Cinta Tak Biasa - Bab 33 Kukembalikan Gelangmu

Jason bangga, mendengar ia mengatakan hal itu, pasti ingin sekali mengelupasi kulitnya, seumur hidup tak ingin bertemu dengannya lagi, jadi ia sama sekali tak menyangka, Jason tak disangka-sangka bisa muncul disini.

Dia menenangkan pikirannya, membuka pintu dan masuk ke dalam.

suara pintu yang tertutup sangan pelan, tapi seperti mimpi buruk yang bertubi-tubi, dia memutuskan untuk di tempat semula, dia seperti orang bodoh, susah mempercayai menatap pintu itu.

Dia tau dia pasti mengenalinya.

Tapi dia tidak menyangka. Wanita itu benar-benar tidak lagi peduli padanya.

Jika dulu bertemu dengannya, wanita itu sangat sumringah sampai tak tahu harus berbuat apa, tunggang langgang menyambutnya di depan pintu, kemudian bertanya padanya, makan apa, minum apa, tubuhnya yang dipenuhi cinta memperlakukannya tanpa ada yang disembunyikan.

Tapi sekarang, sejak kemunculan Fenny, dia amat sangat memperhatikannya, dia sedikitpun tak meliriknya, malah fokus mengobrol dengan seorang pria di telepon, malam sangat sunyi, dua orang yang sedang mengobrol memecah keheningan malam, dia mendengarnya dengan sangat jelas.

percakapan seperti ini sangat mengejutkan.

dia mendengar dia dan Jerry mengatakan ingin kecupan selamat malam, tapi Fenny...... tak disangka tidak menolaknya!

Jason pasrah menerima kenyataan seperti ini, hanya berpikir sepertinya tiba-tiba ada batu dari langit yang menimpa kepalanya, dia merasa pusing, dirinya pernah berpikir bahwa dunia ini salah, semuanya menjadi begitu tidak nyata.

Segala sesuatu pada data penyelidikan adalah benar, Fenny, wanita yang sudah mencintainya selama 10 tahun ini, yang dia kira sudah meninggal selama 3 tahun ini, tak disangka benar-benar memiliki pria lain, dan ditambah lagi telah mempunyai anak dengan pria itu, membangun keluarga yang harmonis dengan pria itu!

mengganggu?

satu kata ini, membuat dia merasa jantungnya telah keluar dari tempatnya, ada lubang yang dingin di dadanya, Dia merasa sangat kedinginan.

“Jason.”

Dia merasa udara di sekitarnya menipis, saat di titik dimana ia bergetar, tiba-tiba muncul suara Fenny.

Dia mengira itu hanyalah mimpi, tapi bukan.

Jason mendongakkan kepala, melihat Fenny yang tak tahu kapan ia membuka pintu, ada langkah terdengar dari depan pintu villa, dari atas Fenni melangkah turun.

Saat-saat itu, jantung Jason berdetak berbeda dari biasanya.

Jantungnya meledak dengan sukacita yang bahkan tidak bisa dia bayangkan. “Fenny? Mau apa kamu masih muncul di hadapanku? Bukankah sudah bilang untuk tidak saling mengganggu lagi?”

Tuhan tahu betapa kekanak-kanakannya dia, berkata-kata penuh dendam seperti itu hingga saat ini.

“ya, kalau begitu, saya ingin bertanya, apa yang dilakukan Anda disini?” kata Fenny dengan ringan.

Jason mengerutkan kening, baru saja mau bicara, Fenny menarik napas dalam-dalam, menyerahkan barang di tangannya kepada Jason, sebuah kotak berbentuk wajik, sepertinya kelihatan barang lama, tapi permukaannya bersih, dapat dilihat bahwa kotak itu sangat berharga.

“Aku tahu tujuanmu datang hari ini, ini untukmu, kamu bawa pulang saja.”

“apa ini?” Jason tidak mengerti.

“sebelum menikah, kakek memberiku gelang, katanya diberikan untuk istri dari keturunan keluargamu.” Kata Fenny, “kamu tahu Susan akan segera menikah, aku tahu kamu datang untuk mengambil kembali barang ini, aku juga tidak pantas mengambilnya, ini kukembalikan padamu.”

“selain itu, tidak ada lagi barang lain yang tertinggal disini, Tuan Jason, kamu tidak perlu datang lagi kesini.”

penjelasan seperti ini, pernyataan bagai tamparan seperti ini, membuat Jason sangat marah, dia seperti orang yang kehilangan akal, sedih yang keterlaluan, seluruh tubuhnya bagai ingin meledak.

Dia menggenggam kotak itu, pelipisnya tiba-tiba sakit, sulit untuk dapat mempercayainya, tapi dia harus percaya, bahkan jika tangannya hancur, ia tak bersedia menandatangani surat cerainya, kompensasi apapun ia tak mau, yang ia mau hanyalah Fenny nya, sekarang malah berkata seperti itu!

Dia mengembalikan gelang yang melambangkan identitas nyonya keluarga Jason, dan masih berkata tidak usah mengganggunya lagi!

Otaknya tiba-tiba rileks, seketika seperti teringat akan sesuatu, pupil matanya membesar, “cincin kawin yang berada pada mayat itu, apakah kamu membuangnya?”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu