Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 4 Memberitahu Kakakku
Meskipun usia Cindy belum mencapai 20 tahun, tubuh dia telah berkembang sangat penuh dan baik, dadanya menggembang dengan kuat, kakinya sangat kurus dan panjang, tubuhnya tinggi dan wajahnya seperti loli kecil itu membuatku terpesona.
Pada saat itu, dia sepertinya sangat marah, tatapan dia dipenuhi oleh kesedihan dan kemarahan.
Aku benar-benar sudah mabuk. Kakak dia saja tidak peduli, tetapi dia lebih khawatir kepadaku daripada kakaknya.
Aku berkata: "Baik, kalau kamu mau mengadu, pergi saja. Aku tidak takut dengan ancaman kamu"
Kata-kataku membuat Cindy marah sampai alisnya terangkat: "Kamu, benar-benar terlalu kelewatan"
Meskipun Cindy hanyalah adik iparku, aku tetap tidak ingin mencari masalah dengannya, mau bagaimanapun aku tinggal di satu rumah bersamanya dan kami sering bertemu.
Jadi aku pun mencari cara untuk membuat dia bingung: "Aku tidak ada hubungan apa pun dengan dia, tadi aku bersama kakakmu di sini minum bir bersama Rena, kakakmu baru pergi tadi"
Cindy berkata: "Setelah kakakku pergi kamu pun berselingkuh bersama wanita ini?"
Aku menjawab: "Benar-benar tidak ada. Kalau kamu tidak percaya, tanyalah kepadanya"
Pada saat itu aku baru tiba-tiba teringat, sebelum keluar tadi Cindy ada mengirim pesan teks kepadaku.
Waktu keluar tadi aku tidak memberitahu dia, tetapi dia terus memperhatikanku, jadi dia mengetahuiku di sini tidak termasuk hal yang aneh.
Setelah agak sadar diri, sikap Rena langsung menjadi beda total, dia merapikan bajunya dengan wajah yang bingung dan berkata "Siapa melepaskan bajuku? Kenapa kepalaku terasa begitu pusing?"
Setelah berkata, dia melihat ke aku dan aku pun sibuk membantah: "Kamu jangan melihatku seperti ini, bukan aku yang memberimu obat"
Mungkin karena diriku terlalu cemas, sampai aku tidak hati-hati mengatakan masalah obat, setelah itu aku langsung menyesal dan menambah: "Aku juga tidak tahu kenapa kamu bisa merasa pusing, yang penting semua ini tidak berhubungan denganku"
Rena langsung marah dan berjerit: "Di sini cuman kita berdua, kalau bukan kamu, apakah hantu? Tadi, apa yang terjadi tadi?"
Rena melihat ke pakaiannya yang sudah berantakan, kemudian melirik kepadaku dengan waspada: "Apa yang kamu lakukan kepadaku tadi?"
Aku berkata: "Tidak ada, benar-benar tidak ada"
Di dalam hatiku berpikir, tadi bersikap begitu inisiatif, sekarang malah begitu lagi.
Tetapi, penampilan Rena bersikap inisiatif benar-benar sangat luar biasa, berpikir kembali sekarang saja membuatku merasa kepanasan.
Tidak menyangka, Rena berjalan menghampiriku, kemudian mengulurkan tangannya dan menarik kerah bajuku: "Kamu lebih baik memberikanku penjelasan yang logis, kalau tidak aku akan memasukkan kamu ke penjara"
Tiba-tiba aku merasa ketakutan, meskipun aku benar-benar tidak membuat apa-apa, aku tetap merasa ketakutakn, karena mau bagaimanapun jelas wanita ini kaya dan berkuasa, kalau dia benar-benar dendam kepadaku, aku tidak akan bisa memenangi mereka.
Pada saat ini, emosi Cindy pun semakin memuncak, dia menarik tanganku dan memintaku untuk memberikan dia sebuah penjelasan.
Aku berpikir, kalaupun mau memberikan penjelasan, harus memberikan penjelasan kepada kakaknya bukan dia.
Sampai sini, aku tentu saja tidak bisa berkata yang memberi obat itu Clarisa, hubunganku dan Clarisa sekarang adalah suami istri kontrak, kalau aku mengkhianati dia, sesuai kontrak aku harus membayar denda, hal ini tidak boleh terjadi.
Berpikir sampai sini, aku pun berkata kepada Rena : "Tadi kamu sendiri yang melepaskan pakaian dan memintaku berhubungan bersama kamu, tidak ada hubungan denganku. Lagian, aku tidak melakukan apa pun"
Setelah sadar diri, sikap Rena menjadi beda total, dia memandangku dengan tatapan pandang rendah dan berkata: "Dasar pria miskin, sekarang tidak berani mengaku ya? Aku akan menghancurkan kamu hari ini!"
Setelah itu, Rena mengeluarkan ponselnya dan sepertinya dia menelepon ke kantor polisi, aku merasa sangat cemas di dalam hati.
Rena berkata kepada penerima telepon bahwa dia diperkosa dan memberitahu alamat tempat ini.
Setelah itu dia mematikan telepon.
Sementara aku berdiri dengan bingung di sana: "Kenapa kamu berkata terbalik?"
Aku tahu Rena pasti akan bersikap seperti ini setelah dia sadar diri, sementara Cindy pun berjalan ke sisiku dengan cemas dan berkata kepadaku dengan lembut: " Rey, apakah kamu ada melakukan hal itu kepadanya? Kalau ada, mendingan kamu mengaku saja sekarang, aku bisa membantu kamu mencari solusi"
Aku menggigit gigiku dan berkata: "Bisa mencari solusi apa? Masalah ini benar-benar bukan salahku"
Aku tidak menyangka Cindy masih mau membantuku ketika dia sudah menyaksikan kami berdua di tempat seperti ini, hal ini membuatku memiliki kesan baik terhadap Cindy.
Sementara tatapan Cindy terhadapku terlihat sedikit aneh, sepertinya mencakup sedikit kesukaan.
Suasana di dalam kamar tiba-tiba menjadi agak aneh.
Dalam waktu sejenak, polisi pun tiba di tempat, setelah masuk mereka memeriksa kondisi sekeliling kemudian membawaku dan Rena ke kantor polisi, ini adalah pertama kali aku datang ke kantor polisi.
Menggunakan waktu sepanjang sore, polisi mengurus video rekamanan CCTV dan laporan tes Rena, sesuai ekspektasi, dia ada minum obat dan obat itu sangat mudah dibeli di pasaran, jadi insiden ini pun terselesaikan begitu saja.
Waktu keluar kantor polisi, polisi menepuk bahuku dan berkata: "Lain kali kalau bermain di luar harus hati-hati, kalau masalah seperti ini tidak bisa selesai dengan baik, hukum pemerkosaan ini kejahatannya tidak kecil, setidaknya harus dipenjara 10-20 tahun"
Aku berkata: "Iya"
Aku tetap merasa ketakutan. Oh tuhan, aku hampir saja dipenjara. Setelah melihat rekaman CCTV dan laporan tesnya, Rena pun tidak ribut lagi, mungkin dia sendiri juga merasa masalah seperti ini sangat memalukan.
Aku naik taksi pulang ke rumah dan hal yang membuatku kaget adalah setelah pulang Cindy sama sekali tidak membahas masalah tentang ini, sementara Clarisa segera mencariku dan bertanya tentang bagaimana proses masalah.
Sejak berkata mau pergi ke toilet, Clarisa tidak muncul lagi, seharusnya dia langsung pulang pada saat itu, makanya dia tidak tahu masalah selanjutnya.
Aku hanya bisa menjawab tidak berhasil secara jujur, Clarisa terlihat agak tidak senang, dia melirikku dan berkata: "Pria tidak berguna, masalah sekecil ini saja tidak bisa selesaikan"
Dipanggil pria tidak berguna oleh seorang wanita membuatku merasa agak frustrasi, tetapi aku tetap menjelaskan bahwa ada sesuatu yang terjadi.
Meskipun aku tidak berhasil mendapat uang, aku tetap telah berjanji akan menjalani perintahnya, tetapi sekarang semuanya hancur begitu saja.
Hanya saja, masalah kali ini membuat hatiku lumayan kesusahan.
Clarisa bertanya apa yang terjadi.
Aku berkata Rena tiba-tiba bangun pada tengah-tengah dan bahkan menuntut aku mau memperkosanya.
Aku tidak memberitahu Clarisa bahwa Cindy juga ada muncul setelah itu.
Aku sedang memberi kode bahwa obatnya bermasalah, sementara ekspresi Clarisa juga langsung menggelap setelah mendengar katak-kataku.
Setelah itu, Clarisa pun berkata dengan wajah mendingin: "Sudah, masalah ini selesai sampai sini. Jangan membiarkan orang ketiga mengetahui masalah ini"
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangPria Misteriusku
LylyBehind The Lie
Fiona LeeAir Mata Cinta
Bella CiaoSee You Next Time
Cherry BlossomMbak, Kamu Sungguh Cantik×
- Bab 1 Menjadi Seorang Pria Harus Tahu Menaati Tiga Peraturan Dan Empat Kebijakan
- Bab 2 Diberi Obat
- Bab 3 Berhasil
- Bab 4 Memberitahu Kakakku
- Bab 5 Tidur Di Atas Lantai
- Bab 6 Berpura-Pura Tetapi Melakukan Tindakan Nyata
- Bab 7 Permintaan Rena
- Bab 8 Kecuali Menjadi Wanitaku
- Bab 9 Wanita Ini Mesum
- Bab 10 Aku Memeliharamu Versi Pria
- Bab 11 Kelinci Akan Menggigit Ketika Terpaksa
- Bab 12 Keputusan Ibu Halim
- Bab 13 Tinggal
- Bab 14 Toko Pijat
- Bab 15 Riska Cahyana
- Bab 16 Dua Orang di Rumah
- Bab 17 Cinta Pertama
- Bab 18 Kebetulan
- Bab 19 Istirahat Siang
- Bab 20 Masa Lalu Sandra Suntin
- Bab 21 Trainer
- Bab 22 Kemarahan Jeki
- Bab 23 Toko
- Bab 24 Pesta
- Bab 25 Uang Bukan Segalanya
- Bab 26 Kakak Keempat Yang Berani
- Bab 27 Lukisan Palsu
- Bab 28 Kemampuan Orang Berbudaya
- Bab 29 Gunakan Kekuatanmu
- Bab 30 Ibu Mertua Marah
- Bab 31 Tidak Ada Yang Bodoh
- Bab 32 Rahasia Di Dunia Seni
- Bab 33 Butuh Kakak Membantu Kamu Tidak
- Bab 34 Hubungan Yang Tidak Diketahui Orang
- Bab 35 Seniman Yang Hebat Itu Seniman Yang Telah Meninggal
- Bab 36 Aku Yang Memberikan Kehidupanmu
- Bab 37 Lukisan Rose
- Bab 38 Bertemu Lagi Dengan Elang
- Bab 39 Aku Tidak Mengerti Dengan Cara Pikir Wanita
- Bab 40 Misi Blue Sky Nature
- Bab 41 Ketakutan Wanita Klub Malam
- Bab 42 Lelucon keluarga Halim
- Bab 43 Masih Punya Trik Dan Gaya Bermain
- Bab 44 Video Putriku, Ibu Sudah Melihatnya
- Bab 45 Tolong Tinggalkan Kehidupanku
- Bab 46 Aku Akan Berjuang Dan Tidak Takut Berkorban Demi Jalan Hidupku
- Bab 47 Masalah Posisi
- Bab 48 Perjuangan Sia-Sia Juga Tidak Berguna
- Bab 49 Masalah Sikap Dalam Menangani Masalah
- Bab 50 Tidak Ada Gunanya Berjuang Sia-Sia
- Bab 51 Wanita Yang Hampa. Tamat