Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 18 Kebetulan
"Kalian kenal?" Ucap Riska dengan ekspresi terkejut.
Aku melihat Sandra , melihat dia canggung sekali, sebenarnya sekarang aku juga sangat canggung, dalam sekejap juga tidak bisa mengatakan apapun.
"Cewek cantik, apakah kamu tidak mendengar perkataanku? Sandra adalah cinta pertama Rey !" Ucap Jeki saat ini.
Mendengar perkataan Jeki, aku merasa seluruh tubuhku tidak baik, memukul tubuh Jeki, berkata: "Bisa tidak kamu tidak bicara?"
Riska melihatku seperti ini, menutupi mulutnya dan tersenyum, berkata: "Dua cowok ganteng, kamu lihat kami berdua, bukankah harusnya kalian mentraktirku?"
"Traktir, kenapa tidak traktir?" Jeki bocah ini, aku lihat dia hari ini sengaja membuatku tidak nyaman, awalnya hari ini suasana hatiku tidak begitu bagus, sekarang malah membuat keributan ini untukku.
Tidak membicarakan dulu masalah hari ini membuat suasana hatiku tidak begitu baik, hanya Sandra disini saja sudah membuat suasana menjadi aneh, bagaimana juga dia adalah cinta pertamaku.
Saat ini aku melihat Sandra juga menepuk Riska sepertinya dia dan aku ingin pergi bersama, untuk menghindari kecanggungan yang tidak diperlukan.
Tapi meskipun begitu, Riska dan Jeki berdua seperti sudah janjian, mengatakan ingin makan bersama.
Melihat tatapan Jeki yang tidak berniat baik, aku ingin sekali menamparnya dua kali.
Riska sendiri yang memesan semua lauk ini, aku ingin 2 botol bir, mengenai yang lain, aku tidak ingin mengurusnya.
Lauk pun diantar ke meja dengan cepat, aku dan Sandra berdua mengambil sayur di atas meja dengan diam, sedangkan Jeki malah dengan Riska mengobrol.
Topik pembicaraan pun dengan cepat beralih ke aku dengan Sandra , Riska penasaran sekali kenapa aku dengan Sandra putus dulu, menyuruhku menceritakan.
Aku melototi Riska, ini benar-benar mengatakan apa yang tidak harus dikatakan, apa sungguh baik menceritakan kejadian menyedihkan dulu?
Sebenarnya, alasan aku dengan Sandra putus adalah masalah yang banyak ditemui pasangan SMA, universitas yang kami pilih berbeda, membuat kami hanya bisa pacaran jarak jauh.
Sedangkan masalah pacaran jarak jauh tentunya tidak perlu diceritakan lebih banyak, pada akhirnya Sandra tidak bisa bertahan, lalu putus denganku, mengenai alasan? Sandra yang saat itu hanya mengatakan kepadaku kalau kami tidak mungkin.
Intinya membagikan kartu 'orang baik' kepadaku, lalu tidak ada lanjutannya lagi.
Tentu saja barang-barang ini, kalau diceritakan sangat normal, tapi kalau diceritakan di hadapan Sandra , aku dan Sandra berdua akan sangat canggung.
Tapi Jeki si binatang ini hari ini sengaja mencarikan masalah untukku, menambahkan bumbu dalam cerita masalah aku putus dengan Sandra , dan juga menceritakan bagaimana sedihnya aku setelah putus.
Jeki yang saat itu aku memang ada meneleponnya, sudah putus lalu teringat dengan teman kecil, ini sangat normal, tapi dia manatau saat itu aku sebenarnya bagaimana?
Jeki bilang, saat itu aku menangis sampai berantakan, kalau tidak ada kerjaan langsung pergi minum, kalau tidak pasti begadang, pokoknya mengatakan sampai kasihan sekali.
Aku pasti tidak mempedulikan perkataan Jeki, tapi Sandra berbeda, setelah mendengar cerita Jeki, ekspresinya berubah menjadi tidak begitu bagus, sesekali dari ekor mataku, aku menangkap kalau dia sedang melirikku.
