Love Is A War Zone - Bab 40 Penyesalan

"Wuah Wuah.." suara tangisan bayi yang memilukan, suaranya kehabisan nafas.

Saat July berbalik,dia melihat anaknya yang menangis dan berguling jatuh ke bawah, terdiam sejenak dan menjauhi wajah Rossy yang sudah hampir gilak dan menggendong anak itu.

"James pintar, jangan menangis, jangan menangis, kami baik-baik saja ..." Air mata July pun berguliran menurun sampai jatuh ke muka anaknya dan menggendongnya serta melangkah turun ke bawah.

Rossy sedikit tercengang, tapi dia segera kembali tenang sama sekali tidak ada perasaan menyesal.

“Bukankah ini anak liar, mengapa kamu begitu gugup?” Rossy mendengus dan berbalik masuk ke dalam ruangan.

July menggendong anaknya sambil keluar dari rumah Xu,James yang barusan keluar mobil berjalan turun di tempat perhentian mobil.

"James selamatkan anak , selamatkan anakku, aku mohon ..."July menggendong anak yang menangis hampir kehilangan napas dan berlari mendekat dan duduk di samping James.

Pria itu merasa malu saat melihat July, sama sekali tidak terkejut.

Tetapi anak yang menangis di pangkuannya, membuatnya melihat ekspresi July yang putusasa saat dia pergi setahun yang lalu.

Hati James bergetar, dia memegang July masuk ke mobil serta membantunya menarik sabuk pengaman dan pergi dengan kecepatan cepat.

Sepanjang jalan, dari kaca spion dia melihat July dengan wajah penuh air mata memanggil anaknya, membuat alis mata James merajut erat ,tanpa hentinya menginjak pedal gas ...

Tangisan July membuatnya merasa sangat tertekan, tidak peduli siapa anak itu, selama itu adalah milik July , itu berarti adalah miliknya!

......

Rumah sakit.

Anak itu dibawa ke ruang gawat darurat, July berdiri di pintu ruang operasi dengan matanya yang terus menatap pintu.

Air matanya sudah kering hanya menyisakan kekhawatiran.

James kecil kamu tidak boleh bermasalah, tidak boleh!

Kalau kamu bermasalah ibu beneran tidak tahu mau bagaimana hidup ...

Keputusasaan dan patah hati yang tidak pernah terlihat dalam waktu yang lama terlihat kembali,tubuh kurus July tidak bisa menghentikan gemetarannya.

James Mo berjalan dan memegang punggung rampingnya dari belakangnya, meletakkan dagunya di bahunya, sangat menutupi matanya, dan berkata, "Maaf ... maaf ..."

July dalam keadaan kaku dan ingin melepaskan diri darinya. Tapi kekuatan tangan pria tersebut sangat besar, dia sama sekali tidak bisa mendorongnya.

Dia memejamkan mata dan membiarkannya memegangnya dengan serius.

Suara James tertegun, "Maafkan aku ..."

Setelah perkataan maaf yang tiada terhitungnya, dia berhenti dan berkata, "Maafkan aku, aku mencintaimu."

Air mata yang ditahan July akhirnya mengalir turun ke pipi.

Tubuhnya yang langsing menjadi lebih bergetar, mengangkat tangannya dan menutupi mulutnya, berusaha agar dirinya tidak menangis.

Tetapi air mata yang tidak bisa berhenti, semua mengalir turun ke arah jarinya.

James Mo merasakan wanita bergemetar yang ada di pelukannya, dan matanya tiba-tiba menjadi merah. "Maaf, July, maafkan aku ..."

Suaranya tiba-tiba menjadi serak, kedengarannya sangat sedih.

July hanya merasa bahwa hatinya bukan lagi menjadi miliknya sendiri, terasa sangat sakit bahkan dia tidak bisa merasakannya lagi ...

Keduanya pun berdiri di depan pintu ruang operasi dan menangis tanpa hentinya.

Dokter akhirnya keluar. July dengan cepat mendorong James Mo dan dengan suara serak bertanya, "Dokter, bagaimana, apakah anakku baik-baik saja?"

Dokter melepas maskernya dan merilekskan wajahnya dengan napas santai. "Apakah ada keluarga kalian yang belajar medis? Apakah kalian telah melakukan pertolongan pertama untuk anak Anda? Bagus sekali. Anak itu mendapat pertolongan tepat waktu dan benar, sekarang hanya sedikit gegar otak dan sedikit trauma, tetapi anak itu telah mendapatkan kejutan yang besar jadi harus menghibur anak itu dengan baik. "

Air mata July jatuh lagi dan mengangguk, "iya, pasti akan kujaga dengan baik ,Terima kasih!"

James Mo merangkul bahu July sambil berkata "Ketika aku melihatmu memijat anakmu di mobil, aku yakin bahwa kamu adalah July aku, istriku ..."

Dalam tatapan pria itu, tidak ada kesenangan maupun kebahagiaan.

Julynya, wanitanya, telah bersamanya.

Di masa depan, hanya bisa berada di sisinya selamanya.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
5 tahun yang lalu