Love Is A War Zone - Bab 25 Memikat
Lukisan itu mirip sekali.
Oh tidak, Rossy melihat bahwa setiap lukisan July yang digambar James menjadi lebih indah dan lebih menawan daripada orang aslinya.
Rossy sudah mau gilak.
Dia pasti sudah salah melihatnya!
Dari sewaktu dia masih kecil hingga bertumbuh dewasa, bukankah James sangat membenci July? Mengapa masih bisa melukis begitu banyak potretannya?
Dilihat dari tanda tangan karyanya, semua lukisannya dilukis pada usia itu, bukanlah lukisan baru-baru ini.
Jika begitu, James berarti secara diam-diam melukis July sejak usia dini.
Sudah bertahan selama bertahun-tahun dan melukis begitu banyak.
Apa masih ada lukisan yang belum digantung di dinding?
Rossy melihat lukisan gulir di keranjang kertas berikutnya dan melihat kotak yang penuh lukisan. Dia menuju ke sana tanpa ragu dan membuka lukisan itu satu per satu ...
July lagi July lagi.
Lagi lagi July!
Semua lukisan potretan July sangatlah indah yang bisa membuat orang cemburu,gilak,membuat orang ingin merobek wajahnya yang naif.
James yang sedang menggambar setelah mendengar gerakan di belakangnya, tatapannya menjadi rendah, seolah-olah dia tidak mendengarnya dan terus menyelesaikan lukisan di tangannya.
Itu merupakan sketsa.
Bahkan jika tidak ada model di depannya, siluet karakter yang ia sketsa sangatlah realistis.
Karena semua penampilan tentang wanita itu telah lama terukir dalam benak dan hatinya.
Lukisan yang dia lukis ialah sebuah sosok July yang sedang berbaring di kamar steril, diam-diam menutup dan meneteskan air matanya.
Wajah polos, bulu mata panjang juga bibir yang kering..
Itu semua adalah gambaran yang bisa diingatnya dalam ingatannya.
Setelah itu, saat dia membuka matanya menjadi seperti orang, yang membuatnya merasakan keasingan yang membuatnya tidak berani mendekatinya.
"Kenapa? Kenapa?!" Rossy sudah gilak dan melempar semua lukisannya ke tanah, meraung , menjerit serta histeris.
James menunggunya sampai dia tenang. Ketika dia diam, James dengan samar berkata, "Jika kamu ingin merobeknya, kamu ingin membakarnya aku masih tetap akan melukisnya sampai aku tua ,kamu selamanya tidak akan pernah merobeknya!"
Rossy dengan mata merah berlari dan meraih pensil yang berada di tangan James sambil berkata “Kenapa?! Kamu bilang kenapa! Kamu jelas tidak menyukai July, kenapa lukisan di studio itu mukanya! "
James bahkan tidak menatapnya, mengambil pena dari sisi lain dan terus menggambar lukisan itu.
Rossy yang kesal dengan sikap acuh tak acuh James menendang bingkai kanvasnya. Bingkai kanvasnya pun terjatuh ke lantai.
Dia tertegun dan menatap James dengan sedikit ketakutan.
Diluar kedugaannya James masih tidak marah, meletakkan pena yang ada di tangannya kembali ke tempat pena, perlahan-lahan berdiri dan berbalik. "Jika kamu ingin membakar kamar ini tidak masalah, karena aku pergi ke mana, disana akan menjadi tempatku menggambar! "
Setelah dia berkata selesai langsung melangkah keluar.
Rossy tertegun sejenak,dengan cepat memegang tangannya, "James kamu tidak boleh pergi! Kamu beritahu aku anak yang ada di perutku ini, kenapa bukan milikmu! Kenapa!"
James berhenti, dengan bibir dingin sedikit mengait, berbalik dan memandangnya, "Rossy apakah kamu pikir aku akan menyentuh seorang wanita kotor yang telah tidur dengan lelaki yang tak terhitung jumlahnya?"
Rasa jijik di matanya pun tidak bisa disembunyikan, Rossy tertegun, "James aku diperkosa , bukannya kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan membenciku?"
"Haha" James dengan tatapan dingin melepaskan tangannya, "Rossy selama bertahun-tahun ini kamu benaran mengira aku bodoh ya? Bodoh sampai tidak mengetahui bahwa kamu telah menipuku? Sebelum kamu diperkosa apakah tubuhmu bersih? Apakah kamu sengaja mencari seseorang untuk memperkosamu bukan karena kamu ingin menutupi bahwa kamu sudah bukan wanita virgin? Apa kamu pikir kamu telah menjebak July tidak ada orang yang mengetahuinya ? "
Suaranya satu per satu kalimat menjadi lebih dingin dari kalimat sebelumnya.
Rossy panik dan menggoyangkan kepalanya ,ketika dia naik dia memeluk James berkata, "Tidak James , tidak kamu pasti sudah mendengar omong kosong July ! Aku bukanlah orang seperti ini ..."
Saat James melepaskannya , Rossy terjatuh ke tanah.
Melihat wanita yang menyedihkan , kesuraman James terlihat, "Apakah kamu mengira bahwa masalah obat waktu itu bisa membuatku tidak mengetahuinya? Walaupun aku hidup tanpa wanita,aku tidak akan pernah menyentuh wanita sepertimu! Malam itu yang tidur di sini sama sekali bukan aku! "
Rossy yang baru akan bangun setelah mendengar kalimat ini, jatuh kembali dan terduduk, air matanya mengalir, "James bagaimana kamu bisa memperlakukanku seperti ini ... Aku benar-benar mencintaimu, aku lebih mencintaimu daripada pelacur July itu."
"Diam!" James menendang bahu Rossy dan berjongkok , memandangnya dengan sikap merendahkan, menggigit giginya berkata "Kamu tidak punya hak untuk menyebutkan nama Juli, lebih tidak berhak untuk memarahinya! Mulai dari sekarang ini,jika aku mendengar mulutmu menyebutkan namanya, jangan salahkan aku bersikap tidak sungkan kepadamu! "
James muak padanya membuat Rossy sesaat ini merasakan kedinginan langsung .
Cinta yang tidak didapatkan menghasilkan kebencian, dia tiba-tiba merasa bahwa dia bukan hanya membenci July, tetapi juga membenci pria ini!
Dia telah menipunya selama bertahun-tahun ini!
Dia berpikir bahwa dia benaran tidak menyukai July, tetapi menyukainya Rossy!
Dan pria yang jahat dan licik ini, ternyata July merupakan satu-satunya yang dia miliki.
Setelah bertahun-tahun, dia bisa berpura-pura bersama dengannya,tetapi hatinya malah selalu ingat pada July!
Sangatlah mengerikan !
“James kamu terlalu kejam padaku!” Rossy berteriak dengan keras.
James mendengus, "Aku bisa mengabaikan ini dibandingkan dengan apa yang telah kamu lakukan pada July!"
Ketika pria itu berkata selesai dia langsung pergi.
Rossy pun menikam lukisan yang berada di dekatnya dengan kukunya yang tajam dengan pandangan yang menakutkan.
"James kamu lihat apa ini!" Dia meraih lukisan itu dan mengeluarkan suaranya, "ini sepertinya July."
James awalnya tidak ingin memperhatikannya, tetapi ketika mendengar nama July, dia tidak ragu-ragu untuk memutar dan melihat ke belakang .
Namun, saat matanya baru saja berbalik ada bayangan hitam yang menikam matanya.
Sudah terlambat untuk mengelak ...
"Oh ..." Setelah benda tajam menembus masuk, seluruh studio pun menjadi sunyi.
Setelah melihat mata kiri pria itu menumpahkan darah, Rossy ketakutan sehingga matanya melebar, dan tangan yang memegang pena dengan cepat terlepas , dengan panik berdiri. "Bukan aku, bukan aku ... James, maaf, aku tidak sengaja , aku tidak sengaja ... "
July yang sedang tidur siang pun tiba-tiba terbangun, mimpi buruknya membuat seluruh kepalanya berkeringat.
Memikirkan mimpi buruk itu, dia segera bangkit dan berjalan tanpa alas kaki ke ranjang bayi.
Bayi kecil yang baru lahir itu sedang tertidur manis, mulutnya yang kecil sepertinya sedang manja.
July menghela napas dan membungkuk tubuhnya untuk mencium bayi tersebut, sambil duduk di sebelah ranjang bayi.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaAnak Sultan Super
Tristan XuEternal Love
Regina WangCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaIstri Yang Sombong
JessicaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoUnlimited Love
Ester GohLove Is A War Zone×
- Bab 1 Perceraian
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Persyaratan
- Bab 4 Ancaman
- Bab 5 Cemburu
- Bab 6 Kekecewaan
- Bab 7 Sangat Kejam
- Bab 8 Keguguran
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Transplantasi
- Bab 11 Tertusuk
- Bab 12 Julukan
- Bab 13 Cinta Yang Salah
- Bab 14 Tidak Lagi Berhutang Padamu
- Bab 15 Membunuh Orang
- Bab16 Sudah Mati
- Bab 17 Amarah
- Bab18 Mencekik
- Bab 19 Surat Cinta
- Bab 20 Puas
- Bab 21 Menangis dan Meratap
- Bab 22 Hamil
- Bab 23 Benci Setengah Mati
- BAB 24 Interogasi
- Bab 25 Memikat
- Bab 26 Fatal
- Bab 27 Kornea Mata
- Bab 28 Membosankan
- Bab 29 James Xu
- Bab 30 Blokade
- Bab 31 Kecanduan
- Bab 32 Pelukan
- Bab 33 Anak Yatim Piatu
- Bab 34 Diluar Dugaan
- Bab 35 Tidak Cinta
- Bab 36 Kemandulan
- Bab 37 Kebutaan
- Bab 38 Sangat Berbahaya
- Bab 39 Hati Yang Koyak
- Bab 40 Penyesalan
- Bab 41 Mencintaimu
- Bab 42 Cemas
- BAB 43 Balas Dendam
- Bab 44 Penghinaan
- Bab 45 Ciuman
- Bab 46 Aku juga mencintainya
- Bab 47 Ending