Mbak, Kamu Sungguh Cantik - Bab 37 Lukisan Rose

Pada acara pemeran kali ini Kakak Keempat telah mendapatkan apa yang diinginkannya, dan sekalian bisa menghina musuh terbesarnya, sehingga saat ini dirinya sangat puas, setelah itu dia mengambil lukisan Guru Hardi dan siap-siap untuk pulang ke rumah.

Mengenai hubungan aku dan Guru Hardi, Kakak Keempat juga tidak berkenan, katanya semua orang pasti menyimpan rahasia sendiri, Kakak Keempat sangat berpengalaman dalam hal ini, untuk memiliki kedudukan saat ini, dia datang dari kampung kecil dan harus berjuang belasan tahun dalam kota Jiangnan, dia pernah melihat sifat kekejaman seorang manusia, juga pernah bertemu dengan kebaikan dan ketulusan manusia, intinya hal menjijikkan jauh lebih banyak daripada hal menyenangkan.

Kakak Keempat tidak menyalahkan tindakanku, bagaimanapun berjuang sendirian di dalam kota besar, pastinya harus memiliki kesadaran untuk waspada terhadap orang lain, orang yang mengetahui hubunganku dan Guru Hardi juga sangat terbatas, selain diriku sendiri, hanya Guru Hardi dan dekan kampusku saja yang mengetahuinya, saat ini Alwi juga telah mengetahuinya.

Kakak Keempat malahan sangat tertarik dengan kejadian pada saat itu, dia merasa aku tidak polos seperti yang diperlihatkan, Kakak Keempat merasa bahkan Rena juga tidak mengerti denganku.

“Saat itu ada dirugikan ?”

Aku tidak menjelaskan secara detail, hanya mengatakan bahwa pada saat itu sedang membutuhkan uang, sehingga merelakan kesempatan yang ada, Guru Hardi yang sangat emosi bahkan tidak mau mengakui statusku, namun ternyata pada akhirnya, Guru Hardi tetap saja sangat dermawan.

Pada saat akan masuk ke dalam mobil, Kakak Keempat tiba-tiba menatapku, di dalam tatapan matanya mengandung unsur pengertian.

Aku tidak mengatakan apapun, kejadian juga telah berlalu, lagi pula saat ini Guru Hardi juga telah memaafkanku, semuanya telah lewat.

Kakak Keempat lumayan bersyukur setelah melihat diriku yang telah melepaskannya, “Kamu sendirian di luar, pastinya akan sangat susah, tetapi kesusahan adalah keberkatan, apabila tidak ada kejadian pada saat itu, kita berdua juga belum tentu bisa berkenalan, hari ini aku sangat senang, nanti aku traktir kamu makan.”

Kakak Keempat sangat senang, bahkan saat makan juga terus tertawa, mulutnya terus mengucapkan dendam antara dirinya dan Diva, Diva menjadi sukses juga berkat Kakak Keempat, saat Kakak Keempat tiba di Jiangnan, dia bekerja paruh waktu di dalam restoran, sehingga berkenalan dengan Diva yang menjadi pelayan di dalam restoran tersebut.

Pada saat itu sikap Kakak Keempat sudah sangat berani dan loyal, lagi pula pada masa-masa tersebut, di dalam restoran hanya Kakak Keempat dan Diva saja yang sebagai gadis muda, usia mereka berdua sekitar delapan belas, sewaktu muda Diva lebih cantik daripada Kakak Keempat, sehingga sering diganggu oleh pemilik restoran.

Saat itu Diva tidak berani melontarkan permasalahannya, setelah Kakak Keempat mengetahui hal tersebut, dia langsung memukul majikan mereka dan melarikan diri bersama Diva.

“Saat itu aku sudah pikir, ke depannya pasti harus sukses, sebagai manusia pastinya harus loyal kan, aku membawa dia mulai bekerja paruh waktu, saat itu mantan majikan kami menyuruh orang lainnya untuk mencari kami, kami juga sangat takut, sehingga akhirnya aku menyuruh dia tetap di rumah saja, aku sendiri yang bekerja.”

Benar-benar loyal sekali, aku berbisik di dalam hati, sama sekali tidak menyangka bahwa Kakak Keempat juga ada sisi seperti ini.

Selanjutnya semakin seru lagi, setelah itu Kakak Keempat menabung uang dan membuka sebuah restoran kecil, masakan kampungnya juga sangat enak, pernah ada seorang bos yang makan di restoran dirinya, sehingga lama kelamaan mereka mulai berkenalan dan menikah, namun sama sekali tidak mempunyai anak.

