Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 5 Tidur Di Atas Lantai

Sejak kapan, aku seorang pria bertubuh besar harus diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita.

Sejujurnya aku merasa sangat muram saat ini, aku melewati hari ini dengan pasang surut.

Hari sudah larut dan Clarisa sepertinya ada urusan mau keluar, dia pergi setelah memakai baju. Melihat tidak ada yang berada di kamar, aku pun mengambil 2 botol bir dari kulkas dan mulai meminumnya.

Setelah minum beberapa saat, aku merasakan ada sesuatu yang salah, karena aku merasa pusing. Aku melihat ke botol bir dan menyadari bir ini adalah bir kelas atas dengan kandungan alkohol 18.

Aku pergi membuang air kecil, waktu kembali aku berpikir, betapa bagusnya kalau di kamar ada seorang wanita bermain denganku.

Aku membuka pintu kamar dengan pusing dan dengan kaget aku menyadari Clarisa berada di dalam. Kenapa dia pulang lagi? Dia sedang berbaring di atas tempat tidur dengan mempesona, melihatku sedang menatap tubuhnya, dia bahkan merapatkan kedua kakinya dengan malu.

Mau bagaimana dia tutup, aku tetap melihatnya.

Tidak menyangka, dia malah turun dari tempat tidurnya. Aku berpikir dari dalam hati: Bukannya dia sangat pemalu? kenapa berani turun dari tempat tidur begitu saja? Aku melihat dia memakai pakaian dalamnya dengan cepat dengan kaki telanjang, adegan ini membuat kepalaku terasa pusing.

Tiba-tiba dia pun berkata dengan lembut: "Kenapa kamu tidur di atas lantai? Naik ke sini saja"

Aku merasa sangat kaget. Apa yang terjadi? Tadinya masih dingin dan melarangku menginginkannya, melarangku menyentuhnya, sekarang malah memintaku naik ke atas tempat tidurnya?

Tetapi, sebenarnya aku juga sangat menginginkan tubuhnya. Orang lain saja bisa mempermainkannya, mengapa aku tidak boleh?

Berpikir sampai sini, aku pun berdiri dan naik ke atas tempat tidur. Lagian, dia sendiri yang memintaku naik ke atas, aku berbaring di atas tempat tidur dan tidak menyangka dia menutupi tubuhku dengan selimut. Meskipun merasa sangat gembira, aku tetap bertanya: "Apakah kamu sakit?"

Dia berbaring di sisiku dan tersenyum kepadaku: "Tidak. Hanya tiba-tiba merasa kamu lumayan ganteng, hehe"

Dorongan alkohol ditambah suara yang manis dan wangi yang harum berhasil menelan logika terakhir yang aku miliki.

Jadi aku pun langsung mengulurkan tangan ke atas pinggangnya, kemudian aku menekan tubuhnya, yang aneh adalah Clarisa sama sekali tidak membantah dan dia bahkan membuka kedua kakinya...

Kesempatan ini dimiliki dengan tidak mudah, jadi aku tentu saja tidak akan melepaskannya. Aku berputar balik badan dan nafas Clarisa pada saat ini sudah menjadi sangat sesak.

Aku mengangkat kepalaku dan bermaksud mau mencium bibir basahnya, pada saat hampir tercium, jantungku tiba-tiba mengerat.

Wanita di bawahku sekarang bukan Clarisa, tetapi Cindy!

Aku yang mabuk tadi salah melihat Cindy sebagai Clarisa!

Waktu aku menyentuh tubuhnya, meskipun dia berteriak, tetapi dia sama sekali tidak melawan. Mengapa?! Apakah dia tidak tahu kalau dia itu adik iparku?

Melihat aku melamun, Cindy pun melirik kepadaku: "Kenapa?"

Aku sibuk berputar balik badan dan menjauhinya "Kita di mana sekarang?"

Cindy berkata dengan malu "Kamu masuk pada tengah malam tadi. Jangan-jangan kamu memiliki pemikiran lain?"

Cindy tidak mengenakan baju di tubuhnya, aku menyadari meskipun merasa sangat gugup, dia tidak menutupi bagian tubuhnya yang penting, dia hanya merapatkan kakinya dengan lembut, seolah-olah begitu bisa membuat dia merasa lebih aman.

"Sepertinya aku salah masuk kamar"

Aku melihat ke sekeliling dan tempat ini benar-benar bukan kamar Clarisa, tetapi kamar Cindy. Setelah minum bir tadi aku agak mabuk, kamar Clarisa itu di kanan dan aku malah berjalan ke arah kiri, yaitu kamar Cindy.

Kalau Clarisa dan ibunya mengetahui masalah ini, aku pasti akan mati dibunuh mereka.

Tidak menyangka, Cindy tiba-tiba berdiri dan memeluk pinggangku dari belakang kemudian berkata: "Aku tidak percaya kau salah masuk kamar. Kalau kamu menyukaiku, katakan saja dengan terus terang. Aku bisa mempertimbangkannya, tetapi kamu jangan mengatakan apa pun, hargai aku sedikit"

Sebenarnya, kalau berkata tidak menyukai Cindy itu palsu. Hanya saja aku tidak menyangka dia akan bersikap begitu terus terang. "Tidak. Aku hanya, hanya merasa terlalu cepat..."

Cindy langsung berkata dengan lembut: "Tidak apa-apa, aku bisa. Aku tidak apa-apa. Aku, aku hanya merasa sedikit sedih saja, mungkin baik juga kalau kita bisa mempertahankan hubungan sekarang. Aku, lebih baik jangan memberitahu kakakku dulu..."

Apa maksud dia? Apakah dia mau menjadi selingkuhanku?

Menjadi selingkuhan kakak dia sendiri? Benar-benar sangat aneh.

Tetapi, hubunganku dan Clarisa sebenarnya cuman bos dan karyawan juga, meskipun secara penampilan tidak bagus, tetapi secara realitas Clarisa tidak melarangku memiliki hidup personal dengan orang lain, seharusnya tidak apa-apa meskipun

Cindy adalah adiknya.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu