Cinta Tak Biasa - Bab 32 Kecupan Malam

"Brengsek! Kamu berani memukulku?" Susan penuh dengan api amarah, sedikit lagi ia hampir melemparkan dirinya dari kursi roda.

"Aku seharusnya memukulmu dari awal." Fenny berkata dengan dingin, "Susan, kamu sungguh sudah membuatku melihat rendah kepadamu."

"Kecelakaan tiga tahun lalu kamu dan aku tau, hanya untuk membuat Jason membenciku, kamu dengan tidak terduga berpura-pura menjadi orang cacat selama ini, entah aku harus salut kepada kegigihanmu atau kepada kejahatanmu? Tetapi ingatlah kamu, apa yang kita perbuat, semua dilihat oleh yang maha kuasa, sepandai apapun tupai meloncat, ia pasti akan jatuh juga, tiba saatnya, jangan kamu menangis."

Setelah Fenny selesai berbicara, ia pergi meninggalkan Susan.

Ia tidak menoleh, jadi ia juga tidak melihat tatapan sinis Susan.

Semenjak Jason berteriak nama Fenny saat mabuk, Susan tau, bahwa ada beberapa hal, sebagaimana giat kita merampasnya belum tentu akan didapat.

Tetapi ia jelas tidak percaya hal ini.

Kenapa sejak lahir Fenny sudah lah seorang putri majikan, tetapi dia hanyalah anak pengurus rumah?

Kenapa apapun yang diinginkan Fenny didapatkannya, tetapi ia hanya ingin sepasang sepatu balet, dan ia hanya bisa menatapnya saja, ia hanya bisa melihat dari kaca etalase dan berjalan pergi, dari kecil hingga sekarang, sudah cukup semuanya!

Semua barang yang dimiliki Fenny, harus juga ia miliki, tidak peduli berapapun harga yang harus ia bayar!

Fenny membantu ayahnya pindah rumah, ia bahkan memasak sendiri, kedua ayah dan anak itu bersama-sama menikmati hidangan yang disajikan.

Kembali ke Ocean Villa, langit sudah gelap.

Fenny turun dari mobil, baru saja ingin mengeluarkan kunci pintu, tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari Robin.

"Apakah kamu sudah pulang?"

"Ya, baru saja sampai rumah, apakah kamu masih di kantor?"

"Iya, banyak hal yang harus kurus, sungguh aku tidak menyangka kenapa Ayah tidak mau memanggilku kembali untuk meneruskan perusahaan, sungguh mengesalkan." suara Robin tiba-tiba berubah menjadi lembut, "yang penting kamu selalu ada disisiku, Fenny, satu hari saja tidak bertemu denganmu aku sudah sangat rindu, aku merasa seperti kecanduan, dan hanya ingin pulang bertemu denganmu."

Perkataan seperti ini, membuat wajah Fenny seketika berubah merah merona.

"Kamu.. ngomong apaan sih?" suara rendah Fenny, terbata-bata, "kalau urusanmu sudah selesai pulanglah, aku akan menunggumu."

Robin tertawa, "Sebelum kamu menutup teleponnya, ada kecupan malam tidak? Kita sudah mau menikah, istri cium suami, bukankah hal yang normal?"

"Jangan berisik." Fenny tau dia tidak serius, tetapi setelah beberapa saat, mukanya memerah berkata "nanti pulang baru lihat saja"

Setelah ia berbicara, ia menutup teleponnya.

Fenny mengusap wajahnya, sangat panas, dia memasukkan handphone kedalam sakunya, dan bersiap untuk membuka pintu.

Di belakangnya terdengar dering bel.

Dibawah pohon ara yang lebat diluar villa, berjalan seseorang, dia hanya berjalan beberapa langkah, tetapi sesekali, terasa seperti menginjak hati Fenny.

Asap rokok yang tercium di udara membuat hati Fenny bergetal

Dia tau, bahwa itu adalah Jason.

Kebiasaan ini sungguh mematikan, ini adalah pria yang ia cintai selama sepuluh tahun, jadi meski Jason berubah menjadi abu ia tetap dapat mengenalinya, bahkan saat ini ia dapat mendengar napas Jason.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
6 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
5 tahun yang lalu