"Saat itu apakah kamu sungguh sesedih itu?" Akhirnya Sandra bertanya dengan takut.
Saat Sandra selesai mengatakan ini, tatapannya saat melihatku ada semacam perasaan yang tidak bisa dijelaskan, aku merasa itu sepertinya perhatian terhadapku.
Saat ini, aku mana mungkin mengaku, bukankah sangat memalukan kalau mengakuinya? Apalagi saat itu aku memang sedih, tapi tidak sesedih yang diceritakan Jeki.
"Tidak, jangan mendengarkan omong kosong Jeki." Ucapku sambil menghindari tatapan Sandra .
Saat aku memutar kepalaku melihat Sandra lagi, aku melihat mata Sandra rupanya sudah merah, ini membuatku sedikit bingung.
Riska saat ini melihat Sandra , juga menyadari Sandra sedikit berbeda, langsung melirikku.
Aku berpikir dalam hati, apa hubungannya denganku? Bukankah kalian yang memulainya? Sekarang membuat Sandra tidak senang, masih mau menyalahkanku?
Aku berpikir dalam hati, mulutku malah berkata: "Sandra , kenapa? Apakah merasa tidak nyaman?"
Setelah mendengar perkataanku, Sandra tersenyum paksa, berkata: "Aku tidak apa-apa, hanya memikirkan dulu tidak seharusnya begitu kepadamu."
Perkataan Sandra bagaikan belati tajam, langsung menusuk jantungku.
Sejak putus dengan Sandra , aku tidak pernah berpacaran lagi, bukannya aku tidak ingin, tapi aku tidak bisa.
Dulu saat di sekolah, semua orang membandingkan satu sama lain, sedangkan anak miskin sepertiku tentunya mudah sekali terabaikan, mengenai kata 'pacaran', bagiku hanyalah angan-angan.
Uang bulanan mahasiswa hanya 1 juta per bulan, jangankan pacaran, mau makan makanan enak saja sulit.
Aku langsung mengatakan kepada Sandra tidak apa-apa, terakhir setelah emosi Sandra membaik, kami langsung pergi bayar dan berencana pergi.
Saat berpisah, Riska tiba-tiba berlari ke sebelahku dan berkata: "Rey , kuberitahu padamu sesuatu."
Begitu aku mendengarnya, berpikir dalam hati Riska ini ada apa lagi mau memberitahuku? Pokoknya aku merasa bukan hal yang bagus.
"Katakan saja!" Balasku dengan tenang.
Setelah mengatakannya, perkataan dari mulut Riska, membuat seluruh tubuhku membeku di tempat, seketika tidak tau bagaimana menjelaskannya.
"Sandra adalah simpanan suami Rena!"
Kalimat Riska yang sederhana, tapi bagaikan ledakan bom di dalam hatiku.
Bisa-bisanya Sandra menjadi simpanan suami Rena? Bukankah ini kebetulan sekali?
Tentu daja, yang membuatku lebih curiga adalah, kenapa Riska memberitahu padaku ini?
Cepat sekali, Riska langsung memberitahu padaku jawabannya, kenapa dia memberitahuku rahasia ini, benar! Ini adalah rahasia!
Tidak peduli bagi siapapun, menjadi simpanan orang adalah rahasia.
Sebenarnya Sandra bukan dengan sukarela menjadi simpanan suami Rena, sedangkan karena papa Sandra tidak bisa membayar pinjaman bunga tinggi, makanya terpaksa menjadi simpanan suami Rena.
Saat mendengar sampai sini, aku saja merasa tatapanku saat ini berubah sangat dingin.
Setelah Riska mengatakan ini langsung pergi, aku tidak tau sebenarnya apa tujuannya , tapi ini membuatku menjadi lebih membenci suami Rena, bagaimana juga Sandra adalah cinta pertamaku.
Saat ini Jeki berjalan kemari, menepuk pundakku, berkata: "Tadi apa yang dikatakan gadis cantik itu kepadamu? Kenapa wajahmu suram sekali?"
"Sandra adalah simpanan si binatang itu!" Ucapku dengan dingin.
Setelah Jeki mendengar perkataanku, dalam sekejap tidak ada reaksi, bertanya: "Binatang yang mana?"
Aku memutar kepalaku melihat Jeki, bertanya balik: "Binatang mana yang hampir membunuhku?"
Jeki langsung tersadar, berkata kepadaku: "Di dunia ini masih ada hal sekebetulan ini?"
Bukankah benar? Di dunia ini masih ada hal sekebetulan ini, yang lebih kebetulannya adalah aku mengalaminya.
Aku menceritakan masalah Sandra kepada Jeki, Jeki yang sesudah mendengarnya tidak berhenti memarahi suami Rena.
Setelah kembali ke rumah Jeki, aku langsung berbaring dan tidur, masalah hari ini sungguh banyak sekali, membuat seluruh tubuhku merasakan sangat lelah.
Saat aku terbangun sudah pagi hari, dan juga dibangunkan oleh suara dering handphone, kalau bukan handphone berdering, mungkin aku masih bisa tidur sebentar.
Melihat nama yang menelepon di layar, aku tidak tau apakah harus kuterima atau kumatikan saja, karena orang yang menelepon tidak lain adalah Sandra .
Semalam malam, kami semua meninggalkan nomor handphone kami, aku tidak menyangka Sandra secepat ini meneleponku.
Pada akhirnya aku menekan tombol terima,
"Rey , maaf!" Baru mengangkat telepon itu, langsung terdengar suara Sandra .
"Jangan ucapkan maaf, saat itu masih kecil, kita semua masih tidak mengerti!" Aku membujuk, karena aku tau kondisi Sandra , juga tidak tau harus bagaimana mengatakannya, terlebih tidak boleh mengatakan dengan jelas.
"Rey , aku serius!" Terdengar suara Sandra yang serius di ujung sana.
"Aku tau." Setelah mengatakan dua kata ini, aku juga tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.
Tapi selanjutnya, perkataan Sandra membuatku bingung.
"Rey , kita balikan, ya?" Saat Sandra mengatakan ini lagi, kecil sekali, sampai aku tidak bisa mendengar.
"Apa?" Tanyaku tanpa sadar.
Tapi saat ini sambungan telepon sudah terputus, tidak lama sebuah pesan masuk, pesan itu dari Sandra .
"Rey , aku tau saat itu aku yang salah, tapi apakah kamu tau? Sejak putus denganmu, aku tidak pernah pacaran lagi, aku sungguh mencintaimu."
Melihat pesan Sandra yang terkirim, aku langsung tersenyum pahit, dalam waktu setengah tahun, aku seperti kedatangan banyak jodoh, wanita di sampingku satu per satu tanpa alasan jatuh cinta padaku.
Aku sendiri bahkan tidak tau pesonaku sebenarnya datang darimana.
Pesan Sandra , aku sekejap tidak berani balas, aku juga tidak tau harus bagaimana membalas Sandra .
Jeki saat ini juga sudah tersadar, menyuruhku keluar sarapan bersama.
Setelah makan sarapan, aku mendapatkan sebuah panggilan lagi, itu adalah telepon dari Rena, menyuruhku pergi ke tempatnya, mengatakan mau menyelesaikan masalah pinjaman.
Aku memberitahu Jeki, lalu naik taxi pergi mencari Rena.
Masalah Rena, aku tidak menyalahkannya karena alasan suaminya, malah Rena memberiku perasaan seperti mbak, meskipun mengatakan seperti ini, tidak begitu tepat membandingkan hubungan aku dengan Rena sejauh ini, tapi dalam hatiku berpikir seperti ini.
Mobil cepat sekali sampai ke lokasi yang Rena beritahu padaku, setelah turun dari mobil, melihat Rena sedang berdiri di tepi jalan menungguku.
Rena saat ini juga melihatku, langsung menyambutku, merangkul lenganku.
"Hari ini Riska kemari membantumu menyelesaikan administrasi peminjaman, asal menunggu dia selesai, kamu sudah bisa membuka tokomu." Ucap Rena sambil tersenyum.
