Cinta Tak Biasa - Bab 27 Kita Bertemu Lagi

“Ayo kenakan bajumu.” Jason mendorong Susan agar wanita itu menjauh darinya. Nada risih mewarnai ucapannya, “Susan, ini sudah yang keberapa kalinya dalam tiga tahun terakhir.”

Sudah tak terhitung berapa kali Susan mencoba untuk menggodanya.

“Jason...” Seketika Susan merasa panik, ia tidak menyangka Jason dapat membaca niatnya. Dengan gelagapan Susan berusaha untuk menjelaskan, “Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku hanya terlalu mencintaimu, aku hanya takut...”

“Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Aku telah berjanji akan menikahimu sejak kita masih kecil dan aku tidak akan mengingkarinya. Kau tidak perlu menggunakan cara memalukan seperti ini, Susan. Kau tidak seperti dirimu yang dulu kukenal.”

Jason mengakui bahwa selama tiga tahun belakangan ini, ia selalu merasa risih dengan Susan yang menggodanya menggunakan cara seperti ini. Waktu itu di Hari Ibu, Susan adalah orang yang memberinya setangkai permen untuk menghiburnya.

Ini bukanlah perempuan yang membekas di hatinya. Aneh sekali.

Setelah Jason selesai berbicara, ia pun melangkah menaiki anak tangga.

Jason berbaring di atas kasurnya dan menarik selembar foto yang ia selipkan di dalam dompetnya.

Orang di dalam foto itu adalah wanita di dalam hidupnya.

Tapi sekarang... Jantung Jason berdetak kencang hingga dadanya terasa sesak ketika ia melihat wanita itu. Wanita yang sekarang sudah tiada.

Dengan lima jarinya yang lentik itu, Jason pun membuka sabuk di pinggangnya dan dengan sontak langsung menuju ke area sensitif itu. Secara terus-menerus, ia meremas dan meremas, sampai akhirnya semuanya keluar.

Sambil terengah-engah, matanya yang sedikit basah itu menatap orang yang ada di foto itu. Jason menyebut nama orang itu sambil berbisik di dalam hati. Sepanjang malam, ia terus-menerus memuaskan hasratnya.

Bagi Jason, ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun dimana ia merasa puas.

Jason menatap selembar foto itu.

Dan seseorang yang sudah meninggal selama tiga tahun.

Saat terbangun keesokan harinya, Jason segera menelepon sekretarisnya untuk mempersiapkan undangan dan pesta pernikahannya. Ia akan segera melamar Susan.

Janji yang dibuat saat itu, debaran jantung yang menderu detik itu, semua harus ada bayarannya.

Karena Jason memang tidak merasa bahagia, ia serahkan semua urusan pernikahan kepada sekretarisnya. Seperti bukan pernikahannya sendiri, Jason tidak peduli dengan segala sesuatunya.

Susan pun tidak menaruh kecurigaan. Ia merasa sangat bahagia saat tahu Jason akan menikahinya. Hari itu juga, Susan dengan sangat bahagia berbelanja segala keperluan untuk pernikahannya. Hanya saja, Susan memilih untuk berbelanja di pertokoan yang terpencil. Ia tidak akan membiarkan anak buah Jason menyadari bahwa kedua kakinya sebenarnya sudah baik-baik saja.

Pengorbanan sepasang kaki ini akhirnya terbayar juga. Susan akan menunggu sampai waktu yang tepat datang, kemudian menyuap dokter lain untuk berpura-pura menyembuhkan kakinya sehingga ia dapat hidup normal di hadapan Jason. Ia tidak perlu melanjutkan kepura-puraannya yang melelahkan ini.

Tapi nasib memang tidak memandang orang. Nasib bisa memberikan kesedihan tak berujung....... Atau kebahagiaan.

Bulan Maret. Musim semi yang hangat telah tiba.

Jason baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya dan akan pulang kerumah ketika ia pandangannya terhenti pada seorang wanita yang sedang menggendong seorang anak di dalam dekapannya.

Wanita itu memiliki rambut panjang yang menjuntai indah. Seorang anak perempuan yang sangat lucu berada di dalam gendongannya. Wanita itu sedang berdiri di pintu masuk bandara, wajahnya tersenyum berseri. Sepertinya ia sedang menunggu kehadiran seseorang.

Rupanya sangat mirip dengan wanita itu. Jason sulit percaya bahwa ternyata di dunia ini memang banyak orang yang serupa.

Padahal belum lama ini, ia sudah bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan wanita itu di Huang Yi. Sekarang, ia kembali berjumpa dengan seseorang yang mirip wanita itu di bandara.

Tapi sayang sekali.

Semua orang yang mirip rupanya itu, mereka semua bukanlah wanita itu. Mereka bukanlah Fenny.

Fenny sudah lama meninggal.

Tiga tahun lalu, dengan tekad penuh dan cinta yang ia miliki untuk Jason selama sepuluh tahun, Fenny jatuh dari tebing dan meninggal. Tepat di depan mata Jason.

Melihat gambaran yang menenangkan hatinya, mata Jason pun mulai berair. Anak perempuan itu sepertinya akan tumbuh dengan baik, seperti ibunya.

Andai saja Fenny bisa terus bersamanya, mungkin mereka bisa melahirkan anak selucu anak perempuan itu.

Detik berikutnya, Jason merasa terhenyak dengan khayalannya sendiri.

Jason sangat membenci Fenny, apakah mungkin ia akan membiarkan Fenny melahirkan anaknya?

Baru saja Jason akan membalikkan tubuhnya ketika tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya.

“Fenny!”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu