Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 44 Video Putriku, Ibu Sudah Melihatnya

Clarisa sedang memegang sebuah tongkat pijat ditangannya, ukurannya lumayan besar, warna ungu dan transparan dan ada tonjolan kecil di ujungnya, Seluruh penampilannya terlihat seperti kail, Ini terlihat sangat aneh.

Tapi barang ini, tentu saja, aku juga tahu, walau aku belum pernah melihat yang asli, tapi setidaknya pernah melihatnya di film. Tidak perlu dibahas lagi kegunaan bagian ujung yang Panjang itu, ujung yang pendek juga memiliki kegunaannya sendiri.

Aku tidak menyangka Clarisa memiliki barang semacam itu?

"Apa yang kamu lihat? Bantu aku."

"Bantu gimana?" Tentu saja, aku tahu cara menggunakannya. Masukin saja, tapi masalahnya ini adalah Clarisa.

Ibu Halim ibarat dunianya Clarisa, Begitu dia muncul, pikiran Clarisa langsung tenggelam dalam kekacauan. Melihatku tidak bergerak, dia mengangkat selimut dan membuka kakinya di depanku, malahan menatapku sepertinya aku ini bukan laki-laki, apa tidak bisa menggunakan alat itu?

Clarisa memintaku untuk memasturbasi dia, sialan, dia malah tidak mau memakai pria yang hidup-hidup di depan dia.

"Aku masukin ya."

Ukuran benda ini sangat besar, Diperkirakan ini memang khusus untuk ukuran besar. Clarisa mengangguk, tapi dia sedikit malu, Begitu tongkat pijat dinyalakan, lalu bergetar dengan kuat,

Begitu dimasukkan, kaki Clarisa langsung secara otomatis tertutup secara alami. Namun, ada tongkat antara kakinya, jadi tidak bisa ditutup dengan sempurna.

Setelah beberapa saat, Clarisa mulai mengerang, Dia membuat suara desahan nikmat dari mulutnya, aku sudah mulai tidak tahan, ingin segera mengeluarkan tongkatku.

Tubuhnya sepertinya bertambah satu bagian, menurutku ini sangat aneh.

Melihat Clarisa sepertinya sudah tidak tahan, aku bertanya apakah ingin berhenti saja, tetapi Clarisa malah menggelengkan kepalanya dan mulai memutar seluruh tubuhnya secara tidak wajar, Dia meraih ujung tempat tidur dengan satu tangannya dan tempat tidurpun mulai bergetar hebat, layaknya sedang bersetubuh.

Suara desahan Clarisa semakin keras dan kencang. Kali ini, tidak ada kepalsuan, Semuanya dari hati.

Wanita ini benar-benar centil, kata hatiku. karena ada suara ketukan, aku melihat ke arah pintu, aku minta Clarisa untuk menutupi tubuhnya dengan selimut, Apa yang harus dihadapi harus dihadapi.

Benar saja, Ibu Halim sudah berdiri di depan pintu. Begitu aku membuka pintu, dia sudah melihat semuanya, melihat Clarisa yang sedang berada di tempat tidur, merasa kalau semuanya sudah dilakukan dengan sukses, Dia mengangguk kepadaku dengan wajah puas.

"Lakukan dengan baik, Setelah selesai, turun dan minum sup."

"Bibi, jangan lakukan ini lagi lain kali, Kamu membuatku merasa serba salah."

"Aku tahu, ini salah bibi, kamu memang orang yang baik." Ibu Halim mengira aku benar-benar sudah meniduri Clarisa dan dia langsung tertawa. Adapun pendapat dia bahwa aku adalah orang baik macam apa, itu benar-benar omong kosong belaka.

Demi mendapatkan cucu, Ibu Clarisa akan berbuat apapun, Dia malah mengingatkan dengan sungguh-sungguh untuk meletakkan bantal di bawah pinggang Clarisa, supaya lebih gampang hamil.

Ketika masih kuliah, aku selalu mendengar teman-teman di asrama mengatakan bahwa cara ini bisa membuat anak, aku tidak menyangka bahwa aku akan dipaksa untuk membuat anak sekarang, mau menolak juga tidak mungkin.

Ibu Halim benar-benar sudah gila dan tidak bisa diobati lagi, Dia malah mengajariku beberapa trik, seolah-olah seorang guru sedang mengajari murid tentang pelajaran bercinta. Saat mau keluar, harus menahan beberapa saat dulu, supaya bisa keluar lebih kencang dan jauh, harus bikin tubuh Clarisa handstand atau berdiri terbalik dan aku harus bersetubuh dengan posisi terbalik dan

sebagainya.

"Kamu harus memakai alat bantu, Alat bantu seks ini sangat populer sekarang."

Apa-apaan ini.

Hatiku berkata, wanita yang menginginkan cucu ini sungguh tidak masuk akal.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa, Aku tidak perlu."

Ibu Halim sama sekali tidak menganggap Clarisa sebagai putrinya. Sebaliknya, aku malah merasa Clarisa sekarang hanya dianggap menjadi alat untuk melahirkan anak saja.

Aku dianggap sangat patuh, Ibu Halim sangat senang, sesudah dia mengutarakan semua keinginan pribadinya dan menepuk pundakku ketika dia hendak pergi. Dia memintaku untuk bekerja lebih keras lagi untuk memastikan dia akan segera memiliki seorang cucu.

Aku merasa Clarisa tidak dianggap sebagai putrinya, malah membiarkanku meniduri Clarisa tiga kali sehari? Parah, aku bisa mati.

Akhirnya Ibu Halim pergi, Begitu kami menutup pintu, Clarisa membuka selimutnya. Seluruh tubuhnya berubah menjadi warna merah muda, satu tangannya masih di antara kedua kakinya, memegang tongkat pijat tersebut. Itu malah membuatku merasa tidak nyaman melihatnya, tetapi dia malah tidak berhenti memegang alat seks itu.

Ibu Halim sudah datang ke kamar dan melihat kami, kami bisa merasa lega sekarang. Aku dan Clarisa bertahan di kamar sampai tengah malam menjelang subuh baru keluar dari kamar, kami terlihat seperti orang yang sedang mengalami dehidrasi. Ibu Halim sudah memasak sup untuk kami.

Ibu mertua ini sangat kasar pada Clarisa, Kali ini, untuk menjebak Clarisa, ibu mertua ini tidak hanya turun tangan sendiri, tetapi juga meminta bantuan teman baiknya.

Dia selalu mengatakan kejelekan Clarisa di depan semua teman-temannya, tapi kali ini terlihat lebih memalukan. Secara alami, dia tidak akan menampakkan wajah yang ramah untuk Clarisa, tapi dia masih memperlakukanku dengan lumayan baik.

" Rey, bagaimana?"

Ketika minum sup, ibu mertua bertanya tentang aku dan Clarisa dan bertanya: "Keluar berapa kali tadi?"

"Bu!”

Sebelum aku sempat mengatakan apa-apa, Ibu Halim sudah memelototi Clarisa dan menyuruhnya diam: "Kali ini aku sendiri yang meminta Rey untuk melakukannya. Dia sangat patuh, Jika kamu ingin marah, marah sama aku saja. Tidak ada hubungannya dengan Rey, apalagi dia adalah suamimu. "

"Suami macam apa dia..."

Sebelum Clarisa selesai berbicara, Ibu Halim menampar wajahnya dan berkata, "Kenapa aku bisa melahirkan anak sepertimu? Orang lain boleh tidur dengan kamu, tetapi suami kamu malah tidak boleh? Aku kasih tahu kamu ya, jika kamu main gila lagi dengan Ricko Wijaya, kamu jangan harap untuk mendapatkan warisanku lagi, aku akan memberikannya kepada Rey saja, Kali ini, aku masih tidak minta berlebihan, Lain kali, kalian harus bikinkan video untukku. "

"Bu!”

Clarisa menatap Ibu Halim dengan tatapan tidak percaya, aku sendiri juga melongo, Ibu Halim juga keras kepala, dia curiga Clarisa dan aku sedang membodohi dia. Demi mendapatkan seorang cucu, dia benar-benar sudah tidak ada rasa malu lagi.

Tapi Ibu Halim juga sudah tidak peduli lagi, "Kamu bisa rekam video dengan orang lain, terus kenapa dengan Rey tidak bisa? Apa kamu pikir aku belum pernah melihat kekacauanmu, aku sudah benar-benar dipermalukan oleh kelakuanmu.

Kata-kata Ibu Halim sangat informatif, Dia tahu bahwa Clarisa dan Ricko telah membuat video dan telah melihatnya?

Clarisa tampaknya ingin marah, tapi dia hanya bisa menatapku dengan tajam saja, Dia pikir aku yang memberi tahu ibunya. Ketika Clarisa pergi, wajahnya Ibu Halim langsung berubah dan menghela nafas berat.

" Rey, maaf sudah membuatmu malu!”

Setelah aku menghabiskan sup dan meletakkan mangkuknya, Ibu Halim menarikku untuk duduk di sampingnya. Dia menatapku, menghela nafas lagi dan matanya dipenuhi rasa malu.

"Tidak apa-apa, sebenarnya, Bibi, aku bisa mengerti suasana hatimu!”

"Kamu tidak mengerti!" Ibu Halim mengatakan satu hal, yang membuatku tidak bisa berkata-kata. Dia melihat video Clarisa di Internet. Saat Clarisa dan Ricko bersama, mereka banyak merekam video. Ricko sangat menyukai hal ini, Tidak hanya Clarisa dan Ricko saja yang terlibat dalam video seks, kadang-kadang, Ricko malah bermain juga dengan orang lain, bahkan beberapa pria dan wanita bermain di hotel.”

Video Clarisa direkam dan ditayangkan di Internet. Faktanya, tidak ada yang bisa dilihat tentang pria dan wanita, Hal yang menarik terletak di ekspresi wajahnya.

Begitu aku melihat wajah wanita di dalam video tersebut, aduh, ternyata orang yang aku kenal selama ini seperti itu ya, wajahnya itu seperti daerah sensitifnya tersentuh.

Ketika Ibu Halim melihat, tidak hanya dia, tapi juga teman-temannya. Namun, di depan teman-temannya, Ibu Halim tentu saja tidak mau mengakui kalau wanita di dalam video itu adalah putrinya,

Wanita dalam video itu hanya mirip sedikit dengan Clarisa saja.

Adapun Clarisa, dia sudah punya suami. Meski hubungan mereka tidak baik, statusnya adalah bersuami, suaminya adalah aku. Ibu Halim menjebak Clarisa di malam hari. Di satu sisi, dia memperkenalkanku kepada teman-temannya, tujuannya adalah menyangkal wanita dalam video seks di internet bukanlah Clarisa, ini baru suaminya Clarisa.

Alasan mengapa mau menjebak Clarisa adalah demi anak, teman-temannya dan Ibu Halim hampir seumuran, jadi mereka semua biasanya menghadapi masalah yang sama.

Anak dalam keluarga belum mau memiliki anak, padahal mereka sudah tua. Ketika mereka sudah tua, mereka ingin punya cucu, biasanya ketika mereka bermain mahjong bersama, mereka tidak jarang membicarakan tentang cucu.

Bagi Ibu Halim, dia bisa memaklumin orang yang bermain SM / seks kasar yang tidak lazim dengan Clarisa, bahkan menganggap metode ini lumayan baik, generasi yang lebih muda tidak ingin punya anak, maka generasi yang lebih tua akan memaksamu.

Lingkaran Ibu Halim sangat mementingkan muka, kalau anak-anaknya bermain gila di luar, kalau tidak ada yang tahu, masih tidak apa-apa. Tetapi jika orang-orang di dalam lingkaran mengetahuinya, maka bisa dipastikan tidak akan muka lagi untuk ketemu orang.

Mereka semua mungkin tidak sebersih yang terlihat di permukaan, tetapi masalah muka adalah masalah lain lagi.

Ketika Clarisa direkam dalam video seks, ditambah dengan beberapa orang yang terlibat di dalamya, putri kamu sangat kotor, maka keluarga Halim juga pasti sangat kotor, tetapi jika Clarisa dan suaminya yang terlibat, walau bermain dengan sedikit lebih heboh, lebih kasar, itu adalah masalah pribadi dan tidak ada hubungannya dengan muka, jika dapat menghasilkan seorang anak, maka nyonya-nyonya besar ini mungkin saja tertarik untuk melakukannya bersama.

Yang penting dapat cucu, putri sendiri juga bukan apa-apa lagi.

Ibu Halim tidak ingin dipandang rendah, apalagi dipermalukan. Dia sangat mengkhawatirkanku dan Clarisa sekarang, Dia harus peduli, Adapun kontrak antara aku dan Clarisa, tidak ada apa-apanya.

keluarga Halim masih memiliki banyak aset, Tidak sulit bagi ibu Clarisa untuk mengeluarkan beberapa puluh miliar sekalipun tanpa ada beban, Permainan kartunya saja dalam hal menang dan kalah bisa saja menghabiskan beberapa puluh miliar juga masih dianggap normal-normal saja.

"Kamu masih browsing Internet!"

Aku tidak peduli apa yang dikatakan Ibu Halim, tapi aku menyadari bahwa dia juga termasuk pecandu internet, hobby menonton video online tidak berbeda dengan anak muda pada umumnya.

"Oh, menurutmu aku tidak tahu bagaimana cara menjelajah internet ya, tapi aku tidak menyangka akan melihat video seks itu, kamu sudah bisa memahami hati bibi? Aku ingin mati saja, memalukan!"

"Iya."

Meskipun ibu Clarisa terkadang tidak ramah kepadaku, bagaimanapun juga Clarisa adalah putrinya sendiri. Ketika dia melihat putrinya diitiduri oleh beberapa pria, suasana hatinya pasti sangat buruk, kalau mau mati pasti gampang.

Tapi Ibu Halim tidak bisa mengatakan hal semacam ini kepada yang lain, Seluruh keluarga Halim, aku tetaplah orang luar, dapat membiarkan dia mengatakan semuanya yang mengganjal di dalam hatinya dan kalau memberi tahu Cindy, maka keluarga Halim pasti langsung heboh, Adapun Clarisa, Ibu Halim sudah tidak ingin mengurusnya lagi.

Dengan pemikiran ini, akhirnya aku bisa mengerti mengapa Ibu Halim menjadi lebih dekat denganku,

aku sangat berguna bagi keluarga Halim sekarang. Aku tidak hanya bisa membuat Clarisa melahirkan seorang anak, tetapi juga bisa menjaga wajahnya di depan teman-temannya. Jika Clarisa dapat memiliki anak, baik laki-laki atau perempuan, Ibu Halim lebih bisa mengangkat kepalanya. Jika Ibu Halim memaksaku untuk terlibat dalam kehamilan Clarisa, maka Ibu Halim benar-benar akan berbeda di dalam lingkaran pergaulannya, bisa juga dianggap layak diperhitungkan dan disegani, tentu saja, Ibu Halim akan merasa bangga dan layak untuk menyombongkan dirinya sendiri di depan teman-temannya.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu