Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 2 Diberi Obat

Aku tidak memiliki keberanian itu? Coba saja! Apakah kamu tidak tahu orang yang jujur itu paling berani?

Wanita ini benar-benar mengira dirinya sangat luar biasa, aku tidak akan mau menyentuhnya!

Meskipun berpikir seperti itu, hatiku tetap merasa kesusahan. Seorang wanita cantik tidur di satu kamar bersamaku, tetapi aku sama sekali tidak bisa melakukan apa pun, masalah seperti ini, berpikir saja membuat orang merasa kesusahan!

Aku akan menahan!

Rumah Clarisa sangat mewah. Penginapan dan makanan yang dikatakan mereka itu bukan hanya pemberian biaya akomodasi biasa, tetapi makan dan tinggal di tempat yang sama dengan mereka.

Meskipun begitu, aku tetap merasa tidak nyaman tinggal di rumah mereka, karena setiap hari aku harus menghadapi ekspresi ibu Clarisa yang tidak senang.

Dia sepertinya sangat tidak menyukaiku. Setiap aku berbicara dengannya, dia akan pura-pura tidak mendengar.

Setelah tinggal beberapa hari aku baru menyadari sebenarnya ibu Clarisa adalah seorang janda, suaminya sudah meninggal setahun lalu. Dalam beberapa hari ini, dia tidak memberikanku ekspresi yang santai.

Yang makin kelewatan adalah setelah mengetahuiku berada di dalam kondisi pengangguran sekarang, dia bahkan menyuruhku belajar memasak dengannya dan memerintahku memasak untuk Clarisa dan Cindy seperti seorang pembantu.

Kondisi untuk saat ini adalah pada pagi hari Clarisa akan bekerja di luar, sementara aku memasak di rumah. Setelah Clarisa dan Cindy pulang rumah, aku harus mencuci baju kotor mereka.

Untuk Cindy, sikap dia terhadapku menjadi agak aneh. Sejak kejadian kemarin dimana aku berkata aku menyukai dia, setiap kali menjumpai aku dia akan bersikap sangat panik dan tidak berani menatap mataku.

Selain itu aku juga menyadari dia akan melihat kepadaku secara diam-diam waktu makan, pada saat aku melihatnya, dia akan segera menoleh ke samping untuk menghindariku.

Satu detail kecil yang aku sadari lagi adalah melewati ibunya, aku tahu biasanya Cindy akan segera kembali ke kamarnya setelah makan. Tetapi sejak aku pindah ke sini, setiap kali selesai makan, aku akan mencuci piring dan dia akan duduk sebentar di ruang tamu dan tatapan dia terhadap Clarisa juga menjadi gugup.

Satu bulan lewat begitu saja, suatu hari aku sedang menonton TV di ruang tamu dan Clarisa memanggilku: " Rey, ke sini sebentar"

Aku pergi ke kamar dengan bingung dan dia memintaku untuk duduk.

Kemudian dia bertanya "Apakah kamu merasa bosan berada di rumah selama 1 bulan ini?"

Aku mengangguk. Kalau bukan karena bisa melihat 3 wanita cantik setiap hari, sejujurnya aku tidak akan bisa menahan di sini.

Clarisa mengangguk juga "Kalau bosan, aku membantu kamu mencari pekerjaan. Mulai sekarang kamu jangan sering di rumah lagi, oke?"

Nada suara Clarisa terdengar seperti seorang pemimpin yang sedang memerintah bawahannya.

Aku berpikir, kalau sudah sampai langkah ini, anggap saja Clarisa sebagai bosku.

Aku bertanya dia kenapa berkata seperti itu dan dia menjawab "Kalau kamu sering berada di rumahku saja, orang lain akan mengira kamu itu pria tidak berguna, hal ini tidak bagus untuk reputasiku. Aku telah membuka sebuah hotel di luar, kamu pergi ke sana menjabat sebagai manager. Selain itu, membantuku satu hal lagi"

"Manager? Tetapi aku tidak memiliki pengalaman" Aku berkata.

"Tidak perlu pengalaman. Aku sudah mengurus semuanya dengan baik, kamu hanya menggantung nama di sana saja. Bagian manajemen ada orang khusus yang menanganinya, kamu tidak perlu mengurus semua hal hotel, tetapi setiap bulan akan ada gaji berjumlah 6 juta yang masuk ke dalam rekeningmu. Kalau kamu ingin pergi ya pergi, kalau tidak ingin pergi ya tidak perlu pergi"

Orang kaya memang berbeda, uang jutaan pun bisa sembarang kasih kepada orang lain.

Hal ini berarti, tanpa bekerja apa pun, setiap bulan akan ada gaji yang masuk ke dalam rekeningku dan aku akan memiliki pendapatan lain yang stabil.

Sementara aku juga bisa berpacaran di luar dengan bebas dan tidak perlu menghadapi ibu Clarisa lagi.

Tanpa berpikir panjang, aku pun setuju dengan tawaran Clarisa.

Clarisa mengangguk dengan puas, setelah itu dia bertanya lagi: "Selama beberapa saat ini tidak menyentuh wanita, apakah kamu merasa kesepian di dalam hati?"

Aku melamun sejenak, setelah itu tatapanku pun bergerak sana sini dari tubuh Clarisa.

Dalam waktu sejenak Clarisa pun berkata: "Kamu jangan berpikir terlalu banyak, maksudku bukan itu. Tetapi aku ingin memperkenalkan pacar untukmu"

Apa?

Aku merasa kaget. Ini adalah pertama kali aku mendengar bahwa istri mau memperkenalkan pacar untuk suaminya, dari dalam hati aku merasa sangat susah untuk mempercayai hal ini.

Sejujurnya aku merasa bingung. Pada saat itu, Clarisa menambah lagi: "Tenang saja, wanita itu tidak jelek, usianya juga lebih tua sedikit daripadaku saja, selain itu dia juga kaya dan cocok denganmu. Aku janji kepadamu, asal kamu berhasil pacaran dengannya, aku akan memberikan uang jajan lebih berjumlah 40 juta kepadamu. Tetapi, wanita itu tidak perawan lagi, kamu tidak apa-apa kan dengan hal itu?"

Aku menggelengkan kepalaku, Clarisa pun segera menarikku berjalan ke luar, katanya dia sudah mengajak orang itu keluar dan kami akan berangkat sekarang.

Sebelum berjalan sampai gerbang, aku pun berhenti.

Clarisa bertanya "Kenapa, kamu tidak mau ya?"

Aku berkata: "Bukan. Aku ingin tahu alasan mengapa kamu mau aku melakukan hal itu, kalau tidak aku tidak akan setuju"

Setelah interaksi satu bulan, aku menyadari Clarisa tidak sesederhana yang terlihat dari permukaaan. Bisa jadi ada alasan lain mengapa dia ingin aku menjadi menantu rumahnya.

Berinteraksi dengan orang-orang kelas atas seperti mereka membuatku selalu merasakan kritis.

Clarisa menjentikkan jarinya dan berkata oke sebelum menyuruhku masuk ke dalam mobil.

Setelah masuk ke dalam BMW-nya, Clarisa baru memberitahuku bahwa pacar yang dia mau kenalkan ke aku itu adik iparnya Doni Wijaya yang bernama Rena Wijaya dengan usia 27 tahun.

Doni Wijaya adalah presdir Wijaya yang meminjam Clarisa satu jam kemarin. Clarisa tidak memberitahuku alasan mengapa Doni mau memperkenalkan adik iparnya kepadaku.

Tetapi dia menjelaskan kepadaku seperti ini: "Kalian ini sedang berpacaran normal seperti orang biasa. Kami menganjurkan cinta yang bebas, jangan peduli identitas sesama, bersamanya dengan berani kalau memang menyukainya, tidak ada larangan apa pun. Kalau terjadi masalah, aku akan menyelesaikannya untukmu"

Awalnya aku ingin menolak, tetapi setelah teringat Doni meminjam Clarisa selama 1 jam kemarin, ditambah 1 bulan ini Clarisa selalu keluar pada pagi dan pulang pada malam, aku merasa mereka berdua pasti sering bertemu. Setelah berpikir sampai sini, tekanan di hatiku pun menghilang dan aku pun setuju dengannya!

Waktu kami berangkat, aku menerima sebuah pesan teks dari Cindy yang tertulis : "Kalian pergi kemana"

Cindy kemarin menambahku sebagai teman sosial media secara diam-diam, tetapi kami tidak pernah mengobrol. Sepertinya dia tahu bahwa aku keluar bersama Clarisa

Aku tidak membalasnya.

Kami bertemu di KTV, kesan pertama Rena kepadaku adalah sangat dingin, tatapan dia terhadapku dipenuhi oleh tidak senang.

Waktu aku menuangkan bir untuk dia, dia bahkan memandang rendah aku dan berkata: "Kamu termasuk orang apa? Mengapa aku harus minum bersamamu?"

Setelah itu, dia mendorong bir yang aku tuang ke samping, kemudian menuangkan bir ke gelas baru untuk dirinya sebelum menoleh ke Clarisa "Bukannya sudah berjanji hanya kita berdua? Kenapa kamu malah membawa seorang pria kemari? Suruh dia pulang saja"

Tatapan Clarisa tegang untuk sejenak, setelah itu kembali ke normal lagi, seolah-olah dia sudah tahu kondisi seperti ini akan terjadi.

Clarisa mengangkat gelas bir dan berkata: "Maaf ya kak 刘, dia adalah temanku. Kalau kamu tidak menyukai dia, aku akan segera menyuruh dia pulang. Tetapi tidak enak kalau langsung menyuruh dia pulang, bagaimana kalau kita bertiga minum bersama dulu baru aku menyuruh Rey pulang duluan?"

Rena tertawa dengan dingin.

