Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 12 Keputusan Ibu Halim

Terhadap kemunculan Clarisa yang mendadak, bagaimanapun aku juga tidak menyangka, hal yang lebih tidak terpikirkan olehku adalah mengapa Cindy si gadis ini bisa berlari ke atas kasurku di tengah malam.

Suara Clarisa sangat nyaring, Cindy yang sedang linglung di samping juga terbangun oleh suara Clarisa. Cindy menggosok matanya, ketika melihat Ibu Halim yang berdiri di depan pintu dan Clarisa yang sudah menyerbu kemari, wajahnya menunjukkan kepanikan.

Clarisa menyerbu maju dan mengangkat tangan menampar ke arah wajahku, aku langsung menghadang tanganku di depan wajah, tamparan Clarisa tepat mengenai punggung tangan aku, seketika rasa sakit menyengat pun merambat dari punggung tangan.

“Kamu masih berani menangkis? Kamu bahkan masih berani menangkis?” Melihat aku menangkal tamparannya, Clarisa langsung berseru marah.

Mendengarnya, dalam hatinya juga gusar, aku di sini adalah untuk kamu marahi dan pukuli dengan seenak hati? Beberapa saat yang lalu, aku masih bisa menahan, tetapi setelah mengalami masalah itu, kesabaranku terhadap Clarisa sudah menjadi nol.

“Atas dasar apa aku tidak bisa menangkis? Kamu harus tahu hubungan kamu dan aku! Kita adalah suami istri secara hukum! Kamu membohongi ibumu memangnya benar?” Seketika aku juga memarahi kembali.

Setelah memarahinya, aku melihat ekspresi Clarisa langsung berubah drastis, sedangkan Ibu Halim yang berdiri di depan pintu kamar juga berubah ekspresi saat ini, lalu dia berjalan ke arahku.

“Plak!”

Suara tamparan yang nyaring pun berbunyi. Ibu Halim berjalan ke depan Clarisa dan menampar wajahnya, lalu berbalik badan menatapku dengan ganas.

“Kamu kira karena suami istri secara hukum, kamu bisa menodai putriku?” Jelas bahwa perkataanku sudah membuat Ibu Halim sadar kembali, dia menatapku dengan dingin.

Dalam hatiku terasa pahit, meskipun memiliki hubungan yang tidak jelas dengan Cindy, tetapi jika menyuruhku benar-benar turun tangan terhadap siswa SMA, aku tidak bisa melakukan hal itu.

Ketika aku ingin berbicara, tiba-tiba Cindy berkata dengan gemetaran, “Ibu, aku sendiri yang kemari, kamu tidak bisa salahkan kakak ipar!”

“Masih panggil kakak ipar? Dia bukan kakak ipar kamu!” Mendengar perkataan Cindy, Clarisa langsung menangkap kata kakak ipar dan mulai memaki, namun kemudian dia sadar kembali.

“Apa katamu? Kamu sendiri yang ke sini? Kamu ini bodoh tidak? Apakah dia memberimu obat?” Tiba-tiba Clarisa berkata dengan emosi tinggi.

Tepat ketika Clarisa selesai berbicara, muncul adegan yang tidak terpikirkan olehku, mendadak Cindy berdiri di atas kasur dan menatap lurus pada Clarisa.

“Kakak, setidaknya aku masih panggil kamu kakak, tetapi kamu? Tidak hanya membohongi ibu, kamu masih begitu terhadap Rey, haruskah kamu memaksaku mengatakan hal itu?” Cindy menatap Clarisa, tatapannya pantang mundur.

Mendengar perkataan Cindy, seketika wajah Clarisa berubah menjadi suram, lalu dia berkata marah, “Bagus sekali kamu, Cindy! Sudah besar pun kamu mulai membangkang dan membela orang lain?”

“Masalah aku dan Rey memangnya giliran kamu untuk berkomentar? Atas hak apa kamu membicarakannya? Kalaupun aku membohongi ibu memangnya kenapa? Sekarang aku tidak ingin punya anak!”

Satu perkataan Cindy mendatangkan dua perkataan dari Clarisa, awalnya mereka masih ingin lanjut berkata, tetapi terdengar suara tangisan rendah dari Ibu Halim di samping.

Mendengar suara tangisan Ibu Halim, Cindy dan Clarisa mengarahkan tatapan mereka kepada Ibu Halim.

“Ibu, kamu jangan menangis! Dengar aku jelaskan!” Melihat ibunya menangis, Clarisa juga panik dan dia bergegas berkata.

Sementara Cindy menatap ibunya, dalam mata Cindy sepertinya ada kebulatan tekad, lalu dia berkata, “Ibu, aku menyukai Rey, Kakak tidak bersedia untuk melahirkan cucu untukmu, aku bersedia!”

Perkataan Cindy bagaikan bom yang berat, seketika meledak di antara kami bertiga.

Dalam pandanganku, sekarang Cindy masih kecil, kasihnya kepadaku sedang dalam keadaan linglung, tetapi satu perkataannya ini membuatku termangu.

“Plak!”

Tangan Clarisa mendarat di wajah Cindy, wajah Clarisa menjadi sangat buruk dan dia berkata dengan dingin, “Kamu tahu tidak apa yang sedang kamu katakan? Kamu baru berumur berapa?”

Cindy memegangi wajahnya, tanpa takut dengan ekspresi Clarisa, dia menatap lurus pada tatapan Clarisa dan berkata, “Kak, kamu kira aku tidak paham? Aku menyukai Rey, aku mencintai dia!”

“Setiap harinya kamu membiarkan dia tidur di atas lantai dan sering kali kamu bermain sembarangan dengan pria lain, kamu kira aku tidak tahu? Atas hak apa kamu mengataiku?” Mulut Cindy pada saat ini bagaikan bola meriam beruntun.

“Kamu! Kamu! Kamu!”

Clarisa mengucapkan ‘kamu’ sebanyak tiga kali berturut-turut, tetapi pada akhirnya juga tidak menemukan kata-kata.

“Cukup!” Tiba-tiba Ibu Halim berkata.

Saat ini, Ibu Halim sedang menatapku dengan dingin dan perkataan dingin juga terucap dari mulutnya.

“ Rey, aku tidak peduli apa hubunganmu dengan Cindy, tidak peduli apa hubunganmu dengan Clarisa, tetapi masalah hari ini, kamu harus beri aku penjelasan.”

Benar, jika aku tidak bisa memberi penjelasan terhadap masalah hari ini, Ibu Halim tidak akan membiarkanku begitu saja.

Tetapi bagaimana aku memberinya penjelasan? Cindy sendiri yang berlari ke sini, sedangkan masalah Clarisa, asalkan Ibu Halim tidak bodoh, dia pun bisa memahaminya.

Seketika, aku tidak tahu harus menjawab bagaimana.

“Bukankah katamu ingin bercerai? Kita pergi urus perceraian sekarang juga!” Tiba-tiba aku teringat akan perkataan Clarisa malam ini, lalu aku berkata meneruskan kalimatnya.

Asalkan aku pergi dari sini, Ibu Halim juga tidak akan berkata apa-apa lagi.

Tetapi sepertinya pemikiranku terlalu sederhana, pada saat ini, Clarisa justru mengucapkan perkataan di luar dugaanku.

“Sekarang ingin bercerai? Mustahil! Kamu ingin bersama dengan adikku bukan? Aku justru tidak akan memberimu kesempatan ini! Bercerai, aku tidak setuju!” Clarisa menatapku dengan dingin dan berkata dengan ganas.

Mendengar perkataan Clarisa, seketika aku juga gusar, aku langsung berkata, “Dari awal yang berkata bercerai adalah kamu, sekarang yang berkata tidak bercerai juga adalah kamu, kamu kira kamu punya kekuasaan sebesar apa? Aku beritahu kamu, Clarisa, pernikahan ini harus diceraikan!”

Dalam mata Clarisa, aku adalah orang yang bisa melakukan segala hal demi keuntungan, tetapi sekarang aku ingin beritahu dia, aku juga memiliki ketegakkan sebagai seorang pria, ada sebagian hal, aku bertekad untuk berdiri di atas pendirian sendiri.

Mendengar kami membicarakan bercerai, tiba-tiba Ibu Halim menatapku, dia menghilangkan kedinginan sebelumnya dan berkata, “ Rey, masalah kamu dan Cindy, kita bahas nanti, sedangkan masalah kamu ingin bercerai dengan Clarisa, aku pertama yang tidak setuju.”

Mendengar perkataan Ibu Halim, aku pun gusar dan langsung berkata, “Tidak setuju? Membiarkan aku terus menjadi cangkang menantu pria kamu? Membiarkan aku terus melihat begitu saja putrimu naik ke ranjang bersama pria lain?”

Ketika aku berkata naik ke ranjang bersama pria lain, Clarisa menatapku bagaikan ingin membunuhku. Tetapi saat ini, bagaimana mungkin aku takut dengannya?

Mendengar perkataanku, Ibu Halim juga terdiam sejenak, sementara Cindy berkata di samping.

“Aku setuju mereka bercerai!” kata Cindy.

“Kamu cepat kembali ke kamar, nanti baru aku urus kamu!” Ibu Halim memelototi Cindy dan berteriak padanya.

Menatap ibunya sendiri, ekspresi Cindy berubah-ubah, lalu dia mendengus dan dengan enggan meninggalkan kamar.

Setelah Cindy pergi, barulah tatapan Ibu Halim tertuju lagi padaku dan dia berkata, “ Rey, asalkan kamu setuju untuk tidak bercerai, tidak peduli kamu mengajukan syarat apapun, aku akan memenuhinya.”

Perkataan Ibu Halim berada di luar dugaanku, awalnya aku mengira setelah terjadi masalah seperti ini, Ibu Halim pasti akan menyetujui perceraian, tetapi tak disangka dia justru tidak setuju.

Clarisa jelas memiliki pemikiran yang sama denganku, dia juga menatap ibunya sendiri, tetapi baru saja Clarisa melihat ke sana, dia menyadari Ibu Halim sedang menatapnya dengan ganas.

“ Clarisa, aku beritahu kamu, aku tidak peduli betapa berantakannya kehidupan pribadimu sebelumnya, tetapi sekarang semuanya tidak diizinkan!” Ibu Halim berkata sambil menatap Clarisa.

“Ibu, masalah aku, kamu jangan urus!” Clarisa berkata dengan suara rendah dan suara kecil.

“Aku tidak urus? Jika aku tidak urus, apakah ke depannya terserah kamu untuk bertindak sembarangan di luar sana? Seperti kali ini, sembarangan mencari orang untuk menipuku?” Ibu Halim berkata dengan suara dingin.

“Ibu!” Clarisa masih ingin berkata lagi, tetapi Ibu Halim langsung memotong perkataannya.

“ Rey si bocah ini, aku bisa melihat dia lumayan bagus, meskipun masalah hari ini membuatku memiliki pendapat terhadapnya, tetapi bisa dilihat Cindy si gadis itu yang datang sendiri ke sini.”

“ Rey, aku tidak peduli bagaimana hubungan kamu dengan Clarisa, tetapi kamu tidak bisa terus seperti ini dengan Cindy, kalau tidak, tidak peduli harus membayar harga apapun, aku akan membuat kamu menyesal.” Tiba-tiba Ibu Halim berkata membelok.

Perkataan mereka berdua saat ini terdengar di telingaku, bagaikan lelucon, aku bertanya balik dengan dingin, “Apakah aku setuju untuk tidak bercerai? Atas dasar apa kalian menentukan semua masalah aku?”

Mereka berdua sepertinya lupa akan satu hal, aku sudah bukan lagi Rey yang lemah itu. Mereka masih berpikir untuk menentukan semua masalahku, orang yang sombong seperti ini, benar-benar tidak banyak di dunia.

Mendengar perkataanku, Ibu Halim dan Clarisa serentak termangu.

“Kamu lupa kita sudah menandatangani kontrak? Jika kamu berani bercerai denganku, aku akan menuntutmu hingga tidak punya apa-apa!” Clarisa berkata mengancam.

Aku melirik Clarisa dengan dingin dan berkata, “Bukankah membayarkan uang dengan berlipat ganda? Aku bayarkan saja!”

Clarisa termangu oleh perkataanku, mungkin dalam matanya, asalkan mengungkit masalah membayarkan uang ini, aku pasti akan mengalah untuk segala hal, tetapi kali ini dia salah.

Benar, jika itu dulu, aku mungkin akan mengalah. Tetapi setelah mengalami masalah Rena, aku paham bahwa di dunia ini, hanya ketika kita sendiri memiliki uang, barulah raja.

Jika membiarkan aku menjadi lelaki tampan untuk seumur hidup, aku pasti tidak bersedia, tidak akan sukses selamanya jika seperti itu.

“Kamu punya uang?” Tiba-tiba Clarisa tersenyum dingin dan berkata kepadaku.

Melihat senyum dingin Clarisa, aku juga tertawa dan berkata dengan suara rendah, “ Clarisa, Clarisa, kamu begitu yakin aku tidak memiliki kemampuan itu? Kamu benar-benar mengira aku tidak bisa mengeluarkan uang ini?’

“Cukup, Clarisa, kamu jangan banyak berkata! Rey, aku tidak peduli kamu melakukan transaksi apa dengan Clarisa sebelumnya, tetapi aku bisa beritahu kamu, mulai dari sekarang, semua itu tidak terhitung!” Ibu Halim berkata mengagetkan.

Clarisa juga menatap bengong kepada ibunya sendiri.

“ Rey, permintaanku tidak tinggi, asalkan kamu tidak bercerai dengan Clarisa, aku akan membuat Clarisa tinggal di rumah dan menuruti perkataanmu dengan taat!” Ibu Halim lanjut berkata.

Mendengarnya, seketika aku pun tertarik, Ibu Halim ini memiliki rencana seperti apa?

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu