Cinta Tak Biasa - Bab 28 Ia Adalah Anakku!

Fe.....nny.

Nama itu terdengar seperti bom yang meledak di dalam otak Jason.

Baru saja ada seseorang yang memanggil wanita itu Fenny. Ia tidak salah dengar bukan?

Apabila dua orang dengan wajah serupa dapat dianggap sebagai satu orang yang sama, bukankah nama yang sama juga demikian?

Jantung Jason melompat dalam takut. Kepalanya dengan cepat menoleh dan kedua matanya melihat seorang pria yang sedang mengejar wanita itu.

Pria itu......

Robin?

Jason menatap keluarga kecil itu dengan tidak percaya. Ia masih belum dapat mempercayai apa yang terjadi ketika ia beranjak pergi.

Ini benar-benar tidak dapat dipercaya! Fenny sudah benar-benar tiada selama tiga tahun! Ia sendiri yang melihat mayatnya dievakuasi dari dasar laut!

Awalnya, Jason juga tidak percaya bahwa Fenny sudah meninggal. Tapi, Jason melihat cincin pernikahan yang melingkari jari manis mayat wanita itu dan di lehernya pun terdapat tanda lahir yang dimiliki Fenny. Oleh sebab itu, Jason pun yakin bahwa mayat itu memang adalah Fenny!

Tapi sekarang, mengapa di hadapannya berdiri seorang perempuan yang sama persis dengan Fenny? Seorang anak kecil berada di dalam gendongan wanita itu dan Robin berdiri di sampingnya. Mereka bertiga terlihat seperti sebuah keluarga.

Apabila wanita itu memang benar-benar Fenny, maka pasti hanya ada dirinya di dalam pandangan dan hati wanita itu. Tapi pada kenyataannya, wanita itu bahkan sama sekali tidak menyadari keberadaannya meskipun Jason sedang berdiri tidak jauh darinya. Ia justru sedang menyenderkan tubuhnya pada Jerry dengan mesra.

Pikiran Jason menjadi kacau balau. Ia segera berlari menghampiri.

“Fenny!”

Sosok wanita itu perlahan semakin pudar dari pandangannya. Jason pun berlari semakin cepat.

Tubuh wanita itu membeku seiring telinganya yang mendengar sebuah suara yang ia kenal.

Wanita itu menolehkan kepalanya dengan perlahan, namun ia hanya melihat seorang pria tampan yang berdiri di belakangnya. Begitu Jason menangkap pandangannya, wajah wanita itu pun terlihat begitu congkak dan penuh sindiran. Seolah-olah segala jenis warna menghiasi wajahnya, sehingga orang lain sulit untuk membaca ekspresinya. Apakah itu ekspresi yang disebabkan kebencian yang merasuk tulang atau karena tergila-gila mencintai seseorang.

“Tuan Jason, sudah lama kita tidak bertemu.” ujar Robin dengan tenang sambil menarik Fenny ke dalam pelukannya.

Jason menghiraukan Jerry, bahkan ia tidak menatap pria itu. Jason justru melekatkan pandangannya pada satu orang saja. Pada wanita itu. Seolah-olah ia menelan Fenny hidup-hidup ke dalam bola matanya, “Fenny... Kamu masih hidup?”

“Anak siapakah ini? Apakah ini anakmu dan orang lain?”

Wanita itu tidak berani menatap Jason. Belum sempat ia mengucapkan apapun, Jason menarik anak kecil itu dari gendongannya seperti orang gila.

“Jason....” Wajah itu menunjukkan sebersit rasa takut dan panik, “Jason, anak ini bukanlah anakmu!”

“Fenny...” ujar Jason sambil menatapnya dengan pandangan kosong. Untuk sesaat, ia merasa seolah seseorang memukul-mukul jantungnya dengan batu. Kesedihan menyerangnya dan Jason merasa air matanya akan bergulir turun.

Tidak ada pengakuan bersalah.

Ia sama sekali tidak mengaku bersalah.

Beberapa kali ketika Jason terbangun dari mimpi, ia selalu mendengar suara itu. Tidak jauh namun tidak pula dekat. Suara itu selalu terngiang di telinganya “Jason, walaupun kamu tidak menyukaiku, itu bukan masalah. Biarkan aku yang menyukaimu. Aku akan selalu menunggumu, biarpun setahun, lima tahun, atau bahkan sepuluh tahun. Jason, Jason, Jason... Aku akan selalu menunggumu sepanjang hidupku.”

Setiap kali ia terbangun, suara itu pun menghilang. Seperti orang gila, Jason lalu mencari-cari suara itu meskipun usahanya selalu berakhir dengan kegagalan.

Tapi sekarang, ia akhirnya menemukannya.....

“Tuan Jason, anak ini bukanlah anakmu! Kembalikan dia padaku!” ujar Fenny, kini ia baru menatap Jason. Sepasang matanya tidak lagi memancarkan kasih sayang seperti dulu, “Ia sangat takut dengan orang asing, jangan mengejutkannya! Kembalikan anakku.”

Saat itulah, anak perempuan di dalam gendongan Jason menangis dengan kencang. Ia menjulurkan tangannya untuk meraih Fenny dan Robin, “Ayah... Ibu...”

Fenny menahan air mata yang mulai mengairi bola matanya: “Jangan menangis... Ibu disini... Ayah juga disini...”

Jason tersadar betapa ia merasakan sakit yang luar biasa hanya karena satu kalimat itu.

Robin adalah ayahnya dan Fenny adalah ibunya. Jadi... Ia telah melahirkan anak Robin?!

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu