lengannya, disaat bersamaan membungkuk dan mengambil belati pisau tersebut, sambil memperhatikan, lalu memotongnya.
Hanya terdengar suara teriakkan " Ah " dari mulutnya, seperti suara teriakan babi dibunuh, melihat kedua matanya terpejam erat, wajah tampak seram dan meneteskan banyak air mata karena kesakitan.
Semua yang berada di tempat semuanya terkejut cenggang, mereka ada yang tidak tahan melihat kedepan, ada yang ketakutan seperti kehilangan roh, hanya aku yang dengan tenang menarik keluar belati dan menjilat darah di atasnya dan meludahkan dahak kepada orang bodoh yang terbaring di atas lantai yang jari kelingkingnya dipotong olehku dan berkata menghina : " Pooh, apa itu Bigfour, benar - benar tidak berguna! "
Novel Terkait
The Sixth Sense
AlexanderThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Yang Berpaling
NajokurataMi Amor
TakashiHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Dan Rahasia
JesslynThe Richest man
AfradenWanita Yang Terbaik×
- Bab 1 Permintaan Bang Dog
- Bab 2 Muncul Musuh Cinta
- Bab 3 Ada Uang Pun Hebat?
- Bab 4 Pesan Singkat Bang Dog
- Bab 5 Menuju Rumah Bang Dog
- Bab 6 Obat Bereaksi
- Bab 7 Panas Sekali
- Bab 8 Sisi Lembut
- Bab 9 Curahan Anya
- Bab 10 Sudah Berpikir Untuk Berubah
- Bab 11 Kata-Kata Putra Bungsu
- Bab 12 Gadis Muda Yang Mengamuk
- Bab 13 Dipermalukan Saat Interview
- Bab 14 Berencana
- Bab 15 Istri Masuk Rumah Sakit
- Bab 16 Tamu Tak Diundang
- Bab 17 Malam Yang Penuh Tangisan
- Bab 18 Kami Yang Tak Bisa Dibatasi
- Bab 19 Menjadi Manusia Sampah
- Bab 20 Terimakasih Bang Dog
- Bab 21 Kepercayaan
- Bab 22 Mengantar
- Bab 23 Siapa Yang Mengatakan Aku Cemburu
- Bab 24 Jangan Bertindak Gegabah
- Bab 25 Telah Dikalahkan Oleh Kenyataan
- Bab 26 Jangan Tinggalkan Aku
- Bab 27 Memiliki Ambisi Yang Besar
- Bab 028 Bertemu Dengan Musuh Yang Tidak Ingin Ditemui
- Bab 29 Nama Yang Aneh
- Bab 30 Memegang Pisau Belati
- Bab 31 Berjanji Pada Kak Pras
- Bab 32 Benar-Benar Cantik
- Bab 33 Kekasih Baruku
- Bab 34 1,2 Miliar
- Bab 35 Pria Yang Baik?
- Bab 36 Ayah Telah Tua
- Bab 37 Indarto Gold
- Bab 38 Keramik Imitasi
- Bab 39 Menyetujui Penggabungan
- Bab 40 Milka berselingkuh?
- Bab 41 Loving You