Perkataan Rena, membuatku langsung curiga, aku bertanya: "Bukankah mau menyelesaikan prosedur pemindahan nama dulu, baru bisa menyelesaikan administrasi peminjaman?"
Toko Rena masih belum dipindahkan atas namaku, tentunya tidak bisa melakukan peminjaman, pengetahuan biasa ini aku masih tau.
"Haha, melihatmu sepertinya tidak bosoh!" Ucap Rena sambil tersenyum, setelah mengatakannya dia lanjut berkata lagi: "Siang nanti yang kamu kita temui adalah pengacara membantuku menguruskan pemindahan nama, sore baru menemui Riska."
Setelah mendengar perkataan Rena, aku baru mengerti.
"Sedangkan waktu disela-selanya, adalah waktu kita berdua." Saat ini Rena berkata dengan penuh makna.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiBeautiful Love
Stefen LeeLoving The Pain
AmardaMy Tough Bodyguard
Crystal SongMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaTen Years
VivianMbak, Kamu Sungguh Cantik×
- Bab 1 Menjadi Seorang Pria Harus Tahu Menaati Tiga Peraturan Dan Empat Kebijakan
- Bab 2 Diberi Obat
- Bab 3 Berhasil
- Bab 4 Memberitahu Kakakku
- Bab 5 Tidur Di Atas Lantai
- Bab 6 Berpura-Pura Tetapi Melakukan Tindakan Nyata
- Bab 7 Permintaan Rena
- Bab 8 Kecuali Menjadi Wanitaku
- Bab 9 Wanita Ini Mesum
- Bab 10 Aku Memeliharamu Versi Pria
- Bab 11 Kelinci Akan Menggigit Ketika Terpaksa
- Bab 12 Keputusan Ibu Halim
- Bab 13 Tinggal
- Bab 14 Toko Pijat
- Bab 15 Riska Cahyana
- Bab 16 Dua Orang di Rumah
- Bab 17 Cinta Pertama
- Bab 18 Kebetulan
- Bab 19 Istirahat Siang
- Bab 20 Masa Lalu Sandra Suntin
- Bab 21 Trainer
- Bab 22 Kemarahan Jeki
- Bab 23 Toko
- Bab 24 Pesta
- Bab 25 Uang Bukan Segalanya
- Bab 26 Kakak Keempat Yang Berani
- Bab 27 Lukisan Palsu
- Bab 28 Kemampuan Orang Berbudaya
- Bab 29 Gunakan Kekuatanmu
- Bab 30 Ibu Mertua Marah
- Bab 31 Tidak Ada Yang Bodoh
- Bab 32 Rahasia Di Dunia Seni
- Bab 33 Butuh Kakak Membantu Kamu Tidak
- Bab 34 Hubungan Yang Tidak Diketahui Orang
- Bab 35 Seniman Yang Hebat Itu Seniman Yang Telah Meninggal
- Bab 36 Aku Yang Memberikan Kehidupanmu
- Bab 37 Lukisan Rose
- Bab 38 Bertemu Lagi Dengan Elang
- Bab 39 Aku Tidak Mengerti Dengan Cara Pikir Wanita
- Bab 40 Misi Blue Sky Nature
- Bab 41 Ketakutan Wanita Klub Malam
- Bab 42 Lelucon keluarga Halim
- Bab 43 Masih Punya Trik Dan Gaya Bermain
- Bab 44 Video Putriku, Ibu Sudah Melihatnya
- Bab 45 Tolong Tinggalkan Kehidupanku
- Bab 46 Aku Akan Berjuang Dan Tidak Takut Berkorban Demi Jalan Hidupku
- Bab 47 Masalah Posisi
- Bab 48 Perjuangan Sia-Sia Juga Tidak Berguna
- Bab 49 Masalah Sikap Dalam Menangani Masalah
- Bab 50 Tidak Ada Gunanya Berjuang Sia-Sia
- Bab 51 Wanita Yang Hampa. Tamat