Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 27 Lukisan Palsu
Begitu Kakak Keempat muncul, dia langsung menjadi pusat perhatian. Ketika dia melambaikan tangannya, dua gadis lainnya pun mulai bersiap. Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa kedua adiknya juga sangat luar biasa, yang satunya adalah ahli teh dan yang satunya lagi adalah guru piano.
Aku mengikuti Rena dan sekelompok orang berjalan melalui aula tengah ke halaman kecil di belakang. Di sini, semuanya sudah dipersiapkan sejak awal, ada kursi dan meja panggangan di sisi kiri dan kanan dan juga ada pelayan yang sedang menyiapkan bahan-bahan pemanggangan. Di bagian tengah dekat pintu ada sebuah meja besar dan gadis yang berada di sebelah kiri sedang melakukan pertunjukkan seni teh dan gadis yang berada di sebelah kanan sedang bermain piano.
Jka tidak ada pemanggangan, maka ini akan menjadi acara yang sangat elegan, tetapi sekarang berbeda.
Kakak Keempat memang sangat menyukai daging panggang, dia tidak bisa tidak memakannya bahkan hanya dalam sehari. Setiap kali dia menjamu tamu, pasti akan membuat acara pemanggangan ini. Semua daging ini diproduksi di peternakannya sendiri dan dia sangat memperhatikannya. Dia memiliki peternakan di pinggiran kota. Semua hasil produksinya disediakan khusus untuk acaranya sendiri. Misalnya, memelihara babi, dia tidak membutuhkan pakan, semuanya alami dan bahkan diberi minum susu.
Aku dan Jeki yang mendengar perkataan Rena juga merasa bingung. Mereka tidak kepikiran akan hal ini, lagipula ini tidak terlihat berbeda dari daging yang dijual di pasar, mengapa ada begitu banyak hal yang perlu diperhatikan!
“ Semua sapi Kakak Keempat mendengarkan musik. Apakah kamu tahu daging sapi Kobe, itulah contohnya! ”
Aku mengangguk. Tentu saja aku pernah mendengar daging sapo Kobe yang sangat terkenal itu. Aku dan Jeki saling memandang dan memutuskan untuk memakannya lebih banyak, tidak peduli apakah itu berbeda atau tidak.
“ Semuanya, nikmatilah makanannya dan bersenang-senang. Hari ini aku sangat bahagia, kalian semua sangat menghargaiku! ”
Setelah memasuki halaman dan duduk, semua orang mendengarkannya dengan santai dan mulai memanggang. Kakak Keempat tersenyum dengan sangat gembira dan menunjukkan auranya.
Namun, tidak ada yang berani mengatakan Kakak Keempat memiliki selera yang rendah. Zayn sama seperti pengikut yang membantu Kakak Keempat untuk memanggang.
“ Memang sampah! ”
Orang yang tadi sedang berbincang denganku dan Rena, sekarang tiba-tiba menjadi seperti seekor anjing yang mengelilingi Kakak Keempat.
Orang lain sepertinya sudah terbiasa, tetapi selalu ada beberapa orang yang memandang Zayn dengan pandangan menghina, termasuk Direktur Cahyana, orang yang memberiku kartu nama tadi.
“ Zayn, kenapa kamu menyanjung Kakak Keempat lagi? Apakah kamu ingin memanfaatkan Kakak Keempat lagi! ”
Begitu Direktur Cahyana mengatakan ini, semua orang pun langsung tertawa mengejek. Tetapi Zayn tidak memperdulikan mereka dan berkata : “ Apakah kalian keberatan karena Kakak Keempat bersikap baik padaku? Katakan saja jika kalian iri, aku sama sekali tidak terkejut! ”
“ Kamu benar-benar tidak tahu malu. Kakak Keempat, abaikan saja orang ini, mungkin kali ini dia ingin menjebakmu lagi! Bukankah proyek terakhir itu gagal? ”
Direktur Cahyana berkata tanpa segan dan penuh percaya diri.
Zayn merasa malu. Tetapi jika dia merasa malu seperti ini, maka dia bukanlah Zayn lagi, jadi dia pun berkata : “ Aku juga dijebak, jadi tidak bisa menyalahkanku atas masalah ini. Ini semua salah manajerku yang tidak berkemampuan itu! ”
“ Tetapi kenapa aku mendengar bahwa kamu telah mencari belasan gadis? ”
“ Apakah aku tidak boleh memiliki hobi seperti itu! ” Zayn tertawa dan berkata : “ Kakak Keempat juga mengetahuinya! ”
Kakak Keempat melambaikan tangannya dan berkata kepada Direktur Cahyana : “ Tidak perlu membahas uang yang sedikit ini. Aku juga mengetahui proyek ini dan semuanya juga telah berlalu. Jika ada proyek yang bagus, maka tidak masalah jika aku berinvestasi sedikit. ”
Itulah karakteristik Kakak Keempat karena dia memiliki banyak uang. Zayn tertawa dan kemudian mengatakan proyek baru kepada Kakak Keempat lagi. Ketika mendengarnya, Kakak Keempat pun mengangguk, yang menandakan bahwa dia akan mempertimbangkannya!
Kakak Keempat tidak langsung setuju. Selanjutnya, dia memanggang daging sambil berbincang tentang jenis-jenis komersial di Jiangnan, gedung komersial mana yang telah berkembang dan proyek pemerintah apa yang dapat dilakukan oleh mereka.
Acara perkumpulan ini dikatakan sebagai acara pesta, namun mereka lebih banyak bertukar informasi dan mencari peluang untuk berbisnis.
Syarat untuk dapat datang ke acara pemanggangan Kakak Keempat adalah identitas orang tersebut. Jika bukan karena Rena yang membawaku ke sini, aku tidak akan mendapatkan kesempatan ini. Makan daging panggang dan minum teh sambil menderngarkan diskusi orang lain tentang cara berbisnis, aku benar-benar melihat ke dunia luar.
“ Aku baru tahu bahwa ternyata inilah cara orang kaya berbisnis. Ketika melihat mereka, aku merasa bahwa menghasilkan uang sama mudahnya dengan mengambil uang! ”
Aku sangat setuju dengan pendapat Jeki. Orang yang datang ke acara hari ini sangat banyak, jumlahnya lebih dari lima puluh orang. Inilah cara mereka berbisnis, seseorang memberitahu orang lain “ Aku memiliki proyek ini, apakah kamu tertarik? ”
Ketika orang tersebut mendengar bahwa proyek ini bisa menghasilkan sepuluh miliyar dalam setahun, dia merasa bahwa itu terlalu sedikit dan dia pun tidak tertarik.
Dan ada proyek lain yang bisa menghasilkan dua puluh miliyar, jadi orang itu pun memilih proyek ini.
Begitulah kesepakatan berbisnis mereka. Aku dan Jeki melihat Rena juga sedang membicarakan bisnis dengan orang lain.
Dua jam kemudian, Kakak Keempat melihat sekitar dan bertepuk tangan, lalu seseorang bergegas keluar dengan membawa sebuah meja. Dia mengeluarkan lukisan kaligrafi untuk dikagumi semua orang.
“ Ini adalah lukisan Guru Hardi. Aku membelinya seharga empat miliyar, menurut kalian apakah ini sepadan! ”
Kakak Keempat sudah berkata seperti ini, bagaimana bisa mereka bisa mengatakan bahwa lukisan itu tidak sepadan, itu berarti mereka sangat merendahkan seleranya. Zayn membual dengan berkata : “ Selera Kakak Keempat sangat bagus. Dalam beberapa tahun, lukisan ini mungkin dapat dijual seharga dua puluh miliyar! ”
“ Kamu tidak mengerti apa-apa! ” Kakak Keempat tertawa dan berkata : “ Apakah aku sangat membutuhkan uang itu? Ini adalah seni dan budaya, apakah kamu mengerti! ”
Aku dan Jeki tidak pantas untuk melihat lukisan itu, namun Rena dapat melihatnya. Sebenarnya dia juga tidak mengerti, tetapi dia hanya pergi untuk meramaikannya. Melihat Rena kembali, aku pun langsung bertanya : “ Lukisan siapa! ”
“ Guru Hardi, lukisan Hardi Santoso!
Bukankah itu professor tua di sekolahku?
Tahun ini, Guru Hardi sudah berusia delapan puluh tahun. Di sekolah, dia adalah seorang professor yang tidak mempunyai teman. Ketika dia sedang tidak sibuk, dia akan menceramahi murid-muridnya dan ketika dia tidak mempunyai waktu, dia tidak akan muncul sama sekali. Dalam tiga atau lima terakhir, dia sudah tidak memegang kuas.
Dia mahir dalam seni lukisan dalam negeri dan Barat, dia memiliki pencapaian di bidang melukis dan dia juga merupakan seorang tokoh terkenal di kalangan akademis.
Mendengar bahwa itu adalah lukisannya, aku pun langsung teringat tentang berita Guru Hardi . Dia sudah lama berhenti melukis dan lukisan-lukisan yang ada di pasaran sekarang pada dasarnya adalah lukisannya sepuluh tahun yang lalu.
“ Apakah aku boleh melihatnya? ”
Tujuan Rena memang untuk memperkenalkanku pada Kakak Keempat. Dia menyampiri Kakak Keempat dan berbicara padanya dan kemudian Kakak Keempat pun mengangguk padaku.
Melihatku ingin melihat lukisan itu, Zayn langsung merasa kesal dan mencibir : “ Memangnya Direktur Permadi mengerti tentang lukisan! ”
Meskipun aku penakut dan juga merasa takut akan dirinya, tetapi aku memang mempelajari tentang melukis. Guru Hardi juga merupakan professor tua di sekolahku dan aku sangat percaya diri akan hal ini.
Sebenarnya, orang-orang yang datang ke halaman hari ini tidak mengerti tentang lukisan. Mereka hanya datang ke sini untuk membicarakan tentang bisnis, jadi mereka hanya melihat sekilas tentang lukisan itu dan kemudian menyanjung Kakak Keempat.
Ketika Zayn memarahiku, aku hanya bisa mengatakan pada diriku bahwa aku tidak boleh melawannya, karena itu tidak hanya akan membuatku malu, tetapi juga Rena.
“ Guru Hardi juga merupakan guruku! ”
“ Oh! ” Kakak Keempat berkata, dia bukanlah orang yang sangat berbudaya tetapi dia sangat menyukainya.
Orang yang tidak sekolah selalu memiliki rasa ingin tahu akan ilmu. Dia melakukan acara pemanggangan sambil ada yang memainkan piano dan ada yang melakukan pertunjukkan seni teh. Bukankah dia hanya ingin mencoba menjadi orang yang berbudaya.
“ Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata Guru Hardi adalah gurumu! ”
Aku tertawa dan berkata : “ Guru Hardi pernah mengajariku. Dulu aku mengambil jurusan melukis! ”
“ Ohya, lihatlah lukisan ini! ” Mata Kakak Keempat berbinar.
Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa belajar melukis juga merupakan hal yang baik. Tetapi ketika melihat lukisan itu, aku tertegun sejenak dan berpikir apa yang harus aku katakan.
Kakak Keempat memandangku dan bertanya : “ Ada apa? ”
Lukisan ini palsu, tetapi dia tidak mungkin mengatakannya di depan banyak orang.
Alasan kenapa aku bisa mengetahuinya meskipun aku baru melihatnya sekilas, karena aku yakin bahwa Guru Hardi tidak pernah melukis lukisan ini. Ketika dulu dia mengajar kami, dia pernah mengatakan bahwa ada yang melukis lukisan yang mirip dengannya dan mengaku bahwa itu adalah karyanya. Dia juga mengingatkan kami untuk tidak membelinya.
“ Aku merasa bahwa dia sama sekali tidak mengerti lukisan ini. Apakah dia benar-benar murid Guru Hardi ? ”
Mendengar perkataan Zayn, pandangan Kakak Keempat terhadapku langsung berubah. Aku merasa cemas dan berkata : “ Kakak Keempat, berbicara lebih lanjut? ”
“ Haha, beraninya kamu memanggil Kakak Keempat ! ” Zayn berkata dengan nada bicara tinggi. Ketika aku ingin melihat lukisan itu, semua perhatian pun sudah tertuju padaku. Ketika Zayn berkata seperti itu, semua orang langsung menatapku.
“ Meskipun Rena yang membawamu ke sini, tetapi kamu benar-benar sangat tidak mengerti aturan! ”
Ekspresi wajah Kakak Keempat berubah menjadi buruk dan Rena juga merasa takut. Yang dimaksud Zayn bukan aku, tetapi dia mengatakan Rena tidak mengerti aturan.
“ Kakak Keempat ! ”
“ Jika ada yang perlu dikatakan, maka katakan saja, atau cepat keluar dari sini! ” Kakak Keempat berkata sambil memandang Rena dan melihat Rena hanya berdiri diam di sana. “ Lain kali, jangan membawa orang aneh ke sini lagi. Dasar! ”
Ini adalah kesempatanku, aku harus mengatakannya.
“ Lukisan ini palsu! ”
Perkataanku membuat Rena semakin terkejut, wajahnya pucat dan menatapku dengan putus asa. Kali ini, aku benar-benar telah menyinggung Kakak Keempat. Tadi, semua orang baru saja memuji Kakak Keempat, tetapi sekarang aku benar-benar telah menginjak harga dirinya! ”
Novel Terkait
His Soft Side
RiseSomeday Unexpected Love
AlexanderDemanding Husband
MarshallAir Mata Cinta
Bella CiaoMata Superman
BrickEverything i know about love
Shinta CharityKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMbak, Kamu Sungguh Cantik×
- Bab 1 Menjadi Seorang Pria Harus Tahu Menaati Tiga Peraturan Dan Empat Kebijakan
- Bab 2 Diberi Obat
- Bab 3 Berhasil
- Bab 4 Memberitahu Kakakku
- Bab 5 Tidur Di Atas Lantai
- Bab 6 Berpura-Pura Tetapi Melakukan Tindakan Nyata
- Bab 7 Permintaan Rena
- Bab 8 Kecuali Menjadi Wanitaku
- Bab 9 Wanita Ini Mesum
- Bab 10 Aku Memeliharamu Versi Pria
- Bab 11 Kelinci Akan Menggigit Ketika Terpaksa
- Bab 12 Keputusan Ibu Halim
- Bab 13 Tinggal
- Bab 14 Toko Pijat
- Bab 15 Riska Cahyana
- Bab 16 Dua Orang di Rumah
- Bab 17 Cinta Pertama
- Bab 18 Kebetulan
- Bab 19 Istirahat Siang
- Bab 20 Masa Lalu Sandra Suntin
- Bab 21 Trainer
- Bab 22 Kemarahan Jeki
- Bab 23 Toko
- Bab 24 Pesta
- Bab 25 Uang Bukan Segalanya
- Bab 26 Kakak Keempat Yang Berani
- Bab 27 Lukisan Palsu
- Bab 28 Kemampuan Orang Berbudaya
- Bab 29 Gunakan Kekuatanmu
- Bab 30 Ibu Mertua Marah
- Bab 31 Tidak Ada Yang Bodoh
- Bab 32 Rahasia Di Dunia Seni
- Bab 33 Butuh Kakak Membantu Kamu Tidak
- Bab 34 Hubungan Yang Tidak Diketahui Orang
- Bab 35 Seniman Yang Hebat Itu Seniman Yang Telah Meninggal
- Bab 36 Aku Yang Memberikan Kehidupanmu
- Bab 37 Lukisan Rose
- Bab 38 Bertemu Lagi Dengan Elang
- Bab 39 Aku Tidak Mengerti Dengan Cara Pikir Wanita
- Bab 40 Misi Blue Sky Nature
- Bab 41 Ketakutan Wanita Klub Malam
- Bab 42 Lelucon keluarga Halim
- Bab 43 Masih Punya Trik Dan Gaya Bermain
- Bab 44 Video Putriku, Ibu Sudah Melihatnya
- Bab 45 Tolong Tinggalkan Kehidupanku
- Bab 46 Aku Akan Berjuang Dan Tidak Takut Berkorban Demi Jalan Hidupku
- Bab 47 Masalah Posisi
- Bab 48 Perjuangan Sia-Sia Juga Tidak Berguna
- Bab 49 Masalah Sikap Dalam Menangani Masalah
- Bab 50 Tidak Ada Gunanya Berjuang Sia-Sia
- Bab 51 Wanita Yang Hampa. Tamat