Dikarenakan masalah anak, pernikahan Kakak Keempat cenderung tidak bahagia, akhirnya suaminya malah selingkuh dengan Diva, pada suatu hari Diva mengajak Kakak Keempat untuk bertemu di luar, namun suaminya Kakak keempat malahan muncul secara tiba-tiba, setelah itu Kakak keempat baru mengetahui hal tersebut.

Ternyata Diva telah memperhitungkan semua ini.

Kakak keempat tidak bisa menahan penghinaan seperti ini dan langsung bercerai, lagi pula dia memiliki bisnis sendiri, setelah bercerai, bisnisnya semakin besar dan berkembang, berbagai clubhouse dan hotel di Jiangnan rata-rata milik dirinya, saat ini dia masih membuka perusahaan properti dan telah berkembang menjadi sebuah grup besar.

Aku melotot kaget setelah mendengarnya, Kakak keempat benar-benar hebat sekali.

“Jadi, Rey , kita sekarang jangan takut dengan miskin, manusia mana bisa miskin selamanya ? Meskipun orang kaya sekarang sangat hebat, tetapi dua generasi atas dari keluarganya pasti juga orang miskin, aku sangat yakin dengan bakatmu !”

Kakak keempat memotong steak dan mendorong ke hadapanku, selanjutnya mengambil porsi milikku dan mulai memotong lagi. Semua tindakan ini kelihatannya sangat wajar, bagaikan dirinya adalah kakak kandungku.

Aku tiba-tiba merasakan kehangatan dari keluarga.

Kakak keempat tersenyum sekilas setelah melihat diriku yang sedang menatapnya :”Makanlah, pelan-pelan akan terbiasa, ke depannya kita sering datang ke sini.”

Dia melambaikan tangan untuk memanggil seorang pria yang bersetelan jas, pria tersebut kelihatannya adalah orang manajer, saat ini dia sedikit membungkuk pinggang terhadap Kakak keempat :” Kakak keempat.”

“Dia Rey, kamu ingat ya, ke depannya kalau dia makan di sini, semuanya gratis !’

Orang tersebut adalah manajer di restoran ini, saat ini dia mengangguk sekilas terhadapku, lalu bertanya kepada Kakak keempat mengenai perintah lainnya, setelah Kakak keempat memerintahkan sesuatu kepadanya, manajer meminta nomor ponselku dan meninggalkan tempat.

Restoran tersebut milik Kakak keempat, aku sangat tidak berdaya, meskipun sebelumnya aku telah memprediksi kemampuan Kakak keempat, namun tetap saja tidak berhasil menebaknya, restoran yang aku kunjungi pada saat ini adalah Restoran Crystal di Jiangnan, dan juga sebagai tempat yang paling berkelas di dalam kota ini, apabila bukan karena Kakak keempat yang membawaku ke sini, aku sama sekali tidak dapat menginjak ke dalam tempat ini, bagaimanapun tempat tersebut menggunakan sistem keanggotaan.

“Nanti kalau sudah selesai makan, ikut aku pulang !”

“Ya ?”

Aku tidak mengerti dengan maksud Kakak keempat, namun aku langsung mengerti setelah tiba di tempat, saat ini mobil Kakak keempat berkendara masuk ke dalam sebuah villa yang berkualitas dan berhenti di depan sebuah villa gaya taman, ada seorang wanita setengah baya yang sedang berdiri di depan dan sedang menanti Kakak keempat.

Villa tersebut adalah rumahnya Kakak keempat.

“Ayo, nanti boleh membantuku ?”

Aku melirik sekilas kepada Kakak keempat yang sedang menoleh menatapku, dalam hatiku berpikir, hanya sekedar membantu dirinya saja, sama sekali bukan masalah besar. “Kalau ada yang bisa membantumu, silakan perintah saja !”

Setelah masuk ke dalam villa, Kakak keempat menyuruh pengurus rumah tangganya pulang terlebih dahulu, setelah itu wanita setengah baya barusan juga terus melirik aku. Aku sama sekali tidak tahu, ternyata wanita setengah baya ini biasanya tinggal di rumah Kakak keempat dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bahkan memiliki sedikit hubungan persaudaraan dengan Kakak keempat.

Namun Kakak keempat hari ini malahan menyuruh dirinya pulang terlebih dahulu, wanita setengah baya tersebut juga kebingungan, karena hari ini pertama kalinya Kakak keempat membawa seorang lelaki pulang ke rumahnya.

Permohonan Kakak keempat sangat mudah, dia mengetahui bahwa aku tamatan dari jurusan kesenian dan sangat dipercaya oleh Guru Hardi, sehingga Kakak keempat memintaku untuk melukis dirinya.

Permintaan tersebut tentu saja bukan masalah besar, meskipun aku tidak berhasil menginjak ruang lingkup kesenian dan menjadi seorang seniman profesional, namun kemampuan dasar yang telah dipelajari dalam beberapa tahun ini tetap saja masih ada.

“Kamu tunggu sebentar, aku ganti baju dulu, kami lihat dulu sendiri, sebentar lagi aku baru memanggilmu ke kamarku.”

Rumah Kakak keempat sangat besar dan luas, rancangan rumahnya sangat berkelas, seluruh sisi dinding sedang menggantung berbagai lukisan terkenal, namun sepertinya dia sendiri juga tidak mengerti, sehingga hanya menggantung semua lukisan yang ada, oleh sebab itu empat sisi dindingnya telah terpenuhi oleh lukisan, kesannya sangat sempit.

Rumah Kakak keempat tidak kekurangan pena dan kertas, bahkan ada lemari khusus untuk menyimpan perlengkapan tersebut.

Aku menunggu sejenak, namun tetap saja tidak mendengar panggilan dari Kakak keempat, dalam hatiku berpikir wanita tersebut memang terlalu bertele-tele dalam mengganti baju, saat ini Jeki meneleponku, setelah putus cinta, Jeki cenderung fokus terhadap bisnisnya, saat ini dia sibuk mencari karyawan dan memintaku untuk interviu di besok.

“Kita benaran tidak perlu mencari wanita ya ? Menurutku tetap saja perlu, tidak mungkin juga selalu menyuruh pria yang melayani tamu wanita kan.”

Menurutku juga demikian, bagusnya wanita yang melayani tamu wanita, bagaimanapun karyawan resepsionis tetap saja membutuhkan seorang wanita, namun wanita tersebut sangat susah ditemukan, syarat adalah harus memiliki kecantikan dan kepintaran dalam berbicara, titik paling pentingnya adalah harus melepaskan harga diri yang tidak diperlukan.

Namun belum tentu juga harus dirinya yang melayani sendiri, bagaimanapun sifat bisnisku ini termasuk bisnis yang melanggar hukum, sehingga memerlukan wanita yang tidak segan dalam melayani tamu.

Apabila ada tamu yang menginjak masuk, wanita tersebut harus inisiatif dalam menawarkan berbagai program, begitulah pekerjaan utama dari wanita tersebut, lagi pula wanita seperti ini biasanya sangat berwewenang di dalam clubhouse.

Wewenang dirinya bahkan lebih besar daripada pemilik clubhouse, namun Jeki mengatakan bahwa dirinya telah mengenal beberapa wanita yang bekerja di clubhouse lainnya, sehingga mungkin saja dapat menawarkan mereka untuk bekerja ke clubhouse dirinya.

Aku dan Jeki membahas waktu dan tempat interview, setelah itu Kakak keempat langsung memanggilku.

Aku naik ke lantai atas dan mendorong pintu kamar, setelah melirik sekilas, aku langsung menutup pintu dan mundur keluar.

“Kamu masuk saja !”

Kakak keempat yang ada di dalam langsung memanggilku, saat ini tubuhnya telah telanjang bulat, kedua tangannya menutupi bagian dadanya, dia berbaring di atas sofa dengan melipatkan kedua kakinya.

Aku berdiri di luar pintu dan mengintip sekilas lewat celah pintu, rasanya menyakitkan mata :”Mbak, kamu bukannya mau memintaku melukis dirimu ya, kamu…”

“Iya, memang menyuruhmu masuk untuk melukis, kamu sedang berpikir apa ? Haha… Kalian orang yang belajar seni bukannya lebih terbuka ya ? Tidak pernah melihat tubuh wanita ?”

Tentu saja tidak mungkin, pada saat kuliah sudah sering melukis tubuh model wanita, tetapi mereka dan Kakak keempat mana mungkin bisa sama ?

“Boleh pakai bajunya dulu ?”

Aku benar-benar tidak berani melihatnya, namun aku tidak menyangka kalau Kakak keempat akan berjalan menghampiri dan membuka pintu, lalu berdiri di hadapanku dengan tubuh telanjang bulat, setelah itu dia memegang tanganku dan menarikku ke dalam kamarnya.

“Kamu mengira aku mau menerkam kamu ya ?”

Kakak keempat tidak merasa segan, menerkam diriku atau tidak sama sekali bukan masalah bagi dirinya, namun dia sangat menghargaiku dan tidak memaksaku.

Aku mendengar sejenak mengenai penjelasannya, setelah itu aku telah mengerti maksudnya, Kakak keempat memang berniat memintaku untuk melukis dirinya, bagaikan Jack yang melukis untuk Rose pada saat di dalam film.

Akan tetapi Kakak keempat tidak berpasangan dan dapat membuka bajunya dengan terus terang, aku sama sekali tidak ada persiapan. Apabila mengetahui bahwa akan melukis tubuh tanpa busana, aku pasti akan mencari alasan untuk meninggalkan tempat.

Apabila pada lukisan biasanya, aku hanya memerlukan waktu belasan menit untuk menyelesaikannya, namun pada saat ini, aku sepertinya harus menghabiskan waktu satu jam lebih, saat ini Kakak keempat sedang berbaring di atas sofa dan menatapku dengan tatapan menertawai, sejak aku masuk ke dalam kamar ini, senyuman di wajahnya sama sekali tidak pernah memudar.

Sebenarnya usia Kakak keempat telah mencapai empat puluhan, namun dikarenakan perawatannya, sehingga kelihatannya hanya berumur tiga puluhan, aura pesona menebar dari tubuhnya, kesannya bagaikan seorang wanita yang telah dewasa seutuhnya.

Aku sedikit tidak berani menatap Kakak keempat, namun saat ini Kakak keempat terus menatapku dan bergerak sembarangan, sehingga aku terpaksa harus menghentikan tanganku.

“ Kakak keempat, boleh mempertahankan satu posisi dan jangan bergerak ?”

“Tetapi tubuhku pegal !”

Aku tidak berdaya lagi, kalau dirinya terus bergerak sembarangan, tubuhku pasti akan terjadi reaksi, saat ini aku sudah kesusahan dalam mempertahankan akal pemikiranku.

Kakak keempat mulai bergerak sembarangan lagi dan sama sekali tidak ada kesabaran, akhirnya aku hanya bisa menghampirinya untuk menunjuk dirinya, agar dia dapat menahan kepala dengan satu tangannya dan usahakan menghemat tenaganya.

Namun aku baru saja selesai mengatur postur tubuh Kakak keempat, dia malah sengaja bergerak sembarangan lagi, sebentar saja sudah mengeluh lelah, sepertinya memang tidak mau menyesuaikan permintaanku.

Aku juga tidak berani emosi terhadap Kakak keempat.

“ Rey, aku merasa dirugikan.”

Aku terbengong sejenak, setelah itu Kakak keempat menunjuk tubuhku dan menarik bajuku, saat ini juga aku langsung mengerti maksudnya, Kakak keempat telah telanjang bulat dan membiarkan aku melukis tubuhnya, tetapi aku malahan masih memakai baju, oleh sebab itu dia merasa dirinya telah dirugikan.

“Kamu…” Aku merasa diriku telah dipermainkan Kakak keempat.

Ternyata Kakak keempat berkata : “Aku saja tidak memakai baju, kamu masih berani memakai baju ya ? Kamu juga lepaskan saja.”

Aku terkejut seketika, barusan kita tidak membahas hal ini juga.

“Atau aku membuka bajuku saja ?”

Kakak keempat mengangguk dan tidak berbicara, aku mengira dirinya telah setuju, namun setelah aku membuka bajuku, Kakak keempat berkata lagi :”Kamu lihatlah, aku saja tidak memakai apapun, buka juga celanamu.”

“Ya ?”

“Ya apanya, aku tidak memakai apapun, tetapi kamu malahan masih memakai celana, betapa ruginya aku, jadi mesti buka.”

Aku hanya bisa membuka celanaku dan menyisakan celana dalam, untungnya celana dalam milikku berbentuk persegi empat, bukan segi tiga pada biasanya, sehingga kelihatannya tidak begitu jelas, Kakak keempat mengangguk dan sangat puas, akhirnya aku juga menghela nafas lega.

Setelah itu Kakak keempat berkata :”Masih ada satu lagi kan ?”

“Ini celana dalam, izinkan aku pakai saja, aku dingin !”

“Tidak masalah, kamarku sudah buka pemanas ruangan.”

Kakak keempat sudah nekat untuk melepaskan semua pakaianku, pemanas ruangan telah buka, aku juga tidak ada alasan untuk menolaknya lagi, saat ini dia sedang menatapku dengan tatapan bermain, ketika aku masih belum sempat sadar kembali, Kakak keempat menangkap celana dalam dan menarik dengan kuat, orang seperti dirinya memang sangat berani.

“Hahaha….aku sudah melihat semua, kamu masih segan apanya lagi !” Setelah mendengar suara dirinya yang sedang tertawa mesum, aku merasa sepertinya diriku telah diperkosa.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu