Love Is A War Zone - Bab 21 Menangis dan Meratap
Setengah bulan kemudian, James Mo menikahi Rossy Xu.
Melihat James Mo akhirnya menikahi putri kesayangan mereka seperti rencana awal, pasangan suami istri Richard Xu dan Alice Wang tidak mampu menyembunyikan rasa bahagia.
Hanya Rossy Xu yang selalu dipenuhi rasa was-was.
Malam pertama, Rossy Xu sudah menunggu lama, James Mo yang sekujur tubuhnya beraroma alkohol akhirnya datang.
Rossy Xu gemetar, berbalik badan menyambutnya, tiba-tiba dari balik badan James Mo muncullah empat pria tinggi besar berbaju hitam. Mereka datang mengawasinya.
“James Mo, ini, ini ada apa?” tanya Rossy Xu sambil berpura-pura tenang.
“Kamu sudah tidak punya rahim, saya takut hubungan seksual kita akan terasa terlalu hampa. Saya sudah mencarikanmu sebuah rahim yang cocok, kita sekarang pergi ke rumah sakit untuk melakukan transplantasi.” ucap James Mo ringan.
Rossy Xu langsung dihinggapi ketakutan, “Tidak mau, James Mo! Bukankah kamu bilang kita bisa mencari ibu pengganti? Bukankah kamu bilang kamu tidak rela menyakitiku lagi? James Mo, ini adalah malam pertama kita, saya tidak ingin ke rumah sakit......”
Di tengah tangisan dan ratapannya, Rossy Xu melihat James Mo melayangkan tangan seolah tengah memberi instruksi. Keempat pria ini langsung bergerak menyeretnya keluar kamar.
Ia melawan dan mengekang sepanjang jalan, tetapi pada akhirnya tetap kalah. Ia dipaksa masuk ruang operasi. Dokter mentransplantasikan sebuah rahim di dalam perutnya.
Sepulangnya dari rumah sakit, pada malam pertamanya di Villa Country Garden, di tengah kegelapan pria itu menindihnya di atas kasur, memasukannya sekali demi sekali.
Meski tidak nyaman dengan sikap kasarnya, tetapi setiap kali Rossy Xu teringat bahwa ia perlu berkorban sedikit untuk menjadi “Nona Mo”, ia selalu berusaha menahan diri.
......
Mo’s Corp.
Usai mendengar laporan asistennya, James Mo dengan satu kibasan langsung menjatuhkan semua barang yang ada di atas mejanya. “Sekelompok manusia tidak berguna! Ini hanya seorang wanita! Kalian sudah mencarinya berbulan-bulan, masa sedikit kabar pun tidak ada? Mana mungkin ia telah menyublim?”
Asistennya dengan takut berujar, “Maaf, kami benar-benar tidak mampu. Semua tempat yang mungkin menjadi tempat penyimpanan paspor nyonya sudah kami cari, semua data transportasi darat, laut, dan udara yang bisa dicek pun sudah kami cek, tetapi kami sama sekali tidak menemukan informasi tentangnya!”
“Cari! Lanjutkan pencarian! Kalau pun perlu mengosongkan laut atau meratakan gunung, kalian tetap wajib mencarikan July Xu untukku!” perintah James Mo. Ia menggebrak meja, hanya terdengar suara “brak”, dari kepalan tangannya terdengar suara retakan tulang.
Asistennya ia perintah pergi. Ia berdiri di dalam ruang kerjanya yang berantakan, memejamkan mata dalam-dalam.
July Xu, kamu sebenarnya pergi ke mana, mengapa sedikit petunjuk pun tidak kau tinggalkan!
Dendam saya sudah hampir selesai dibalaskan, sekarang saya sudah bisa bebas bersamamu!
Kembalilah, gadisku!
......
Jepang.
Di bawah pohon sakura yang luar biasa indah, July Xu memakai baju wol putih dan duduk di atas kursi roda. Ia mengangkat kepalanya, menatap bunga-bunga yang gugur. Matanya sedu.
Dylan Zhao mendorong pelan kursi rodanya sambil berkata lembut, “July Xu, sebenarnya saya tidak ingin mengajakmu melihat bunga sakura, karena saya tahu kau suka bunga. Orang yang suka bunga bisa sangat mencintainya, tetapi sekaligus juga bisa merasa murung dan sedih melihatnya layu.”
July Xu mengumpulkan kembali kesadarannya, lalu menggigit bibir dan berkata pelan, “Saya bahkan bukan Lin Daiyu, tidak sebegitu emosionalnya. Saya hanya...... Saya hanya sedikit kangen rumah.”
Sepulangnya dari rumah sakit, July Xu langsung pergi ke Jepang. Kejadian yang berlangsung sangat kilat ini terjadi beberapa bulan lalu.
Ia awalnya berpikir, kalau tidak berjumpa dengan orang itu lagi, ia pasti bisa melupakan luka hatinya yang sedemikian dalam.
Ia pada akhirnya terlalu polos...... Ada beberapa luka, yang sekalinya terpahat di hati, akan selamanya ada di situ.
Dylan Zhao mengernyitkan alisnya, di samping July Xu berlutut, “July Xu, badanmu baru saja pulih. Kalau kamu sekarang pulang, saya takut kondisi psikologismu akan berdampak buruk pada tubuhmu. Lagipula, kamu sekarang juga sedang hamil......”
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Perfect Lady
AliciaCinta Dan Rahasia
JesslynI'm Rich Man
HartantoHis Second Chance
Derick HoLove Is A War Zone×
- Bab 1 Perceraian
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Persyaratan
- Bab 4 Ancaman
- Bab 5 Cemburu
- Bab 6 Kekecewaan
- Bab 7 Sangat Kejam
- Bab 8 Keguguran
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Transplantasi
- Bab 11 Tertusuk
- Bab 12 Julukan
- Bab 13 Cinta Yang Salah
- Bab 14 Tidak Lagi Berhutang Padamu
- Bab 15 Membunuh Orang
- Bab16 Sudah Mati
- Bab 17 Amarah
- Bab18 Mencekik
- Bab 19 Surat Cinta
- Bab 20 Puas
- Bab 21 Menangis dan Meratap
- Bab 22 Hamil
- Bab 23 Benci Setengah Mati
- BAB 24 Interogasi
- Bab 25 Memikat
- Bab 26 Fatal
- Bab 27 Kornea Mata
- Bab 28 Membosankan
- Bab 29 James Xu
- Bab 30 Blokade
- Bab 31 Kecanduan
- Bab 32 Pelukan
- Bab 33 Anak Yatim Piatu
- Bab 34 Diluar Dugaan
- Bab 35 Tidak Cinta
- Bab 36 Kemandulan
- Bab 37 Kebutaan
- Bab 38 Sangat Berbahaya
- Bab 39 Hati Yang Koyak
- Bab 40 Penyesalan
- Bab 41 Mencintaimu
- Bab 42 Cemas
- BAB 43 Balas Dendam
- Bab 44 Penghinaan
- Bab 45 Ciuman
- Bab 46 Aku juga mencintainya
- Bab 47 Ending