Aku ditendang oleh mereka berdua ke sana sini seperti seekor binatang, kemarahan di dalam hatiku sudah mau memuncak.

Awalnya aku mengira Rena mau mencari pacar karena terlalu kesepian, setelah melihat kondisi sekarang, sepertinya semua ini adalah ide Clarisa sendiri.

Berpikir sampai sini, aku merasa tidak perlu terus berada di sini lagi.

Jadi aku pun bersedia untuk meninggalkan tempat setelah minum segelas bir.

Siapa tahu Rena malah berperilaku agak mabuk setelah dia minum segelas bir, cara berbicaranya menjadi tidak lancar. Aku yang bermaksud mau meninggalkan tempat pun ditarik kembali oleh Clarisa, dia memintaku untuk jangan pergi duluan.

Setelah itu aku menyadari tubuh Rena yang cantik sedang bergerak sana sini dengan tidak nyaman, seolah-olah ada serangga di atas tubuhnya, dia terlihat ingin melepaskan baju dan melihat ada apa yang di dalam.

Dalam waktu singkat, nafas Rena menjadi sesak dan wajahnya memerah. Seolah-olah sedang berolahraga, tubuhnya sudah dipenuhi keringat dan kedua tangannya mulai bergerak sana sini di tubuhnya, adegan ini membuat tenggorokanku terasa kering.

Pada saat ini juga, Clarisa bertanya dengan perhatian: "Kak Rena, kamu ini kenapa? Tidak enak badan ya?"

"Aku... uh... panas..."

Clarisa terlihat sangat cemas, dia berkata "Kamu tunggu sebentar, aku pergi memanggil orang dulu. Rey, kamu jaga di sini, aku akan kembali dalam sejenak"

Setelah itu, Clarisa pergi begitu saja dan aku menghampiri Rena, tidak tahu harus bagaimana.

Pada saat itu aku masih belum mengerti apa yang terjadi, tetapi pada saat aku mendekati sisi Rena, dia terlihat seperti baru mencium bau yang membuat dia akan menggila, matanya terus menatap ke tubuhku dengan mulut yang terbuka.

Dia merapatkan kedua kakinya dan berkata kepadaku "Kamu datang ke sini, aku akan memberitahu kamu satu hal"

Aku yang merasa waspada pun bertanya "Apa itu?"

Rena menunjuk jarinya kepadaku dan menyuruhku mendekatinya.

Aku melangkah kepadanya sebanyak 2 langkah, yang aku tidak menyangka adalah dia tiba-tiba membuka kedua kakinya dan memelukku dengan posisi pinggangku berada di antara kedua kakinya, seolah-olah merasa sangat gatal, Rena sibuk menggosok dirinya ke celana jeansku dan bibir yang basah juga mulai mencium wajahku.

Kamu...

Aku merasa sangat kaget, emosional dan gugup.

Tidak menyangka wanita ini memiliki tenaga yang besar, dia langsung menarik bajuku dan berputar balik badanku, menekanku di atas sofa. Dia menekan leherku dengan satu tangan dan satu tangannya lagi mulai merobek kemejaku.

Tiba-tiba, dia membuka kedua kakinya dan naik ke atas bagian perutku.

Karena merasa kaget, aku pun menutupi celanaku secara refleks, jadi Rena tidak berhasil.

Menahan nafas yang sesak, Rena melirik kepadaku: "Lepaskan tanganmu"

Aku harus melepaskan tanganku ketika kamu menyuruh? Kamu itu siapa? Tadi kamu bahkan menyuruhku untuk pulang.

Kalau pada saat ini aku masih tidak menyadari Clarisa mencampur obat di bir Rena, aku bisa dibilang sebagai orang bodoh.

Aku tahu, dia diberi obat itu satu masalah, aku berhubungan dia itu masalah lain lagi. Melihat sikap dia tadi, waktu sadar diri dia begitu membenciku, bagaimana kalau nanti dia malah berkata aku yang memberi dia obat? Aku harus berpikir untuk keamananku sendiri.

Tetapi adegan keren itu tetap harus ada, jadi aku pun langsung berkata dengan dingin: "Maaf, aku tidak tertarik denganmu"

"Kamu..... berpura-pura apa? Cepat. Aku sudah tidak bisa menahan"

"Maaf, kamu tidak bisa menahan itu tidak berhubungan denganku"

"Aku.... ah... cepat lepaskan tanganmu" Rena merasa marah dan cemas seperti seekor anjing kecil.

"Aku tidak mendengarnya. Kamu harus meminta tolong kepadaku"

"Meminta tolong? Kamu mengira aku tidak bisa menghabiskan kamu ya"

Rena membuka mulutnya dan menggigit tanganku dengan kuat, aku merasa daging tanganku sudah mau putus dan aku pun segera lepas tangan. Setelah itu Rena pun langsung duduk di atas pinggangku tanpa melepaskan gaunnya.

Dia bahkan menarik bajuku dan menyuruhku jangan bergerak.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu