Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 32 Rahasia Di Dunia Seni

Keesokan harinya, aku melihat ibu Halim menguping seperti pencuri di luar kamar tidur Clarisa , dan mengangguk dengan puas, sebenarnya dia tidak tahu bahwa semalam aku tidur di ruang tamu, ketika dia melihatku di lantai bawah, ekspresinya seperti melihat hantu.

Aku tidak mengatakan apa yang terjadi kepada ibu Halim , namun dia sudah mengetahuinya, kemudian dia bertengkar dengan Clarisa , semalam aku sudah berjanji dengan Kak Rena untuk menemaninya melihat pameran seni hari ini.

Kak Rena menyuruh seorang supir bernama Tarjo Yanbi untuk menjemputku, dulu dia pernah menjadi tentara, dan setelah pensiun dia mengikuti Kak Rena mobil yang menjemputku adalah Phaeton yang tidak mencolok.

Ketika aku keluar, ibu Halim dan Clarisa masih sedang bertengkar, beberapa penduduk yang bangun pagi untuk jalan santai pun mendengar pertengkaran mereka, mereka terkejut, ketika melihat aku keluar dari rumah Halim .

Tarjo memang orang Rena, mengenai orang seperti aku yang jelas-jelas keluarga tidak harmonis, kenapa bisa membiarkan masalah keluarga tanpa bertanya, dia sama sekali tidak merasa penasaran,

"Mas Tarjo ! "

"Jangan memanggilku begitu, kamu adalah tamu Kak Rena, panggil aku Tarjo saja! "

Setelah masuk ke mobil, aku teringat apa yang terjadi kemarin, aku sedikit khawatir Direktur Wijaya akan mencari masalah denganku, Tarjo pernah menjadi tentara, mungkin ada rekan tentaranya yang bisa datang menjadi bodyguardku.

Aku bertanya padanya, Tarjo berpikir sejenak, benar ada, dia mempunyai seorang rekan tentara, yang akan pensiun segera, mengetahui kondisi Tarjo bagus, dia meminta Tarjo membantu cari kerja untuknya.

"Tapi aku tidak pasti dia akan mengikutimu, itu harus lihat keinginannya! "

Aku hanya untuk berjaga-jaga saja, aku tersenyum dan berkata : "Tentu saja! "

Pameran seni kali ini diadakan di pusat seni Jiangnan , penyelenggara utamanya adalah sekolahku dulu, Tarjo sudah menungguku di toko sarapan dekat pusat seni, setelah tiba Tarjo melihatku, dan mengangguk : "Saudara, jika sudah kaya, jangan lupakan hari ini, pakaianmu hari ini bagus, Kak Rena mungkin akan menyukai! "

Kata-kata Tarjo ini mempunyai maksud jika aku kaya jangan lupa padanya!

Dia melihatku baik, karena Kak Rena jarang muncul di tempat umum bersama pria, bukan karena dia tidak punya pria, tapi sebaliknya, yang bisa di bawa ke tempat umum, pada dasarnya semuanya adalah wanita!

Aku merupakan orang pertama, yang menemani Kak Rena muncul di tempat umum, dari sudut pandang Tarjo , ini adalah tanda yang baik, yang patut dia bersikap baik!

Sekarang miskin, tapi di masa depan mungkin tidak.

Tarjo sangat percaya padamu, membuatku merasa sedikit segan.

Nafsu makan Kak Rena sama dengan orangnya, berani dan murah hati, sudah makan begitu banyak daging di pagi hari.

"Sudah datang? "

Benar, Kak Rena menyukai pakaianku hari ini, dia tersenyum ketika melihatku, "Sepertinya Rena sangat baik padamu! Maka yang kusiapkan untukmu ini sia-sia! "

Aku baru menyadari, terdapat beberapa tas disamping Kak Rena, mereknya semua bahasa inggris yang tidak aku mengerti.

Tidak menungguku bertanya, Kak Rena berkata, "Maka barang-barang ini bisa di buang! "

"Buang? "

Kak Rena berkata, "Awalnya barang-barang ini disiapkan untukmu, sekarang kamu tidak membutuhkannya, buang sajalah, tidak terlalu mahal! "

Aku harus waspada ketika berhadapan dengan Kak Rena, siapa tahu maksudnya, ketika di Villa Destiny , gaya bicara dan cara melakukan sesuatu wanita ini membuatku merasa harus bersikap waspada terhadapnya.

Ketika dia berkata buang, mungkin dia tidak bermaksud untuk buang, atau dia lagi mengujiku, dan mungkin juga dia benar menyuruhku buang.

Pertama, Kak Rena tidak peduli dengan uang, karena dia mempunyai banyak, jadi buang atau tidak itu tidak penting, kedua, ini adalah barang-barang yang dia siapkan untukku, jadi ini adalah kebaikan hatinya.

Bagaimana jika seorang pria menghadapi situasi seperti gini? Aku sangat cemas, jika aku salah mengatakan sesuatu, Kak Rena akan menamparku.

Jika buang sama dengan membuang kebaikan hatinya.

Sial!

"Haha, Kak Rena, karena itu sesuatu untukku, maka biarkan aku yang tentukan saja! "Aku tidak boleh terlalu rendah hati atau sombong di depan Kak Rena, jika tidak akan berbeda dengan kesan yang aku berikan kepadanya sebelumnya.

Orang berbudaya harus mempunyai kesombongannya sendiri.

Aku bisa meminta Kak Rena memberikan barangnya padaku, tapi itu tidak baik,

Benar, setelah mendengar apa yang aku katakan, Kak Rena tersenyum, "Kamu tidak pasti suka, karena pandanganku tidak sebagus Rena ! "

"Haha, suka atau tidak, itu juga tergantung padaku, karena ini barangku, bukan? "

Aku mengambil dan melihat, dalamnya semua pakaian, sepatu, dan ada sebuah kotak kecil, dalamnya adalah sebuah jam tangan, aku tidak mengerti benda ini, tapi kelihatan bukan barang murahan, kelihatan sangat mewah. Dan ada sebuah kartu!

"Kak Rena, pakaian, jam tangan dan lain-lain aku menerimanya, apa maksud kartu ini? "

Aku berusaha tenang dan menatap Kak Rena, aku bisa menerima barang-barang, tetapi kalau uang, jika tidak ada alasan yang benar, aku tidak bisa menerimanya, aku tidak mau kehilangan segalanya karena uang ini.

"Kamu jangan salah paham! "

"Kak Rena, jika kamu tidak menjelaskan dengan baik, barang-barang ini aku tidak akan menerimanya! "Aku menggerakkan tangan, memanggil pelayan untuk memesan segelas kopi.

Rena membawaku ke tempat mewah beberapa kali, katanya memesan makanan harus ada kualitas, sebenarnya agak susah bagiku, untung saja Kak Rena tidak melihatku pada saat ini.

Sambil minum kopi, aku menatap Kak Rena : "Kak Rena, situasiku kamu juga tahu, memang benar, aku sekarang agak miskin, tapi aku tidak akan miskin selamanya, aku tahu kebaikan mu, jika kamu tidak menjelaskan dengan baik, mungkin aku akan pergi! "

"Baiklah! "Kak Rena tersenyum dan berkata : "Begini, aku mengagumimu, kamu harus mengerti aku adalah wanita. "

Aku jelas tahu, mungkinkah kamu seorang pria.

Aku bercanda : "Aku akan takut jika kamu adalah pria? "

"Haha, Rey , kamu benar-benar menarik, aku telah memeriksamu, aku mengerti situasimu, hubunganmu dengan Rena aku juga tahu, aku memberikan barang-barang ini untukmu, kamu tidak perlu merasa keberatan, kalau kartu atm, anggap saja sebagai biaya kamu membantuku membuka mata, apakah kamu puas dengan penjelasan ini! "

"Kalau begitu, baiklah! "

Aku merasa lega, aku khawatir akan mati gara-gara berpura-pura, aku sangat beruntung. Setelah minum kopi, tiba-tiba aku merasa Kak Rena menendangku.

Aku mengangkat kepala dan melihat, Kak Rena sekarang sedang melihat luar jendela, sepertinya dia tidak menendangku, tetapi di bawah meja, kakinya terus menendangku.

Aku hanya bisa menghindarinya, Kak Rena bersenyum padaku. Setengah jam kemudian, pusat seni dipenuhi mobil, aku dan Kak Rena baru bangun.

Acara kali ini lumayan besar, pimpinan sekolah kami pun hadir, dan ada beberapa orang dunia seni di Jiangnan , ada beberapa aku merasa akrab, mereka adalah pelukis muda yang direkomendasi sekolah.

Pameran seni ini, selain karya orang terkenal dan Guru Hardi , yang lainnya sebenarnya tidak begitu bernilai, hanya sebagai promosi.

Kami sini ada murid yang berbakat dan berpotensi, mari datang melihat.

Pameran di mulai, dengan berkunjung secara bebas, jika ada yang disukai bisa menghubungi penyelenggara, kemudian bertransaksi setelah pameran selesai.

Yang di pilih Kak Rena tidak begitu bagus, tapi dia sangat memperhatikan bagaimana berpura-pura menjadi orang yang berbudaya, apalagi saat ini ada banyak orang dunia seni yang terkenal.

"Apa pendapatmu tentang aku seperti ini? "

Aku merasa tangan yang Kak Rena memegang aku sedang berkeringat, dia melihat wanita lain terlebih dahulu, kemudian meraih tangan aku, mengangkat dagunya sedikit, melihat karya seni yang di depan, dari atas hingga bawah, bergerak secara pelan-pelan : "Apakah mirip dengan pengoleksi seni? "

"Masih beda sedikit! "

Aku tidak tahu rupa pengoleksi seni itu seperti apa, tapi aku mengetahui rupa orang yang berpura-pura berbudaya.

"Harus memberi petunjuk, "aku berkata : "Harus mengatakan sesuatu ketika melihat lukisan, coba kamu lihat yang lain, apakah mereka memegang segelas champagne? "

"Benar, "Kak Rena ingin pergi mengambil ketika dia menyadari dirinya tidak memegang champagne.

Dengan segera aku menariknya dan berkata dengan senyum, "Kamu jangan khawatir, mengapa mereka memegang champagne? Sebenarnya mereka juga tidak mengerti, mereka hanya berpura-pura, mereka tidak perlu berbicara ketika memegang champagne, atau ketika perlu berkomentar, tetapi mereka tidak tahu apa yang mau dikatakan maka mereka cicipi champagne itu! "

"Hanya berpura-pura? "Kak Rena seperti menemukan dunia baru : "Dulu aku masih merasa sangat anggun ketika melihat mereka memegang champagne? "

Aku melihat di tempat yang tidak jauh, ada seorang pria tua yang meletakkan tangannya dibelakang, sedang menatap lukisan. Aku berkata kepada Kak Rena : "Itu baru namanya ahli, kamu lihat dia tidak mengambil apa pun di tangannya, dan lihat dia begitu fokus menatap lukisan itu, dia adalah ahli. "

"Begini kamu juga bisa mengetahuinya? "

Aku menunjuk kepada tangan di belakang pria itu, jarinya sedang bergerak, "Kak Rena,kamu lihat, apakah jari orang itu sedang bergerak, ini tandanya tangannya gatal, aku yakin pria tua itu pasti seniman lama, atau yang terkenal, dia merasa lukisan ini perlu direvisi, yang lain aku tidak tahu, tapi bagi kami yang pernah belajar melukis, jika melihat sesuatu tidak beres, kami ingin memperbaikinya! "

"Pada saat ini, apabila kamu mendekati dan menghina lukisan tersebut, pria tua itu pasti akan menganggapmu sebagai orang yang mengertinya! "

"Biar kucoba! "

Aku terkejut, tetapi sudah terlambat, Kak Renaseperti mengetahui rahasia apa, dan ingin berbagi dengan orang lain, aku dibuat kaget olehnya.

Mereka yang bisa datang ke pameran seni di pusat seni pasti mempunyai identitas tertentu, wanita sial ini, dirinya tahu sudah mengapa harus begitu.

Benar, apa yang ku khawatirkan terjadi, Kak Rena pergi ke sana, berdiri dekat pria tua itu, melihat sekilas lukisan itu, dan berkata, "Lukisan apa ini! "

Dalam sekejap, beberapa orang menoleh kebelakang, tapi Kak Rena tidak peduli : "Apakah apa pun bisa dipajang, tingkat lukis seperti apa ini? "

Kak Rena tidak mengerti lukisan, tetapi dia tahu bagaimana memarahi orang, memarahi orang tidak perlu memahami lukisan, hanya dengan dua kata itu, sudah dipenuhi dengan kedendaman.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu